Endang Dewi Lestari
Sebelas Maret University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Endang Dewi Lestari.
Scientific Programming | 2016
Endang Dewi Lestari
Latar belakang. Purpura Henoch-Schoenlein merupakan suatu peradangan akut pembuluh darah kecil sistemik yang diperantarai oleh IgA dan sering terjadi pada anak. Pada perjalanannya, dapat bermanifestasi pada ginjal hingga dapat menyebabkan gagal ginjal terminal. Pemantauan jangka panjang diperlukan agar dapat mengetahui gejala awal manifestasi renal. Tujuan. Mengetahui keterlibatan ginjal pada anak dengan PHS, di samping mengetahui usia dan gejala klinis lain yang timbul. Metode. Penelitian deskriptif retrospektif dengan sumber data sekunder rekam medik Bagian Anak RSAB Harapan Kita Jakarta, selama lima tahun. Hasil. Terdapat 37 pasien anak dengan PHS yang menjalani rawat inap, terdiri dari 16 orang laki-laki (43,2%) dan 21 orang perempuan (56,7%). Manifestasi yang muncul berupa hematuria 18,9% dan/atau proteinuria 10,8%, darah samar urin 21,6%, leukosituria 13,5%. Usia rata-rata yang mengalami nefritis (9,3±3,2) tahun, sedang yang tidak (7,03±2,5). Gejala klinis lain yang ditemukan berupa demam (37,8%), nyeri perut (56,7%), melena (16,2%), dan arthritis/arthargia (54,1%). Kesimpulan. Di antara 37 pasien anak PHS, 8 orang (21,6%) dalam perjalanan penyakitnya didapatkan gejala manifestasi ginjal, dengan darah samar pada urin sebagai manifestasi yang terbanyak. Pasien yang mengalami nefritis PHS pada umumnya berusia lebih tua dibandingkan yang tidak. Nyeri perut menjadi gejala klinis lain yang paling banyak dijumpai.
Scientific Programming | 2016
Catur Prangga Wadana; Rosaline Ni Krimadi; Rustam Siregar; Endang Dewi Lestari; Harsono Salimo
Latar belakang. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium. Terapi yang sering digunakan adalah ACT (artemisinin combination therapy) yang berguna untuk membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh. Tujuan. Penelitian untuk melihat efektifitas terapi ACT dan profil malaria pada anak di kabupaten Sorong selatan. Metode. Penelitian potong lintang selama 2 bulan (Januari sampai februari 2015) pada 89 anak. Diagnosis malaria ditegakkan melalui pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menemukan parasit dan spesies malaria. Dicatat terapi ACT, manifestasi klinis, dan penyakit penyerta. Hasil. Terdapat 41 anak mengikuti penelitian, didapatkan 25 (61%) anak perempuan dengan 21 (51,3%) didominasi kelompok usia lebih dari 5 tahun. Penyakit malaria tersiana didapatkan pada 23 (56,8%) anak. Terapi ACT, menghasilkan tidak adanya parasitemia dan suhu aksila <37,50C sampai hari ke-4, menunjukkan efektifitas 95%. Kesimpulan. Terapi ACT masih efektif untuk mengobati malaria pada anak di Kabupaten Sorong Selatan.
Scientific Programming | 2016
Sri Martuti; Endang Dewi Lestari; Bambang Soebagyo
Latar belakang. Lingkar pinggang atas seringkali dihubungkan dengan obesitas sentral yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular Tujuan. Untuk mengetahui prevalensi abnormalitas kardiovaskular dan prediktor faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular di antara anak-anak obes. Metode. Penelitian cross sectional dilaksanakan dari Januari sampai Februari 2005. Duapuluh persen dari SD di setiap kecamatan dipilih secara acak. Semua anak obes diikutsertakan dalam penelitian setelah didapatkan izin dari orangtua. Data dianalisa dengan SPSS 10.05 for windows. Odds ratio (OR) untuk faktor-faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah sistolik dan diastolik yang tinggi, kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida yang abnormal dibandingkan antara kelompok yang memiliki lingkar lengan atas kecil dan lingkar lengan atas besar (77,5 cm). Analisa multivariat dilakukan untuk mengontrol faktor lain. Hasil. Diantara anak-anak yang obes, 45,5% menderita hiper trigliserida. Analisa univariat menunjukkan bahwa OR untuk LDL kolesterol yang abnormal, tekanan darah sistolik yang tinggi, tekanan darah diastolik yang tinggi masing-masing adalah 1,6 (95% CI: 0,6-4,5); 4,7 (95%CI: 0,5-41,8) dan 1,9 (95% CI: 0,7-5,6). Odds ratio untuk lingkar lengan atas (77,5 cm) terhadap tekanan darah diastolik yang tinggi adalah 4,4 (95% CI: 1,1-17,7); terhadap tekanan darah sistolik yang tinggi adalah 3,7 (95% CI: 0,4-38,5); terhadap kadar kolesterol LDL abnormal adalah 1,7 (95%CI: 0,4-6,5). Odds ratio untuk kadar kolesterol total, HDL dan trigliserida yang abnormal adalah 1,3 (95% CI: 0,4-6,5); 1,1 (95% CI: 0,4-3,2) and 1,2 (95% CI: 0,5-3,1). Kesimpulan. Prevalensi hipertrigliserida diantara anak obes 45%. Lingkar pinggang atas 77,5 cm harus dipertimbangkan sebagai prediktor faktor risiko penyakit kardiovaskular
Scientific Programming | 2016
Endang Dewi Lestari; Fadhilah Tia Nur; Harsono Salimo
Latar belakang. Kekurangan mikronutrien masih banyak terjadi di negara berkembang. Protein fase akut meningkat secara signifikan selama proses inflamasi akut. Tujuan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar C-reactive protein (CRP) dengan kadar feritin serum pada anak dengan gizi kurang usia 7-9 tahun di sekolah dasar di Surakarta. Metode. Penelitian uji potong lintang dilakukan di 10 SD di Surakarta pada 217 anak gizi kurang usia 7-9 tahun. Hubungan antara kadar CRP dan kadar feritin serum dinilai menggunakan analisis regresi logistik. Analisis statistik menggunakan SPSS versi 17.0. Hasil. Analisis regresi logistik menunjukkan terdapat hubungan secara signifikan antara rata-rata kadar feritin serum dengan kadar CRP>5 mg/L (OR=6,38, p= 0,006, 95% CI 1,7–23,9). Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar CRP dengan kadar feritin serum.
Scientific Programming | 2016
Endang Dewi Lestari; Rustam Siregar; Hari Wahyu Nugroho
Latar belakang. Kejadian infeksi dan inflamasi berhubungan dengan kekurangan zat besi, hal ini digambarkan dengan perubahan kadar feritin serum, zat besi serum, dan saturasi transferin pada saat fase akut. Tujuan. Mengetahui hubungan antara morbiditas dengan kadar feritin serum pada anak dengan gizi kurang usia 7-9 tahun. Metode. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara multi staging sampling. Kadar feritin diukur dengan menggunakan metode ELISA. Kejadian morbiditas infeksi saluran napas dan diketahui dengan pemeriksaan fisik oleh dokter infeksi saluran cerna. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0. Hubungan antara morbiditas dengan kadar feritin serum dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil. Penelitian dilakukan dengan 220 orang anak SD usia 7-9 tahun, terdiri dari 125 (52,27%) lakilaki dan 105 (13,15%) perempuan. Tigabelas (12 anak) mempunyai kadar feritin <12 µg/L. Di antara 79 (86,81%) anak dengan kadar feritin ≥12 µg/L, 1 (7,69%) merupakan infeksi saluran cerna sedangkan 12 (92,31%) menderita infeksi saluran nafas. Kesimpulan. Peningkatan kadar feritin tidak berhubungan dengan kejadian morbiditas pada anak dengan gizi kurang
Paediatrica Indonesiana | 2016
Sunyataningkamto Sunyataningkamto; Iskandar Z; Alan R T; Budiman I; Ahmad Surjono; Tunjung Wibowo; Endang Dewi Lestari; Dwi Wastoro
Paediatrica Indonesiana | 2016
Endang Dewi Lestari; T Ninuk S Hartini; Mohammad Hakimi; Achmad Surjono
Paediatrica Indonesiana | 2012
Endang Dewi Lestari; Lilisianawati Lilisianawati; Saptawati Bardosono; Leilani Lestarina; Harsono Salimo
Paediatrica Indonesiana | 2010
Hari Wahyu Nugroho; Endang Dewi Lestari; Harsono Salimo; Mayasari Dewi; Zusta’in Noor Adhim; Leilani Lestarina
Paediatrica Indonesiana | 2018
Endang Dewi Lestari; Faraissa Hasanah; Novianti Adi Nugroho