Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by I Nyoman Radiarta.
Omni-Akuatika | 2017
Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Seaweed industry has been growing up and is supplied by either wild or cultivated seaweed crops. This study was aimed to present relevant information regarding ecological availability of wild seaweed in Labuhanbua coastal waters, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara and potential use of important species as candidate species for aquaculture. 46 sampling stations were determined along line transects perpendicular to coastal line; and seaweeds sampling were conducted during low tide by using 1 x 1 m 2 quadrat transect. Field data consist of in-situ parameter including number of seaweed species and coverage area of each species; and ex-situ parameters consist of carbohydrate, protein, total C, total N, and total P content of seaweeds. The results showed that 33 species were found and three species has the most widely distribu tion, i.e. Padina sp., Dictyota dichotoma, and Gracilaria salicornia. Turbinaria, Dictyota, Padina, Stoechospermum, Hydroclathrus , Halimeda, and Chaetomorpha might be some important species that could be develop as aquaculture species candidates among other uncultivated species that were found along this study location. They have potencies as human food, livestock feed, neutraceuicals, cosmetics, pulp, textile, biofuel and any other industries; but conversely, they were found in lower density at Labuhanbua coastal waters. These species should be develop through aquaculture technology, involve genetic improvement and possibly genetic engineering. Commercial scale cultivation of those important seaweed species will contribute to industrial needs and prevent decreasing of wild seaweed availability in natural ecosystem.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia | 2017
I Nyoman Radiarta; Supriyono Eko Wardoyo; Bambang Priono; Ongko Praseno
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat utama bagi keberhasilan pengembangan budi daya laut. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan SIG (Sistem Informasi Geografis) guna menganalisis lokasi ideal bagi pengembangan budi daya laut.
Jurnal Riset Akuakultur | 2016
I Nyoman Radiarta; Tri Heru Prihadi; Adang Saputra; Joni Hariyadi; Ofri Johan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelayakan perairan untuk budi daya rumput laut dengan menggunakan metode long line berdasarkan parameter lingkungan di perairan Kecamatan Moro Provinsi Kepulauan Riau. Sebanyak 87 stasiun telah dikumpulkan selama survai lapangan pada bulan Agustus dan Oktober 2004. Data parameter lingkungan dan data penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan sistem informasi geografis dan multi kriteria analisis. Dari total potensial lokasi penelitian seluas 417 km2 (jarak 1 km dari garis pantai), kategori sangat layak di temukan di perairan sekitar Pulau Sugie dan Pulau Combol seluas 110 km2. Hasil verifikasi dari klasifikasi tingkat kelayakan menunjukkan bahwa sekitar 44% dari budi daya yang ada menempati kategori sangat layak. Terdapat sekitar 6% yang menempati perairan dengan kategori tidak layak. This study was conducted to identify suitability site for seaweed culture using long line method based on environmental parameters in adjacent water of Moro Sub District, Riau Island Province. Field observation was primary data sources used in this study that was conducted on August and October 2000. Total of 87 sampling stations were collected during the field survey. Environmental data together with remote sensing data were analyzed using geographic information system and multi criteria analysis. The final result showed that from the total potential site of about 417 km2 (1 km buffer from coastline), area around Sugie Island and Combol Island (about 110 km2) were classified as highly suitable. The result has been verified with the existing seaweed aquaculture. About 44% of existing seaweed culture matched with highly suitable site and about 6% was located in unsuitable site.
Jurnal Riset Akuakultur | 2011
Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Kerang hijau (Perna viridis) merupakan jenis kekerangan yang bernilai ekonomis penting. Teluk Lada Kabupaten Pandeglang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Provinsi Banten sebagai sentra budidaya kekerangan, khususnya kerang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan di Teluk Lada, untuk mendukung kegiatan budidaya kerang hijau. Pengumpulan data lapangan telah dilakukan pada bulan April 2010 yang diambil pada 16 titik pengamatan. Parameter yang diukur meliputi pengukuran langsung di lapangan (kandungan oksigen, pH, suhu, salinitas, kecerahan, dan kedalaman) dan analisis laboratorium (BOD, NO3, NH3, PO4, H2S, TDS, Hg, Pb, Cd, dan kelimpahan plankton). Data kualitas air dianalisis secara deskriptif dan beberapa parameter yang menjadi persyaratan utama dianalisis dengan metode Analisis Komponen Utama (AKU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air pada 16 stasiun pengamatan secara keseluruhan sesuai untuk budidaya kerang hijau, kecuali untuk parameter kedalaman perairan yang sesuai hanya pada 12 stasiun dan untuk parameter pH yang sesuai hanya pada 9 stasiun pengamatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi guna mendukung pengembangan budidaya kerang hijau di Teluk Lada Kabupaten Pandeglang.
Indonesian Aquaculture Journal | 2011
I Nyoman Radiarta; Hatim Albasri; Achmad Sudradjat
Jurnal Riset Akuakultur | 2016
I Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Rusman Rusman
Jurnal Riset Akuakultur | 2014
I Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Rasidi Rasidi
Indonesian Aquaculture Journal | 2014
Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur | 2012
I Nyoman Radiarta; Sophia Lasma Sagala
Jurnal Segara | 2018
I Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Joni Haryadi