Kerang hijau (Mytilus edulis), juga dikenal sebagai kerang hijau biasa, adalah moluska bivalvia laut berukuran sedang yang dapat dimakan yang termasuk dalam famili Mytilidae. Kerang ini adalah satu-satunya kerang sejati yang masih hidup di Beiwei. Kerang hijau memiliki berbagai macam kegunaan komersial dan memiliki tempat dalam akuakultur. Selain itu, kerang biru adalah spesies dengan jangkauan distribusi yang luas, ditemukan di pantai-pantai di seluruh dunia, dan cangkang kosong sering kali dapat ditemukan.
Cangkang kerang hijau dapat muncul dalam berbagai warna, termasuk biru atau ungu, dan bagaimana warna-warna ini terbentuk telah memicu banyak penelitian.
Kompleks kerang biru terdiri dari setidaknya tiga spesies yang berkerabat dekat yang hidup di perairan beriklim sedang hingga kutub di Atlantik Utara (termasuk Mediterania) dan Pasifik Utara. Lebih jauh lagi, distribusi strain ini baru-baru ini berubah karena aktivitas manusia.
Strain yang berbeda dapat kawin silang di habitat yang sama, yang berarti bahwa warna dan ukuran kerang hijau akan bervariasi tergantung pada lingkungan tempat mereka tinggal. Kerang hijau hidup terutama di zona pasang surut yang menempel pada batu dan substrat keras lainnya, ditambatkan ke dasar oleh benang perekat kuat yang mereka keluarkan.
Cangkang kerang hijau umumnya berwarna ungu, biru, terkadang cokelat, dan terkadang memiliki garis-garis radial. Cangkang kerang hijau ditutupi dengan zat yang disebut integumen, yang terkikis seiring waktu, memperlihatkan lapisan kapur berwarna-warni di bawahnya.
Perubahan warna pada kerang hijau dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan, penyakit, dan genetika.
Sistem reproduksi kerang hijau dicirikan oleh hubungan seksual dioecious. Selama musim kawin, sperma dan telur yang matang dilepaskan ke kolom air untuk pembuahan. Akan tetapi, tingkat pembuahan telur kerang biru seringkali sangat rendah, dengan hanya sekitar 1% larva yang mampu menjadi dewasa dan menjadi dewasa.
Eksperimen tersebut menemukan bahwa DNA kerang hijau rusak secara signifikan di bawah pengaruh polutan lingkungan, yang mengancam kapasitas reproduksinya.
Karena kerang hijau dapat mengakumulasi berbagai polutan, kerang hijau sering digunakan sebagai indikator pemantauan pencemaran laut. Selain itu, berbagai faktor lingkungan, seperti suhu air dan kelangkaan makanan, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kerang biru.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa ketika kerang hijau terkontaminasi logam berat, DNA mereka rusak dan kemampuan mereka untuk memperbaiki DNA melemah, yang menunjukkan potensi risiko perubahan lingkungan laut terhadap kelangsungan hidup mereka.
Sebagai penyaring makanan, kerang biru memainkan peran penting dalam ekosistem, terutama di habitat lahan basah dan pesisir. Mereka meningkatkan kualitas air dengan menyaring bakteri dan racun dari air, tetapi jumlah mereka menurun karena perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Penurunan ini tidak hanya memengaruhi reproduksi dan pertumbuhan kerang biru, tetapi juga mengancam keseimbangan ekosistem. Banyak ikan kecil dan hewan lain yang bergantung pada kerang biru untuk habitat dan reproduksi juga menghadapi tantangan kelangsungan hidup.
Seiring meningkatnya pengasaman laut dan tantangan lingkungan lainnya, campur tangan manusia menjadi sangat penting. Melindungi kerang biru dan habitatnya sangat penting untuk menjaga ekosistem pesisir yang sehat. Hal ini telah mendorong para ilmuwan dan konservasionis untuk mencari langkah-langkah perlindungan yang efektif untuk bersama-sama memastikan masa depan spesies penting ini.
Dengan perubahan lingkungan hidup kerang hijau dan polusi lingkungan, bagaimana masa depan kerang yang indah ini?