Hutan, lahan berhutan, dan semak belukar Mediterania merupakan bioma yang ditetapkan oleh World Wildlife Fund. Umumnya bioma ini memiliki musim panas yang kering dan musim dingin yang hujan, meskipun curah hujan mungkin merata di beberapa daerah. Menurut para ahli, karakteristik iklim dan keanekaragaman hayati daerah-daerah ini menjadikannya tempat yang ideal untuk menjelajahi keajaiban alam.
Kekhususan wilayah ekologi ini menyatukan 10% spesies tumbuhan di planet ini.
Hutan, lahan berhutan, dan semak belukar Mediterania sebagian besar terdapat di zona iklim Mediterania, terutama di garis lintang tengah. Daerah-daerah ini meliputi cekungan Mediterania, vegetasi Chili, semak belukar dan lahan berhutan California, Western Cape, dan Australia Selatan bagian barat daya dan selatan. Bioma ini tidak terbatas pada iklim Mediterania, tetapi juga dapat terdapat di iklim lain, seperti iklim samudra yang lebih kering dan iklim subtropis yang lembap, serta di daerah subur di iklim semi-kering.
Meskipun dibandingkan dengan daerah beriklim non-Mediterania, tumbuhan di daerah ini memiliki beberapa karakteristik dan spesies yang sangat unik.
Zona iklim Mediterania memiliki berbagai jenis vegetasi, mulai dari hutan hingga lahan terbuka, padang rumput, semak belukar, dan padang rumput. "Habitat mosaik" sangat umum di sini, di mana berbagai jenis vegetasi saling bersilangan, menunjukkan perubahan kompleks pada tanah, topografi, angin, sinar matahari, riwayat kebakaran, dan faktor-faktor lainnya.
Banyak tumbuhan berkayu yang menghuni iklim Mediterania adalah tumbuhan sklerofil, yang dicirikan oleh daun kecil dan gelap dengan lapisan luar lilin yang menahan kelembapan.
Komunitas tumbuhan utama meliputi hutan, lahan terbuka, padang rumput, dan semak belukar. Kebakaran memegang peranan penting dalam zona ekologi ini, baik yang terjadi secara alamiah maupun yang disebabkan oleh manusia. Kebakaran yang sering terjadi membuat area ini sangat rentan, sehingga tanaman berevolusi untuk beradaptasi dengan fenomena ini.
Banyak tanaman di wilayah Mediterania sebenarnya bergantung pada api untuk reproduksi sebagai bagian dari kelangsungan hidup mereka.
Sayangnya, area ekologi ini telah mengalami kerusakan yang luar biasa akibat aktivitas manusia, termasuk penggundulan hutan, penggembalaan berlebihan, transformasi pertanian, urbanisasi, dan masuknya spesies eksotis. Banyak tanaman dan hewan asli telah terancam punah.
Banyak komunitas biologis di wilayah Mediterania telah mengalami keruntuhan ekologis dan hilangnya fungsi akibat pengaruh manusia.
Baik melalui aksi kebakaran atau dampak aktivitas manusia, keunikan wilayah iklim Mediterania tetap menjadi pengingat bahwa melindungi ekosistem yang rapuh ini merupakan tanggung jawab bukan hanya para ahli ekologi, tetapi juga semua orang yang peduli terhadap masa depan planet kita. Misi bersama. Dalam tantangan perubahan iklim global saat ini, dapatkah kita menemukan cara yang efektif untuk melindungi lingkungan ekologi yang berharga ini?