Tersembunyi di kedalaman laut terdapat makhluk misterius dan cantik - kerang biru (Mytilus edulis), yang sering disebut kerang biasa. Bivalvia laut berukuran sedang yang dapat dimakan ini hanya ditemukan dalam famili Mytilidae dan merupakan satu-satunya famili yang masih ada, sehingga membuatnya populer untuk penggunaan komersial yang luas dan pertanian intensif. Kerang biru tersebar luas dan cangkangnya yang kosong dapat ditemukan di pantai-pantai di seluruh dunia.
Kerang biru dianggap sebagai penyaring yang efisien dan memainkan peran penting dalam ekosistem laut.
Kerang biru bukan hanya satu spesies, tetapi sebenarnya terdiri dari sekelompok setidaknya tiga kerang yang berkerabat dekat yang disebut kompleks kerang biru. Spesies ini hidup di sepanjang pantai Belahan Bumi Selatan di Atlantik Utara, Pasifik Utara, dan lingkungan serupa lainnya. Aktivitas manusia telah menyebabkan perubahan dalam distribusi kerang ini dalam beberapa tahun terakhir.
Strategi reproduksi kerang biru tampaknya merupakan adaptasi terhadap habitatnya yang luas.
Kerang biru terutama hidup di zona pasang surut dan dapat melekat erat pada batu atau permukaan keras lainnya dengan mengandalkan benang perlekatan yang disekresikan oleh kelenjar parotisnya. Benang perlekatan ini sangat kuat dan dapat menahan benturan pasang surut.
Cangkang kerang biru berbentuk segitiga dengan permukaan halus dan warnanya berkisar dari ungu, biru, hingga cokelat. Lapisan luar cangkang disebut membran tidak langsung, dan seiring waktu membran ini dapat terkikis, memperlihatkan lapisan kristal berwarna-warni di bawahnya. Selain itu, kerang biru memiliki sifat semi-sesil yang memungkinkan mereka menyesuaikan posisi mereka terhadap perubahan pasang surut.
Kerang biru adalah individu dengan jenis kelamin yang berbeda, dan telur serta sperma yang mereka keluarkan akan bergabung bebas di dalam air. Namun, tidak semua telur dibuahi, dan hanya beberapa larva yang berhasil mencapai tahap dewasa, menghadapi banyak ancaman dari predator dalam prosesnya.
Penurunan jumlah spesies ini yang mengkhawatirkan menimbulkan ancaman bagi lingkungan hidup organisme lain.
Karena kemampuannya untuk mengakumulasi berbagai polutan laut, kerang biru banyak digunakan sebagai indikator untuk pemantauan polusi laut. Penelitian terkini menemukan bahwa ketika terpapar logam berat yang berbahaya di lingkungan, DNA kerang akan rusak, yang akan memengaruhi pertumbuhan dan reproduksinya.
Kerang biru sering berkumpul bersama dan menggunakan benang perlekatan untuk berkomunikasi satu sama lain, membentuk perilaku sosial yang unik. Agregasi ini dapat menjadi cara untuk membantu meningkatkan keberhasilan reproduksi dan juga membantu menahan dampak gelombang.
Kerang biru paling rentan terhadap pemangsaan selama tahap planktonik larva mereka, dan saat mereka tumbuh, cangkang mereka mengeras untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai predator, seperti bintang laut dan burung camar. Kerang memiliki kemampuan untuk menebalkan cangkang mereka, yang memberi mereka perlindungan tambahan terhadap predator.
Sebagai penyaring, kerang biru memainkan peran integral dalam meningkatkan kualitas air ekosistem. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, karena aktivitas lingkungan dan manusia, jumlah kerang biru telah menurun secara signifikan, yang mungkin berdampak signifikan pada ekosistem.
Dengan meningkatnya perubahan iklim dan pengasaman laut, lingkungan hidup kerang biru terancam, dan efisiensi pertumbuhan dan reproduksinya berkurang, sehingga memengaruhi efek penyaringannya pada kualitas air. Dengan latar belakang ini, kita harus memikirkan cara melindungi makhluk berharga ini dan memastikan kesehatan dan keseimbangan ekosistem laut. Pikirkanlah, perubahan seperti apa yang paling dibutuhkan agar lautan di masa depan dapat kembali bersemangat seperti semula?