Limfoma indolent merupakan bentuk limfoma non-Hodgkin kronis yang tumbuh lambat, yang sering disebut limfoma tingkat rendah. Menurut American Cancer Society, jenis limfoma ini mencakup 41% dari semua kasus limfoma non-Hodgkin di Amerika Utara dan Eropa Utara. Meskipun karena pertumbuhannya yang lambat, banyak pasien mungkin tidak memiliki gejala yang jelas saat pertama kali didiagnosis dan oleh karena itu mungkin tidak memerlukan perawatan segera, ini tidak berarti bahwa kita dapat mengabaikan tanda-tanda peringatan tersembunyi ini. Temuan awal pada banyak pasien meliputi pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, yang mungkin merupakan indikator penting perkembangan penyakit.
Pasien biasanya datang dengan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, dan dalam beberapa kasus, kelenjar getah bening internal seperti dada atau perut juga dapat membengkak, yang memerlukan pemeriksaan dini.
Gejala limfoma indolen sering kali tidak kentara, sehingga berbahaya. Pada saat pasien menyadari pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak nyeri, mereka sering kali sudah berada pada tahap awal penyakit. Selain itu, gejala seperti demam yang tidak dapat dijelaskan, penurunan berat badan yang signifikan, atau keringat malam dapat mengingatkan pasien untuk mencari nasihat medis lebih lanjut.
Usia merupakan faktor risiko yang jelas. Risiko mengembangkan limfoma indolen meningkat secara bertahap seiring bertambahnya usia.
Penelitian menunjukkan bahwa kejadian limfoma indolen berkaitan erat dengan usia, dan khususnya lebih umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 70 tahun. Selain usia, orang yang terkait dengan infeksi HIV juga berisiko relatif lebih tinggi mengembangkan limfoma indolen. Selain itu, individu dengan kasus generasi pertama dalam keluarga mereka dan mereka yang memiliki infeksi hepatitis C kronis semuanya merupakan kelompok berisiko tinggi untuk penyakit ini.
Diagnosis limfoma indolen biasanya melibatkan riwayat terperinci, pemeriksaan fisik, dan berbagai tes, seperti tes darah, biopsi sumsum tulang, atau studi pencitraan. Deteksi dini penyakit ini sangat penting untuk pengobatan, terutama pada tahap ketika benjolan yang menyakitkan ada atau tidak.
Terkadang, diagnosis yang tertunda dapat memperburuk kondisi dan membuat pengobatan di masa mendatang menjadi lebih sulit.
Karena limfoma indolen berkembang perlahan, tidak semua pasien perlu memulai pengobatan segera setelah diagnosis. Sebaliknya, beberapa pasien mungkin disarankan untuk mengamati dan menunggu hingga kondisi mereka memburuk sebelum memulai pengobatan. Pilihan pengobatan yang umum termasuk terapi radiasi dan kemoterapi, dan beberapa pasien mungkin menerima terapi target atau imunoterapi.
Meskipun limfoma indolent sulit diobati, banyak pasien bertahan hidup selama bertahun-tahun, yang menyebabkan banyak orang memiliki kesalahpahaman tentang penyakit ini.
Menurut data terbaru, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk jenis limfoma ini melebihi 88%. Terutama untuk pasien muda, prognosisnya bahkan lebih menjanjikan, tetapi sekali lagi, semuanya tergantung pada pengenalan dini dan pengobatan yang tepat waktu.
Menghadapi ancaman kesehatan yang semakin meningkat dari limfoma indolent, kita perlu lebih peka terhadap perubahan dalam tubuh. Pencegahan selalu menjadi hal yang paling penting, dan mengenali gejala sejak dini dan mencari nasihat medis profesional dapat mengubah hidup. Apakah Anda mengabaikan tanda-tanda peringatan yang mungkin terjadi ini, dan bagaimana Anda dapat merawat diri sendiri dengan lebih baik sekarang?