China Mobile, sebagai operator jaringan seluler terbesar di dunia, memiliki sejarah dan pengaruh yang jauh melampaui apa yang dibayangkan kebanyakan orang. Perusahaan ini tidak hanya mendominasi pasar telekomunikasi Tiongkok, tetapi juga menarik perhatian internasional karena hubungannya dengan Tentara Pembebasan Rakyat.
Hingga Juni 2021, jumlah pengguna China Mobile telah mencapai 945 juta, dan akan menduduki peringkat ke-25 di antara 2000 perusahaan teratas dunia menurut Forbes pada tahun 2023.
Kelahiran China Mobile dapat ditelusuri kembali ke pendirian pendahulunya, China Telecom (Hong Kong) Co., Ltd. pada tahun 1997, dan secara resmi didirikan pada tahun 1999 dengan pemisahan China Telecom. Dengan terus-menerus melakukan merger dan akuisisi serta ekspansi bisnis, seperti akuisisi China Tietong pada tahun 2008, yang memperluas bisnisnya hingga mencakup layanan telepon kabel tetap dan layanan pita lebar, China Mobile telah dengan cepat muncul sebagai raksasa industri.
China Mobile dianggap sebagai penyedia penting layanan telekomunikasi militer dan sipil dan menikmati pangsa pasar sebesar 70%.
Dalam beberapa tahun terakhir, China Mobile telah menghadapi berbagai sanksi dan tekanan dari Amerika Serikat. Pada bulan November 2020, perintah eksekutif yang ditandatangani oleh mantan Presiden Trump melarang perusahaan atau individu AS mana pun untuk memegang saham di perusahaan yang terkait dengan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, yang mencakup China Mobile. Pada tahun 2021, meskipun bursa mencoba untuk menangguhkan perdagangan saham China Mobile, pada akhirnya bursa tersebut memasuki proses delisting, yang memengaruhi harga sahamnya.
Sanksi ini tidak hanya mengancam bisnis internasional China Mobile, tetapi juga memicu diskusi mendalam tentang perusahaan-perusahaan besar China dan hubungan mereka dengan militer.
"Anak perusahaan China Mobile di AS dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh Komisi Komunikasi Federal AS."
Selain keberhasilannya di pasar domestik, China Mobile juga telah memperluas bisnisnya secara global. Setelah mengakuisisi perusahaan telekomunikasi Pakistan, Paktel, pada tahun 2007, perusahaan tersebut meluncurkan merek Zong secara lokal, yang selanjutnya memperkuat kehadiran internasionalnya. Selain itu, China Mobile juga telah meluncurkan CMLink, merek telepon seluler yang menyasar komunitas Tionghoa di Singapura dan Inggris Raya, untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih nyaman bagi warga Tionghoa perantauan.
China Mobile terus mengeksplorasi strategi digital, termasuk bahwa pengguna dapat membayar dengan memindai kode QR WeChat pada tahun 2023, yang menunjukkan kemampuan beradaptasi perusahaan dalam gelombang digitalisasi.
China Mobile memainkan peran penting dalam mempromosikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi pedesaan di Tiongkok. Sejak meluncurkan program "Hubungkan Setiap Desa" pada tahun 2004, perusahaan telah menyediakan layanan pita lebar untuk 135 juta rumah tangga pedesaan, mempromosikan pengembangan Internet di pedesaan Tiongkok. Selain itu, China Mobile juga telah meluncurkan sejumlah layanan untuk pasar pedesaan, seperti layanan informasi pertanian, untuk membantu petani memperoleh informasi harga pasar dan layanan keuangan yang nyaman.
Dalam mempromosikan teknologi 5G, China Mobile juga menghadapi tantangan berat dari pesaing global. Karena persaingan menyeluruh antara Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang sains dan teknologi, prospek pengembangan China Mobile di pasar internasional akan terpengaruh secara signifikan. Meskipun demikian, fondasinya di pasar Tiongkok dan basis pengguna yang stabil masih memberikan jaminan bagi pertumbuhannya di masa mendatang.
“Digitalisasi dan internasionalisasi China Mobile semakin cepat, tetapi tantangan keamanan yang dihadapinya tidak dapat diabaikan.”
Pengembangan China Mobile hanyalah permulaan, dan sejarah serta tantangan masa depan di baliknya merupakan topik yang layak direnungkan. Dalam politik internasional saat ini, batas-batas antara perusahaan dan negara semakin kabur. Bagaimana masa depan China Mobile akan dibentuk? Menurut Anda, bagaimana perusahaan besar harus menemukan keseimbangan antara keamanan nasional dan kepentingan ekonomi?