Krisis pasokan darah telah menjadi masalah pelik dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Seiring bertambahnya usia penduduk dan meningkatnya insiden penyakit darah, metode donor darah tradisional tidak dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat. Dalam konteks ini, penelitian dan pengembangan produk darah buatan memberikan kemungkinan baru untuk mengatasi krisis ini.
Produk darah buatan tidak hanya dapat meniru fungsi darah tertentu, tetapi juga menghindari potensi risiko penularan penyakit dalam transfusi darah tradisional.
Produk darah buatan, atau pengganti darah, adalah zat yang dapat meniru dan menjalankan beberapa fungsi darah biologis. Produk ini bertujuan untuk menyediakan alternatif bagi transfusi darah. Meskipun saat ini belum ada pengganti yang diakui untuk darah pembawa oksigen, beberapa ekspander volume non-darah telah banyak digunakan untuk membantu petugas medis melindungi keselamatan pasien secara efektif dalam situasi tertentu.
Kategori utama pengganti darah meliputi pembawa oksigen berbasis hemoglobin (HBOC) dan emulsi perfluorokarbon. Para peneliti tengah mengembangkan teknologi ini untuk memungkinkan pengiriman transfusi darah yang kekurangan oksigen secara cepat dan aman selama situasi darurat atau bencana berskala besar. Pada tahun 2023, Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan AS (DARPA) mengumumkan bahwa mereka akan memberikan dana kepada 12 universitas dan lembaga penelitian untuk melakukan penelitian tentang darah sintetis, yang memberikan dorongan baru bagi harapan masa depan.
Dalam situasi darurat, darah buatan dapat dengan cepat menyediakan oksigen yang diperlukan dan dapat digunakan bahkan saat tidak ada golongan darah yang cocok.
Popularisasi produk darah buatan menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan teknologi saat ini dan potensi efek samping. Beberapa pengganti hemoglobin awal gagal berfungsi seperti yang diharapkan dalam uji klinis, sehingga meningkatkan risiko penggunaannya. Namun, seiring perkembangan teknologi, semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa produk darah buatan mungkin berhasil di masa mendatang.
Di antara semuanya, perfluorokarbon (PFC) merupakan pilihan yang menarik. PFC tidak larut dalam air dan harus didispersikan dalam air dalam bentuk emulsi. Sifat ini memungkinkannya mengalir melalui pembuluh darah kecil. Tidak seperti hemoglobin, PFC dapat memberikan kapasitas pengangkutan oksigen yang lebih kuat dan mungkin efektif pada jaringan yang rusak dan jaringan yang kekurangan. Memberikan dukungan kepada pasien jika terjadi kehilangan darah.
Orang bahkan mungkin dapat bertahan hidup dengan menghirup PFC cair, sebuah teori yang membuka pintu bagi aplikasi medis baru di masa depan.
Selain perfluorokarbon, para peneliti sedang mengeksplorasi metode produksi darah berbasis sel punca lainnya. Penelitian telah menemukan bahwa sel darah merah dewasa dapat tumbuh dari sel punca hematopoietik, dan darah ini dapat memberikan dukungan bagi pasien dengan semua golongan darah umum. Penelitian oleh militer AS bahkan menunjukkan bahwa biaya produksi darah buatan akan sangat berkurang, membuka jalan bagi popularisasinya di masa depan.
Meskipun ada tantangan, para peneliti semakin optimis tentang produk darah buatan seiring dengan peningkatan teknologi. Jika teknologi ini berhasil diterapkan, teknologi ini akan menjadi saksi revolusi dalam cara mendefinisikan ulang pengobatan modern. Baik di medan perang, di daerah terpencil, atau selama epidemi, nilai produk darah buatan akan menjadi masalah hidup dan mati.
Jika produk darah buatan berhasil digunakan, bagaimana tantangan medis masa depan akan berubah secara mendasar?