Dalam matematika dan ilmu komputer, konektivitas merupakan konsep dasar dalam teori grafik, yang biasanya digunakan untuk menggambarkan keterjangkauan antara simpul dalam grafik. Mengetahui apakah grafik terhubung penting untuk merancang jaringan yang kuat.
Dua simpul dalam grafik dikatakan terhubung jika ada jalur yang dapat dicapai melalui simpul lain; jika tidak, keduanya tidak terhubung.
Dalam grafik tak berarah G, jika ada jalur antara dua simpul u dan v dalam grafik, simpul-simpul ini dikatakan terhubung. Jika panjang jalur ini adalah 1, maka kedua simpul tersebut dikatakan berdekatan. Jika setiap pasangan simpul dalam grafik terhubung, grafik tersebut disebut terhubung; jika ada dua simpul yang terputus, grafik tersebut disebut terputus.
Cara cepat dan efektif untuk mengonfirmasi konektivitas grafik adalah dengan menggunakan algoritme pencarian. Yang paling umum termasuk Breadth First Search (BFS) dan Depth First Search (DFS). Saat menggunakan jenis algoritme ini, kita dapat memulai dari simpul mana pun dan terus memeriksa simpul yang terhubung dengannya hingga kita melintasi seluruh grafik. Jika jumlah simpul yang datang yang kita hitung sama dengan jumlah total simpul dalam grafik, grafik tersebut terhubung; jika tidak, grafik tersebut terputus.
Jika grafik dimulai dengan sebuah simpul, dan menggunakan pencarian breadth-first atau depth-first untuk menghitung semua simpul yang datang, jika hasil akhirnya sama dengan jumlah semua simpul dalam grafik, itu berarti grafik tersebut terhubung; jika tidak, grafik tersebut terputus.
Dalam teori grafik, komponen terhubung dari grafik adalah subgraf terhubung terbesar dalam grafik tak berarah. Setiap simpul dan sisi termasuk dalam tepat satu elemen terhubung. Untuk grafik, komponen terhubung yang unik berarti grafik tersebut terhubung. Jika grafik memiliki dua atau lebih komponen terhubung, grafik tersebut dapat langsung ditentukan sebagai terputus.
Konektivitas tepi grafik juga merupakan indikator penting untuk mengevaluasi kekokohannya. Jika menghilangkan tepi akan membuat grafik tidak lagi terhubung, tepi tersebut disebut jembatan. Konektivitas tepi mengacu pada ukuran potongan tepi terkecil, yang juga dapat memberikan informasi penting tentang konektivitas tepi grafik dan memverifikasi apakah grafik memiliki konektivitas.
Dalam beberapa kasus, membersihkan tepi tertentu akan membuat grafik tidak lagi terhubung. Tepi tersebut disebut jembatan. Konektivitas tepi adalah kumpulan tepi yang membuat grafik terputus setelah setiap pengecualian.
Untuk pemahaman lebih lanjut tentang konektivitas, grafik juga menyajikan berbagai properti konektivitas, seperti hiperkonektivitas dan konektivitas hipertepi. Properti ini menggambarkan kumpulan potongan simpul individual dalam grafik dan kepentingannya dalam hal konektivitas. Secara khusus, teorema Menger menghubungkan konektivitas dan konektivitas tepi dengan jumlah jalur independen antara simpul.
Konektivitas grafik dapat ditentukan dengan menghitung jumlah jalur independen antara node. Perhitungan tersebut dapat diimplementasikan secara efisien melalui algoritma pemotongan aliran maksimum-minimum. Hal ini juga berarti bahwa dalam komputasi aktual, masalah pemeriksaan status konektivitas grafik dapat ditangani secara efisien.
Memahami sifat-sifat grafik tidak hanya memungkinkan kita untuk merancang jaringan dengan lebih baik, tetapi juga membantu kita memahami aliran informasi. Misalnya, dalam jejaring sosial, pengguna yang terhubung dapat bertukar informasi dengan lebih cepat. Oleh karena itu, konsep konektivitas sangat penting, baik dalam matematika, ilmu komputer, atau kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya adalah bahwa untuk konektivitas grafik, baik dalam teori maupun aplikasi praktis, kita perlu mempertimbangkan struktur dan kekokohannya. Apakah ini memengaruhi penggunaan dan pengembangan grafik kita?