Tembakau kunyah adalah produk tembakau tanpa asap yang diletakkan di antara pipi dan gusi bagian bawah untuk mengekstraksi rasanya. Tembakau ini biasanya terdiri dari tembakau matang yang dicincang kasar yang diberi rasa dan pemanis, berbeda dengan tembakau yang digiling halus. Tembakau kunyah mengandung nikotin, yang membuatnya sangat adiktif, dan berhenti mengunyah tembakau sama sulitnya dengan berhenti merokok. Penggunaan tembakau kunyah dikaitkan dengan berbagai bahaya kesehatan, seperti penyakit gigi, kanker mulut, kanker esofagus, kanker pankreas, penyakit jantung koroner, dan banyak lagi, serta efek negatif pada sistem reproduksi, termasuk lahir mati, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
Tembakau kunyah dapat ditemukan dalam bentuk daun lepas atau dipadatkan menjadi "potongan-potongan" persegi kecil. Hampir semua tembakau kunyah modern dibuat dengan cara mengeringkan, memotong, memfermentasi, dan memproses daun, suatu proses yang dapat mencakup pemanis dan perasa. Secara historis, banyak merek tembakau kunyah yang populer selama Perang Saudara Amerika dibuat dari potongan cerutu.
Tembakau kunyah daun lepas adalah jenis tembakau kunyah yang paling umum dan biasanya terdiri dari daun tembakau cincang yang diberi pemanis dan terkadang diberi perasa.
Tembakau kunyah daun lepas adalah yang paling umum di pasaran dan biasanya dijual dalam kantong tertutup berukuran 3 ons. Tembakau daun lepas memiliki tekstur yang lebih tebal karena pemanis tambahan. Merek yang umum termasuk America's Best Chewing Tobacco, Beech-Nut, dan Stoker's.
Tembakau kunyah blok adalah daun tembakau yang ditekan menjadi massa persegi yang dapat digigit atau dipotong kecil-kecil oleh pengguna untuk dikunyah. Tembakau blok semakin populer dan tidak tersedia di pasaran seperti tembakau daun lepas. Dulu, jenis tembakau ini dapat dihisap atau dikunyah, tetapi kini keduanya jelas merupakan dua produk yang berbeda.
Tembakau kunyah linting terdiri dari daun tembakau yang digulung menjadi massa seperti tali. Tidak seperti kebanyakan tembakau daun lepas, tembakau kunyah linting biasanya tidak memiliki rasa manis tambahan. Pengguna dapat menggigit atau memotong bagian tembakau linting, yang saat ini banyak ditemukan di Appalachia.
Meskipun lebih aman daripada merokok, tembakau kunyah masih sangat adiktif dan memiliki risiko kesehatan yang signifikan, dan tidak ada tingkat penggunaan yang aman. Menurut data global, sekitar 650.000 orang meninggal setiap tahun karena produk tersebut. Penggunaan tembakau kunyah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit gusi, kanker mulut, kanker esofagus, kanker pankreas, penyakit kardiovaskular, dan malformasi sistem reproduksi wanita.
Penggunaan tembakau kunyah dapat menyebabkan risiko tinggi kanker tenggorokan dan paru-paru, terutama di negara Asia Tenggaras.
Mengunyah tembakau juga dapat menyebabkan efek buruk pada reproduksi, termasuk lahir mati, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Komponen nikotin dari penggunaan tembakau selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak bayi sebelum lahir, sehingga menimbulkan ancaman bagi kesehatan ibu dan bayi yang tidak dapat diabaikan.
Dalam rancangan pertama peraturan bisbol pada tahun 1845, potensi karsinogenik dari tembakau kunyah tidak diketahui. Namun, seiring berjalannya waktu, pemain dan pelatih mulai banyak menggunakan tembakau kunyah. Meskipun popularitas rokok secara bertahap telah menggantikan kebiasaan mengunyah tembakau bagi beberapa pemain, kebiasaan tersebut masih lazim di dunia olahraga.
Pemain sepak bola terkenal Joe Garagiola pernah memperingatkan: "Anda mungkin tidak menyukai apa yang saya katakan, tetapi kanker paru-paru dapat membunuh, dan kanker mulut membunuh Anda sedikit demi sedikit."
Banyak ahli percaya bahwa perilaku mengunyah tembakau pemain bisbol memiliki efek penguatan pada remaja, terutama di kalangan pria muda dalam olahraga. Gregory Connelly, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, menunjukkan bahwa penggunaan tembakau tanpa asap di kalangan remaja saat ini meningkat dibandingkan dengan masa lalu.
Menurut survei tahun 2009 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, 8,9% siswa sekolah menengah AS menggunakan tembakau tanpa asap setidaknya sekali dalam 30 hari, dengan tingkat penggunaan di kalangan pria jauh lebih tinggi daripada di kalangan wanita. Beberapa negara bagian, seperti Wyoming dan South Dakota, melaporkan tingkat perokok tertinggi di kalangan siswa sekolah menengah, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan remaja.
Tembakau kunyah merupakan salah satu cara tertua mengonsumsi tembakau, dengan penduduk asli Amerika mengunyah daun tembakau jauh sebelum orang Eropa tiba di Amerika. Dengan meningkatnya penjualan komersial, produk tembakau secara bertahap menjadi industri penting di Amerika Utara dan Selatan. Seiring dengan perubahan zaman, banyak merek dan jenis tembakau kunyah tradisional telah terpengaruh, tetapi mereka masih memiliki pasar yang melekat di beberapa daerah.
Meskipun tembakau kunyah tetap populer di beberapa masyarakat, dan banyak merek dan bentuk baru telah muncul, tembakau kunyah selalu disertai dengan risiko kesehatan yang tidak dapat diabaikan. Ketika kita menghadapi evolusi budaya merokok, setiap orang akan memiliki pemikiran dan jawaban yang berbeda tentang apakah akan terus menggunakan produk tersebut?