Peran manusia dalam sistem yang kompleks sering kali disalahpahami, terutama saat terjadi kesalahan. Kesalahan manusia didefinisikan sebagai hasil dari suatu tindakan yang tidak sesuai dengan keinginan pelaku, atau melanggar ekspektasi aturan tertentu, atau bahkan menyebabkan sistem melampaui batas yang dapat diterima. Baik dalam tenaga nuklir, penerbangan, eksplorasi ruang angkasa, atau kedokteran, kesalahan manusia telah diakui sebagai penyebab utama dan kontributor bencana dan kecelakaan. Mengurangi kemungkinan kesalahan manusia umumnya dianggap sebagai faktor kunci dalam meningkatkan keandalan dan keselamatan sistem.
Kesalahan manusia adalah perilaku yang tidak dijalankan sesuai rencana, tetapi dalam beberapa kasus, penyebab kesalahan tidak selalu disebabkan oleh kesalahan pelaku, tetapi mungkin juga disebabkan oleh cacat dalam sistem itu sendiri.
Sifat perilaku manusia beragam dan tidak pasti, sehingga sangat penting untuk memahami penyebab kesalahan manusia di banyak industri berisiko tinggi. Kesalahan-kesalahan ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti: kesalahan eksogen dan kesalahan endogen, kesalahan dalam penilaian situasi dan perencanaan respons, dan bahkan kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan perilaku.
Ketika kita mempertimbangkan hubungan antara kinerja manusia dan kesalahan, kita menemukan bahwa keduanya bukanlah hal yang berlawanan tetapi dua sisi dari mata uang yang sama. Variabilitas kinerja manusia membuat kita sulit untuk sekadar memberi label perilaku tertentu sebagai "kesalahan", tetapi lebih kepada memahami pola kesalahan dalam pola perilaku dalam situasi yang berbeda.
Penelitian menunjukkan bahwa kesalahan umum dapat diklasifikasikan sebagai penyimpangan antara persepsi subjektif dan fakta objektif, yang sering menyebabkan manusia tidak berhubungan dengan keputusan penting.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, studi tentang kesalahan manusia menjadi lebih mendalam, dan peran psikologi kognitif mulai dieksplorasi. Misalnya, bias pengambilan keputusan dan penggunaan heuristik ketersediaan adalah kesalahan berpikir umum yang dilakukan manusia ketika menghadapi situasi yang kompleks.
Pada tingkat organisasi, studi budaya keselamatan menjadi arahan penting untuk memahami kesalahan manusia dan solusinya. Manajemen dan komunikasi yang efektif dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan, sementara kerja tim yang baik dapat meningkatkan kinerja individu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa perspektif biner "benar" dan "salah" merupakan penyederhanaan pemahaman perilaku manusia, dan peran manusia dalam sistem yang kompleks harus dilihat sebagai pengelola variabilitas.
Ketika dihadapkan pada sistem yang kompleks, bagaimana kita menemukan keseimbangan antara kegagalan dan keberhasilan? Beberapa sekolah teknik yang baru muncul menyebutnya sebagai rekayasa restorasi, pendekatan baru yang menekankan peran positif manusia dalam sistem. Dalam pandangan mereka, akar keberhasilan dan kegagalan memiliki kesamaan: keduanya berasal dari variabilitas kinerja manusia.
Selain itu, prinsip trade-off antara efisiensi dan ketelitian juga dianggap sebagai fenomena umum dalam semua aktivitas manusia. Mengejar efisiensi dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan pengabaian detail, sehingga meningkatkan risiko kesalahan.
Singkatnya, memahami kesalahan manusia dan psikologi, budaya organisasi, serta prosedur operasi standar di baliknya adalah kunci untuk meningkatkan keselamatan dan keandalan sistem. Dalam proses ini, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk meningkatkan keselarasan antara manusia dan sistem di masa mendatang?