Di masyarakat saat ini, jerawat tidak lagi hanya menjadi masalah bagi remaja, banyak orang dewasa juga menghadapi masalah yang sama. Salah satu penyebab utama fenomena ini adalah Cutibacterium acnes (sebelumnya dikenal sebagai Propionibacterium acnes). Bakteri ini tumbuh lambat, biasanya anaerobik, dan terkait erat dengan perkembangan beberapa penyakit kulit. Artikel ini akan membahas lebih dekat biologi C. acnes, bagaimana ia berkontribusi terhadap jerawat, dan bagaimana ia berhubungan dengan jerawat pada orang dewasa.
C. acnes hidup di folikel rambut dan kelenjar sebasea kulit manusia, terutama memakan sekresi sebum dan serpihan sel di sekitarnya, yang memungkinkannya berkembang biak di lingkungan kulit.
Cutibacterium acnes adalah bakteri komensal yang umum pada kulit orang dewasa yang sehat, biasanya hadir dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga hampir tidak terlihat. Namun, ketika kelenjar sebasea memproduksi terlalu banyak sebum, atau ketika folikel rambut tersumbat, C. acnes dapat berkembang biak dengan cepat dan dapat menyebabkan peradangan kulit. Proses biologis ini mengungkap secara mengejutkan mengapa banyak orang dewasa terus mengalami jerawat setelah pubertas.
C. acnes berkembang dengan cara yang sama seperti jerawat remaja, tetapi perubahan endokrin, stres, dan kebiasaan gaya hidup pada orang dewasa dapat memperburuk efek bakteri ini. Ketika kelenjar sebasea terlalu aktif, atau ketika folikel rambut tersumbat, bakteri ini tumbuh jauh di dalam folikel dan mulai mengeluarkan berbagai enzim pencernaan untuk memecah sebum sebagai nutrisi. Pada saat yang sama, kerusakan sel dan penumpukan limbah metabolisme akan memicu peradangan di sekitarnya.
Menurut penelitian, pertumbuhan C. acnes dapat menyebabkan peradangan kulit dan merupakan penyebab jerawat yang paling umum, yang memengaruhi lebih dari 45 juta orang dewasa di Amerika Serikat.
Akibat peradangan ini, kulit orang dewasa akan menunjukkan serangkaian gejala, seperti jerawat, papula, dan pustula, yang semuanya terkait dengan aktivitas C. acnes. Terutama selama masa remaja dan awal dewasa, perubahan hormonal pada orang meningkatkan aktivitas kelenjar sebasea. Oleh karena itu, meskipun orang dewasa sering berharap untuk melewati tahap jerawat karena status dewasa mereka, mereka mungkin masih diam-diam menerima fenomena fisiologis ini tanpa mengetahui alasannya.
Selama ini, pengobatan umum terhadap C. acnes adalah penggunaan antibiotik seperti klindamisin dan doksisiklin. Namun, seiring meningkatnya resistensi, banyak profesional perawatan kesehatan beralih ke pengobatan yang menggabungkan agen antimikroba spektrum luas lainnya, seperti benzoil peroksida, dengan isotretinoin untuk mengobati jerawat yang parah atau resistan.
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa C. acnes telah menunjukkan peningkatan resistensi terhadap antibiotik tertentu, sehingga menimbulkan tantangan baru bagi dokter dalam mengobatinya.
Penyebab jerawat pada orang dewasa sering kali berkaitan erat dengan faktor-faktor seperti stres, pola makan, dan produk perawatan kulit yang tidak tepat. Misalnya, pola makan yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan produksi sebum, sementara stres yang berkepanjangan dapat memicu fluktuasi hormonal yang dapat memicu aktivitas C. acnes. Oleh karena itu, selain pengobatan, memperbaiki gaya hidup dan kondisi psikologis juga penting untuk mengendalikan jerawat pada orang dewasa.
KesimpulanMenurut pemahaman kita tentang C. acnes, masalah jerawat yang dihadapi orang dewasa sebenarnya merupakan hasil dari kombinasi kompleks faktor biologis dan gaya hidup. Bakteri ini memainkan peran penting tetapi berbeda pada kulit, dan serangan yang sulit dihindari sepenuhnya terus terjadi pada kulit. Bagi setiap orang dewasa yang rentan terhadap jerawat, tidak hanya perlu memahami strategi perawatan tepat waktu, tetapi juga memperhatikan perubahan gaya hidup untuk mencapai kondisi kulit ideal. Pernahkah Anda bertanya-tanya faktor apa dalam hidup Anda yang dapat memengaruhi kesehatan kulit Anda?