Dengan maraknya media sosial, siaran makan (Mukbang) telah menjadi fenomena daring yang banyak diikuti. Format video ini, yang berasal dari Korea Selatan, memperlihatkan pembawa acara mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak di depan kamera sambil berinteraksi dengan pemirsa, dan terus menarik banyak pemirsa. Artikel ini akan membahas model bisnis di balik perilaku ini dan bagaimana pembawa acara dapat memperoleh penghasilan hingga $10.000 per bulan.
Siaran makan merupakan fenomena budaya yang menggabungkan makanan dengan interaksi sosial, yang menarik perhatian banyak pemirsa.
Siaran makan pertama kali muncul pada tahun 2009 dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dengan peluncuran platform seperti AfreecaTV. Pembawa acara siaran makanan tidak hanya mencoba berbagai makanan, tetapi juga mengajak pemirsa untuk menjelajahi berbagai makanan khas daerah, yang memenuhi berbagai kebutuhan pemirsa. Di balik fenomena ini terdapat kebutuhan sosial banyak pemirsa yang menghadapi kesepian dan kecemasan.
Penyiar makanan memiliki berbagai sumber pendapatan, termasuk pendapatan iklan, sponsor, dan tip dari pemirsa. Para streamer menggunakan platform seperti YouTube dan Twitch untuk menghasilkan pendapatan berdasarkan interaksi langsung dengan pemirsa mereka, membuat mereka merasa menjadi bagian dari aksi tersebut. Ini bukan sekadar acara makanan, tetapi juga acara sosial yang menggunakan makanan sebagai medianya.
Menurut laporan, penyiar makanan yang sukses dapat memperoleh penghasilan hingga $100.000 per tahun, atau bahkan lebih.
Para penyiar akan dengan hati-hati memilih bahan-bahan sebelum siaran langsung, dan beberapa bahkan akan memasak sendiri dan memasukkan proses memasak ke dalam program untuk meningkatkan daya tarik bagi pemirsa. Selama siaran langsung, mereka berinteraksi dengan pemirsa dan memilih makanan atau mengubah cara mereka makan berdasarkan saran dalam obrolan langsung. Interaktivitas ini memperkuat hubungan antara pembawa acara dan penonton, sehingga mendorong perilaku memberi tip yang lebih banyak.
Meskipun budaya makan dan siaran sedang berkembang pesat, budaya ini juga menimbulkan banyak kontroversi. Banyak ahli khawatir bahwa fokus pada konsumsi makanan dalam jumlah besar ini dapat mendorong kebiasaan makan yang tidak sehat. Misalnya, beberapa penelitian menemukan bahwa penonton yang sering menonton acara makan mungkin lebih cenderung terlibat dalam perilaku makan berlebihan.
Dengan popularitas media sosial, masalah kesehatan terkait secara bertahap muncul. Terutama di kalangan penonton muda, pengaruh siaran makanan tidak dapat diremehkan.
Seiring meluasnya budaya makan dan siaran, semakin banyak negara mulai mengatur perilaku ini. Pemerintah Korea Selatan telah mulai merumuskan pedoman untuk acara makan guna mengurangi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Namun, hal ini tetap memicu diskusi yang meluas, terutama mengenai kontradiksi antara kebebasan dan kesehatan.
Selain menghibur, penyiar makanan juga memikul tanggung jawab sosial tertentu. Dengan perhatian yang terus diberikan pada fenomena budaya ini, bagaimana seharusnya pemirsa membedakan antara kesehatan dan hiburan?