Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Suprapto.
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap | 2018
Tirtadanu Tirtadanu; Suprapto Suprapto; Ali Suman
Pengusahaan udang putih (Penaeus merguiensis De Man, 1888) di perairan sekitar Kotabaru memerlukan upaya pengelolaan agar perikanan udang dapat berkelanjutan.Salah satu informasi penting yang diperlukan sebagai dasar dalam pengelolaannya yaitu aspek biologi.Tujuan penelitian adalah mengkaji sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang-berat, tingkat kematangan gonad dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad udang putih di perairan sekitar Kotabaru. Pengumpulan data diperoleh dari tempat pendaratan udang di Kotabaru pada bulan Januari – November 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ukuran udang putih yang tertangkap cenderung kecil dengan ukuran berkisar antara 14 - 46 mmCL dan rata-rata sebesar 26 ± 3,7 mmCL pada udang jantan dan 28,5 ± 5,3 mmCL pada udang betina. Pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif dan telah terjadi penurunan bobot dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Proporsi tertinggi udang matang gonad terjadi pada bulan Maret sehingga diduga merupakan puncak pemijahan udang putih.Ukuran pertama kali tertangkap udang (Lc = 28,1 mmCL) lebih kecil dibandingkan ukuran pertama kali matang gonad (Lm = 35,3 mmCL) sehingga sebagian besar udang yang tertangkap belum melakukan pemijahan. Dalam rangka menjaga keberlanjutan sumberdaya udang putih di Kotabaru, disarankan melakukan penutupan penangkapan di bulan Maret dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dengan ukuran minimum tertangkap lebih besar dari 35 mmCL atau kurang dari 27 ekor dalam 1 kg. The exploitation of banana prawn (Penaeus merguiensis De Man, 1888) in Kotabaru Waters need management strategy, so the prawn fisheries in Kotabaru waters could be sustainably exploited. The important information needed for its basis management are was biological aspects of banana prawn. The aim of this research were to study about length frequency, length-weight relationship, maturity stages and length at first first mature of banana prawn in Kotabaru Waters. The research was conducted at landing site of prawn in Kotabaru and the samples were collected in January – November 2016. The method used for sampling was random sampling. The results showed that the size of banana prawn tend to become smaller with the size between 14-46 mmCL and the mean size were 26 ± 3,7 mmCL for male and 28,5 ± 5,3 mmCL for female. The growth pattern of banana prawn was allometric negative and the weights decreased from the previous years. The highest proportion of mature prawns was in March, likely suggestes to be the spawning season of banana prawn. Length at first captured of banana prawns (Lc = 28,1 mmCL) was lower than length at first matured (Lm = 35,3 mmCL) so most of prawns captured has not spawn yet. For sustainability of banana prawn resources in Kotabaru Waters, it is suggested to close fishing season in March and minimum legal size should be bigger than 35 mmCL or less than 27 prawns in 1 kg.
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap | 2018
Tirtadanu Tirtadanu; Suprapto Suprapto; Andina Ramadhani Putri Pane
Kajian tentang komposisi, sebaran dan kepadatan stok udang merupakan informasi penting sebagai evaluasi dampak aktivitas penangkapan udang saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis, sebaran dan kepadatan stok udang pada saat musim selatan di perairan Timur Kalimantan. Penelitian dilakukan pada bulan September – Oktober 2016 menggunakan trawl pada Kapal Riset Baruna Jaya IV (tali ris atas 36 m). Lama penarikan jaring 1 jam dengan kecepatan kapal sekitar 3 knot. Analisis terhadap 11 stasiun pengamatan yang berhasil menunjukkan komposisi udang terdiri dari 14 spesies yang tergolong dalam 7 genera dan 3 famili. Spesies yang dominan meliputi udang dogol ( Metapenaeus ensis ), udang windu ( Penaeus monodon ) dan udang jerbung ( Penaeus merguiensis ). Berdasarkan lokasinya, kepadatan stok tertinggi ditemukan di sebelah timur Balikpapan dan secara umum kepadatan stok tertinggi ditemukan pada kedalaman kurang dari 40 m. Kepadatan stok udang berkorelasi dengan kedalaman di mana udang jerbung hanya tertangkap pada kedalaman kurang dari 40 m. Udang dogol ditemukan pada kedalaman hingga 60 m namun lebih padat pada kedalaman kurang dari 40 m, sedangkan udang windu lebih padat pada perairan yang lebih dalam yaitu antara 40-60 m. Total kepadatan stok udang pada musim selatan di perairan Timur Kalimantan adalah 16,5 ± 9,7 kg/km 2 . Study of species composition, distribution and stock density of shrimp was vital to evaluate of the impact of current shrimp fishing to its sustainability. The research aims to study composition, distribution and stock density of shrimps during south monsoon in the East of Kalimantan which was conducted in September – October 2016 by conducting exploratory survey using trawling with R.V. Baruna Jaya IV (headrope length of 36 m). Towing duration of 1 hour and vessel speed around 3 knots. The result from 11 stations showed that the composition of shrimps consists of 14 species from 7 genera and 3 family. The dominant species (38.4%) were greasyback shrimp (Metapenaeus ensis), while giant tiger prawn (Penaeus monodon) by 22.2% and banana prawn (Penaeus merguiensis) by 16.7%. Based on the geographic location, the highest stock density was found in the eastern part of Balikpapan waters (< 40 m depth). The shrimp density found have association with depths where banana prawn found in depths of less than 40 m. Greasyback shrimp found in depths of more than 60 m with more abundant in depth less than 40 m, while giant tiger prawn was more abundant in deeper water in depths between 40 – 60 m. Total density of shrimps during south monsoon in the eastern part of Kalimantan waters was 16.5 ± 9.7 kg/km 2 .
Indonesian Fisheries Research Journal | 2017
Isa Nagib Edrus; Suprapto Suprapto
The study was conducted in May 2001 wlth aims to identifl and examine changes the biotic condition of coastal resources. The study used dual approaches of old and new data collections followed by statistical test of Wilcoxon Rank Sum Test.
Indonesian Fisheries Research Journal | 2017
Suprapto Suprapto; Badrudin Badrudin
Deap-sea shark and ray resources in lhe Indian Ocean provide one of the most economically important fish mesopelagic and demersal resources. Deta analyzed were pad of the survey carried out in May to June 2005 in the frameworkd6op.soa rays, sharks, stock abundance index, ltock denllty, species composition, distributon, aouthern Java, western Sumatera, Eastam Indian Ocean of The Japan-lndonesia Deap Sea Fisheries Rosources Joint Explontion Marine Resedrch 2004.
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia | 2013
Isa Nagib Edrus; Suprapto Suprapto
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan arah pengembangan perikanan tangkap di Teluk Saleh. Pendekatan yang digunakan adalah analisis agroekosistem yang memformulasikan data dan informasi yang tersedia ke dalam bentuk ruang, waktu, alur, dan kebijakan yang mempengaruhi sifatsifat (properties) dari sistem perikanan yang ada, antara lain produktivitas, stabilitas, sustainabilitas, dan equitabilitas, sehingga terbentuk hipotesis kerja pengembangan perikanan Teluk Saleh. Hasil analisi menunjukkan bahwa adanya beberapa faktor penting sebagai pendukung dan penghambat terhadap empat sifat agroekosistem tersebut. Pertanyaan kunci yang muncul adalah bagaimana memberdayakan faktor-faktor pendukung dan memperkecil faktor faktor negatif yang menjadi penghambat, di mana dengannya proses produksi tidak menjadi eksternalitas antar usaha perikanan, dan teknologi tepat guna apa untuk pengembangannya. Untuk itu, diformulasikan 10 hipotesis kerja dalam rangka pengembangan usaha perikanan tangkap di Teluk Saleh. This paper aimed to provide a development direction for fisheries in the Saleh Bay. The approach used was an agro-ecosystem analysis by which the data and information given were formulated interesting in spaces, times, flow chart, and decision and those will influence the properties of existing fishery system, such as productivity, stability, sustainability, and equitability, from which working hypotheses will be created to improve the Saleh Bay fishing development The results showed that there were some crucial factors supporting and weakening toward the agro-ecosystem properties. A key question determined was how to empower the supporting factors and minimize the weakening factors of the properties fromwhich production processes will not be externality among fishery activities, and what kinds of the proper technologies to develop them. Hence, it’s formulated ten working hypotheses in terms of fishing development activities in Saleh Bay.
Indonesian Fisheries Research Journal | 2018
Asep Priatna; Suprapto Suprapto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia | 2017
Wedjatmiko Wedjatmiko; Wijopriono Wijopriono; Suprapto Suprapto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia | 2017
Tirtadanu Tirtadanu; Suprapto Suprapto; Tri Ernawati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia | 2017
Isa Nagib Edrus; Amran Ronny Syam; Suprapto Suprapto
Indonesian Fisheries Research Journal | 2017
Awwaluddin Awwaluddin; Ali Suman; Fayakun Satria; Suprapto Suprapto