Spektroskopi resonansi kuadrupol nuklir (NQR) adalah teknik analisis kimia yang terkait dengan resonansi magnetik nuklir (NMR). Tidak seperti NMR, transisi nuklir NQR dapat dideteksi tanpa adanya medan magnet, sehingga spektroskopi NQR disebut "resonansi magnetik nuklir medan nol". Fitur ini memberi NQR keuntungan yang tak tertandingi dalam menganalisis bahan padat.
Resonansi NQR dimediasi oleh interaksi gradien medan listrik (EFG) dengan momen kuadrupol dari distribusi muatan nuklir.
Prinsip kerja NQR didasarkan pada fakta bahwa setiap inti dengan lebih dari satu partikel inti yang tidak berpasangan (seperti proton atau neutron) akan memiliki distribusi muatan yang tidak merata, yang mengarah pada pembentukan momen kuadrupolnya. Ketika kerapatan awan elektron yang ada di sekitar inti tidak seragam, gradien medan listrik yang diberikan menyebabkan tingkat energi inti berubah secara tidak merata. Hal ini memungkinkan nukleus untuk menyerap sejumlah energi di bawah radiasi elektromagnetik RF (frekuensi radio), yang sangat mirip dengan NMR tetapi berbeda karena penyerapan dalam NQR terjadi di lingkungan tanpa medan magnet eksternal.
Dalam NQR, banyak frekuensi transisi sangat bergantung pada suhu, menjadikannya alat yang berguna untuk mempelajari perubahan fase dalam bahan padat.
Teknologi NQR dapat secara sensitif mendeteksi interaksi antara momen kuadrupol nuklir dan gradien medan listrik di sekitar nukleus, yang menjadikan NQR penting untuk menganalisis ikatan, karakteristik struktural, perubahan fase, dan dinamika molekuler senyawa padat.
NQR sangat menonjol dalam ilmu farmasi, dan penerapan 14N-NQR khususnya telah memungkinkan diferensiasi senyawa enantiomerik dari obat yang tampaknya serupa. Misalnya, dalam studi D-serin dan L-serin, meskipun kedua senyawa tersebut memiliki komposisi yang serupa, keduanya memiliki sifat yang berbeda.
D-serin dianggap sebagai biomarker potensial untuk penyakit Alzheimer, sementara L-serin adalah obat yang saat ini menjalani uji klinis manusia yang disetujui FDA.
Selain itu, NQR dapat membedakan heterogenitas kristal, yang sangat penting untuk mengidentifikasi keaslian obat. Misalnya, obat yang mengandung sulfonamida sering kali muncul dalam bentuk polimorfik, dan perbedaan dalam frekuensi NQR dan konstanta kopling kuadrupol terkait serta parameter asimetri membuat identifikasi ini layak dilakukan.
Meskipun NQR memiliki keunggulan yang signifikan, tantangan teknisnya tidak dapat diabaikan. NQR memerlukan sampel dengan ukuran yang cukup karena intensitas sinyal biasanya rendah. Selain itu, kelimpahan isotop rendah dari inti aktif NQR membuat perolehan sinyal efektif secara eksperimental menjadi lebih sulit.
Mirip dengan teknik NMR tradisional, NQR juga dapat digunakan untuk mengukur campuran air/gas/minyak dalam sumur minyak secara real time, membantu menghitung kapasitas sumur yang tersisa dan mengoptimalkan proses ekstraksi.Dalam konteks teknis NQR, persyaratan untuk frekuensi terukur dan ukuran sampel membatasi popularitas teknologi ini.
Terakhir, sifat medan nol NQR membuka beberapa kemungkinan arah masa depan untuk aplikasinya, termasuk deteksi bahan peledak. Meskipun ada perangkat di masa lalu yang mengklaim dapat mendeteksi bahan peledak menggunakan NQR, kemajuan ilmiah yang sebenarnya masih terus berlanjut.
Singkatnya, NQR bukan hanya alat analisis kimia, tetapi juga sarana studi mendalam tentang interaksi antara inti dan lingkungannya. Dengan kemajuan teknologi, NQR dapat menunjukkan potensi dan aplikasinya yang unik di lebih banyak bidang di masa mendatang. Kemungkinan baru apa yang akan dihadirkan oleh perkembangan tersebut?