Teknik pertanian, yang juga dikenal sebagai teknik pertanian dan biosistem, menggabungkan bidang-bidang teknik mekanik, sipil, listrik, pangan, lingkungan, perangkat lunak, dan kimia untuk meningkatkan efisiensi pertanian dan usaha pertanian serta memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan terbarukan. Bidang ini tidak hanya merupakan integrasi teknologi, tetapi juga pendorong penting kemajuan dalam produktivitas pertanian global.
Setiap inovasi dalam teknik pertanian berpotensi mengubah metode pertanian dan kualitas produk petani secara menyeluruh.
Sejarah teknik pertanian dapat ditelusuri kembali ke tahun 2000 SM, ketika sistem irigasi skala besar pertama kali diperkenalkan di Mesir kuno dan Mesopotamia. Sejak saat itu, teknologi ini terus berkembang di tempat-tempat seperti India dan Cina, membentuk inti produksi pertanian lokal. Dengan munculnya Revolusi Industri, pertanian tradisional mengantarkan perubahan besar: munculnya mekanisasi membuat pemanenan dan penaburan tanaman menjadi lebih efisien.
Selama Revolusi Industri, penemuan berbagai mesin pertanian, seperti perontok mekanis pada tahun 1771 dan bajak baja pada tahun 1833, meletakkan dasar bagi peningkatan produktivitas pertanian. Periode ini dikenal sebagai "Revolusi Pertanian Kedua", karena petani beralih dari swasembada ke model bisnis yang dipimpin pasar.
Dari pengolahan tanah hingga panen, setiap rancangan insinyur pertanian dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Teknik pertanian melibatkan banyak subbidang, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
Tanggung jawab insinyur pertanian meliputi perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan berbagai proyek pertanian, termasuk sistem pengolahan limbah susu, sistem irigasi dan drainase, dan banyak lagi. Mereka tidak hanya perlu memiliki pengetahuan tentang pertanian, tetapi juga informasi tentang penilaian dampak lingkungan dan teknik pemrosesan produk. Banyak insinyur pertanian memilih untuk bekerja di lembaga akademis atau lembaga pemerintah, sementara beberapa bekerja sebagai konsultan untuk perusahaan teknik swasta atau memegang peran penting dalam industri dengan produsen.
Baik di dunia akademis, lembaga pemerintah, atau di dalam perusahaan, pengaruh insinyur pertanian ada di mana-mana.
Mengambil contoh Armenia, sektor pertanian negara tersebut menyumbang 20% dari PDB pada tahun 2006 dan tumbuh menjadi 25% pada tahun 2010. Data ini menunjukkan dampak potensial dari teknik pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Sebaliknya, insinyur pertanian dan biosistem di Filipina memiliki sertifikasi profesional yang lebih ketat, yang telah menyebabkan peningkatan profesionalisme di bidang ini.
Di Inggris, insinyur pertanian tidak hanya merancang mesin, tetapi juga memperbaiki dan mengadaptasi peralatan pertanian. Di Amerika Serikat, Society of Agricultural and Biological Engineers telah menetapkan prinsip-prinsip panduan untuk standar keselamatan dan peraturan di seluruh industri pertanian sejak didirikan pada tahun 1907.
Teknik pertanian bukan hanya kumpulan teknologi, tetapi juga harapan untuk ketahanan pangan global di masa depan.
Seiring dengan tantangan seperti perubahan iklim dan perlindungan ekologi yang semakin parah, para insinyur pertanian menghadapi tekanan yang luar biasa dalam menangani masalah-masalah ini. Pada saat yang sama, munculnya teknologi pertanian presisi yang inovatif dan teknologi modifikasi genetik telah memberikan kemungkinan baru untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Sudah saatnya untuk memikirkan kembali bagaimana teknik pertanian dapat terus mempromosikan pembangunan berkelanjutan global di era perubahan yang cepat ini?
Teknik pertanian bukan hanya kombinasi sains dan teknologi, tetapi terkait dengan masa depan ketahanan pangan global dan produksi berkelanjutan. Apakah kita siap untuk menerima perubahan ini dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik?