Purwono
Diponegoro University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Purwono.
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan | 2015
Wiharyanto Oktiawan; Anik Sarminingsih; Purwono Purwono; Mahfud Afandi
Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Semarang yang didominasi oleh rumen sapi jika tidak diolah dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada manusia dan kerusakan lingkungan. Dampak negatif dari limbah adalah proses pembuangan dan pembersihannya memerlukan biaya serta efeknya dapat mencemari lingkungan. Hal ini mendorong adanya inovasi dan pengembangan teknologi pengolahan air limbah yang murah dan mudah operasional dan pemeliharaannya serta biaya yang sedikit. Upaya meningkatkan keuntungan akan keberadaan limbah dilakukan cara mengolah limbah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses pengolahan limbah tersebut menjadi biogas, bioenergi, dan pupuk. Pupuk yang mengandung magnesium yang tinggi yang beredar di pasaran biasanya berbentuk granul/ serbuk. Apabila tanaman mengalami kekurangan magnesium maka akan menyebabkan kuningnya daun dan menghambat proses fotosintesis yang terjadi di daun. Penambahan limbah garam pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kandungan unsur hara makro C,N,P,K, dan Mg, tidak mencemari lingkungan, tidak merusak struktur tanah, serta mudah dalam pengaplikasiannya. Variasi rasio serat kasar dengan cairan rumen bertujuan untuk mengetahui kandungan paling optimum,antara lain: 100:0 ,75:25 , 50:50 , 25:75 , 0:100 (serat kasar:cairan rumen). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan limbah garam tidak mempengaruhi terhadap kandungan unsur hara C-Organik dan Nitrogen, sedangkan pada kandungan Fospor, Kalium, dan Magnesium memiliki pengaruh dari penambahan limbah garam. Kandungan unsur hara makro paling optimum yaitu C-Organik pada fermentor B1 sebesar 1,44%, Ntotal pada fermentor B2 sebesar 0,73%, Fospor (P2O5) pada fermentor B3 sebesar 2,243%, Kalium pada fermentor B3 sebesar 13,05, dan Mg pada fermentor B3 sebesar 26,82%. Meskipun demikian, pupuk organik cair ini belum memenuhi persyaratan teknis Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah
TEKNIK | 2016
Arya Rezagama; Mochtar Hadiwidodo; Purwono Purwono; Nurul Fajri Ramadhani; Mia Yustika
Jurnal Teknik Lingkungan | 2017
Ruslan Abdul Hamid; Purwono Purwono; Wiharyanto Oktiawan
Jurnal Teknik Lingkungan | 2017
Rapinsho Nuradi; Wiharyanto Oktiawan; Purwono Purwono
Jurnal Teknik Lingkungan | 2017
Tunjung Kusuma Wijaya; Mochtar Hadiwidodo; Purwono Purwono
Jurnal Teknik Lingkungan | 2017
Mohammad Naffah Ainurrofiq; Purwono Purwono; Mochtar Hadiwidodo
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan | 2017
Arya Rezagama; Purwono Purwono; Mochtar Hadiwidodo; Mia Yustika; Zuhda Nur Prabowo
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan | 2017
Debby Bella Saphira; Abdul Syakur; Purwono Purwono
Jurnal Teknik Lingkungan | 2016
Muhamad Hibban; Arya Rezagama; Purwono Purwono
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan | 2016
Purwono Purwono; Mochatar Hadiwidodo; Arya Rezagama