Butilhidroksitoluena (BHT) merupakan senyawa yang banyak digunakan karena sifat antioksidannya. Senyawa ini tidak hanya dapat memperpanjang masa simpan makanan, tetapi juga berperan penting dalam berbagai produk industri. Meskipun BHT dianggap sebagai bahan tambahan yang "secara umum diakui aman" di banyak negara, apakah kita benar-benar memahami sumber alami senyawa ini dan mekanisme biologis di baliknya?
Butilhidroksitoluena merupakan senyawa organik yang larut dalam lemak dan merupakan turunan fenol. Sifat utamanya adalah antioksidan, yang mencegah reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Di Amerika Serikat, BHT telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk digunakan dalam makanan dalam jumlah kecil, sehingga menjadikannya bahan tambahan makanan yang populer.
Sifat antioksidan BHT menjadikannya bahan penting dalam melindungi makanan dan bahan lainnya dari kerusakan oksidatif.
Meskipun National Cancer Institute secara historis telah menetapkan bahwa BHT tidak bersifat karsinogenik pada model hewan, masih ada kekhawatiran tentang penggunaannya di masyarakat. Lebih penting lagi, literatur ilmiah saat ini tidak mendukung penggunaannya sebagai obat antivirus, meskipun beberapa penelitian menunjukkan potensi antivirusnya. Jadi, apa saja sumber alami BHT?
BHT bukan hanya produk sintesis industri. Di alam, tumbuhan dan alga tertentu, terutama alga tertentu, telah terbukti menghasilkan BHT. Alga hijau Botryococcus braunii dan tiga alga biru-hijau yang berbeda, termasuk Cylindrospermopsis raciborskii, Microcystis aeruginosa, dan Oscillatoria sp., dapat digunakan sebagai sumber BHT yang terjadi secara alami. Selain itu, kulit buah leci juga mengandung BHT, dan beberapa jamur yang tumbuh di buah zaitun (seperti Aspergillus conicus) juga menghasilkan senyawa ini.
Penelitian berkelanjutan terhadap sumber-sumber alami ini dapat memberikan inspirasi baru bagi penelitian dan pengembangan produk perawatan kesehatan di masa mendatang.
BHT yang diekstrak dari sumber-sumber alami ini menunjukkan kepada komunitas ilmiah potensi senyawa alami dan memicu penelitian mendalam tentang fungsi biologisnya. Sambil memahami asal-usulnya, para ilmuwan juga mengeksplorasi aktivitas biologis BHT alami ini, yang sangat penting untuk memahami efek dan aplikasinya.
Produksi industri BHT biasanya melibatkan reaksi para-aminofenol dengan isobutilena, yang dikatalisis oleh asam sulfat. Dalam pendekatan lain, BHT dapat diperoleh melalui hidroksimetilasi atau aminometilasi yang diikuti oleh hidrogenolisis 2,6-di-tert-butilfenol. Reaksi kimia ini menunjukkan bagaimana manusia menggunakan sains dan teknologi untuk mensintesis senyawa yang ditemukan di alam.
BHT yang disintesis secara industri menyediakan sumber yang stabil untuk digunakan dalam makanan dan produk lainnya.
Meskipun BHT yang diproduksi secara industri banyak digunakan dalam banyak produk, keragaman sumbernya membuat kita lebih memperhatikan penelitian sumber alami, terutama dalam konteks konsumen saat ini yang semakin memperhatikan produk alami dan organik.
Kegunaan utama BHT meliputi pengawet makanan, cairan pengerjaan logam, kosmetik, farmasi, dan plastik. Fungsinya dalam makanan terutama untuk mencegah oksidasi lemak dan membantu mempertahankan tekstur, warna, dan rasa makanan. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, BHT diizinkan dalam jenis makanan tertentu, namun, karena kekhawatiran atas keamanan aditif tersebut meningkat, beberapa perusahaan makanan secara sukarela menghilangkan BHT dari produk mereka.
Berbagai aplikasi BHT menunjukkan pentingnya dalam melindungi zat dari kerusakan oksidatif.
Selain dalam industri makanan, BHT juga digunakan dalam kosmetik sebagai bahan pengawet, tetapi konsentrasinya terbatas. Misalnya, konsentrasi yang digunakan dalam pasta gigi tidak boleh melebihi 0,01%. Spesifikasi ini menunjukkan cara menyeimbangkan khasiat dan keamanan produk sekaligus melindungi kesehatan konsumen.
Meskipun BHT memiliki toksisitas akut yang rendah dan diklasifikasikan sebagai aditif yang "secara umum diakui aman" oleh FDA AS, dampak penggunaan jangka panjangnya masih kontroversial. Beberapa penelitian melaporkan bahwa zat ini dapat dikaitkan dengan pembentukan tumor dalam beberapa kasus, sementara laporan lain menunjukkan bahwa zat ini mungkin memiliki manfaat kesehatan. Ketidakpastian ini telah mendorong beberapa badan kesehatan masyarakat untuk berhati-hati terhadap BHT dan menyarankan konsumen untuk menghindari paparannya dalam jumlah sedang.
Berbagai hasil penelitian menyoroti perlunya penyelidikan lebih lanjut terhadap dampak kesehatan BHT.
Sampai saat ini, beberapa aktivitas antivirus BHT masih kontroversial, dan meskipun ada beberapa bukti bahwa BHT dapat memengaruhi virus tertentu, hasil ini kurang memiliki dukungan yang konsisten. Saat ini, Asosiasi Spesialis Penyakit Menular Internasional tidak merekomendasikan penggunaan BHT sebagai terapi antivirus atau profilaksis.
Sumber alami BHT tidak hanya menunjukkan keragaman dunia biologis, tetapi juga memajukan pemahaman kita tentang senyawa alami. Seiring meningkatnya permintaan akan bahan alami, menurut Anda apakah akan ada lebih banyak penelitian yang mengeksplorasi potensi senyawa ini di masa mendatang?