Dengan datangnya cuaca dingin, banyak orang mungkin mengalami ketidaknyamanan jantung, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa gejala-gejala ini mungkin terkait dengan spasme arteri koroner. Vasospasme koroner mengacu pada penyumbatan sementara arteri koroner yang tiba-tiba, baik sebagian maupun seluruhnya. Meskipun tidak umum dalam dunia kedokteran, potensi risikonya tidak dapat diabaikan. Artikel ini akan membahas bagaimana cuaca dingin memicu fenomena ini dan mekanisme ilmiah yang terlibat.
Spasme arteri koroner sering kali menyebabkan nyeri dada, suatu kondisi yang dikenal sebagai angina varian (angina Prinzmetal). Nyeri dada ini biasanya terjadi saat Anda sedang beristirahat, terutama pada malam hari atau dini hari. Pasien mungkin merasa mual, berkeringat dingin, atau bahkan pingsan.
Spasme arteri koroner menyebabkan lebih dari sekadar nyeri dada; terkadang dapat menyebabkan palpitasi atau sesak napas.
Lingkungan dingin memengaruhi tubuh manusia dalam banyak hal, terutama pada sistem kardiovaskular. Saat tubuh terpapar suhu dingin, pembuluh darah secara alami berkontraksi untuk melindungi aliran darah ke organ dalam, suatu proses yang disebut vasokonstriksi. Selama proses ini, sistem saraf simpatik tubuh akan teraktivasi, yang selanjutnya menyebabkan vasokonstriksi.
Cuaca dingin dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik, yang pada gilirannya dapat memicu spasme arteri koroner.
Faktor risiko penyakit kardiovaskular tradisional memiliki dampak kecil pada spasme arteri koroner, tetapi merokok dianggap sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Selain merokok, faktor lain yang dapat memicu spasme arteri koroner meliputi stres, pernapasan cepat, dan cuaca dingin.
Patofisiologi pasti dari spasme arteri koroner belum sepenuhnya dipahami, tetapi secara umum diyakini bahwa kelainan dalam arteri koroner menyebabkannya menjadi terlalu responsif terhadap faktor vasokonstriktor. Secara khusus, ketika kapasitas kontraktil otot polos vaskular meningkat, oklusi arteri koroner dapat terjadi, yang menyebabkan gejala iskemik.
Disfungsi endotel dianggap sebagai salah satu mekanisme utama yang menyebabkan spasme arteri koroner.
Tidak ada standar pasti untuk mendiagnosis spasme arteri koroner, dan dokter sering kali perlu membuat diagnosis berdasarkan riwayat medis terperinci, gejala, dan perubahan pada elektrokardiogram. Elektrokardiogram dapat menunjukkan kelainan seperti elevasi segmen ST karena oklusi arteri, meskipun tanda-tanda ini sering kali bersifat sementara.
Dalam menghadapi tantangan lingkungan, terutama cuaca dingin, pasien dapat mengurangi kemungkinan serangan dengan menjaga tubuh tetap hangat, mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan menghindari stres mental. Selain itu, mengikuti petunjuk dokter dan menggunakan obat yang tepat juga merupakan langkah penting.
Dengan semakin banyaknya orang yang mengalami masalah kardiovaskular saat cuaca dingin, dapatkah kita menemukan cara yang lebih efektif untuk mengidentifikasi dan mengobati spasme arteri koroner guna mengurangi risiko yang ditimbulkannya?