Kerang biru (Mytilus edulis), juga dikenal sebagai kerang biasa, adalah moluska bivalvia laut berukuran sedang yang termasuk dalam famili Mytilidae. Kerang ini ditemukan di perairan beriklim sedang hingga kutub di sepanjang pantai Atlantik Utara dan Pasifik Utara dan telah menarik perhatian luas karena nilai komersialnya dan kemampuan akuakultur yang kuat.
Mengapa cangkang kerang biru yang kosong begitu umum di pantai-pantai di seluruh dunia?
Kerang biru sebenarnya adalah kompleks dari setidaknya tiga spesies yang berkerabat dekat yang ditemukan di Atlantik Utara dan perairan terkait, yang disebut kompleks Mytilus edulis. Kerang ini dapat melakukan hibridisasi untuk membentuk populasi baru.
Berbagai spesies tersebar di berbagai wilayah geografis, misalnya Mytilus galloprovincialis
adalah kerang Mediterania yang hidup terutama di Laut Tengah dan Laut Hitam, sedangkan Mytilus planulatus
adalah kerang biru Selandia Baru. Kerang ini terutama aktif di belahan bumi selatan.
Kerang biru hidup terutama di zona pasang surut, tempat mereka menempel pada substrat keras seperti batu menggunakan benang pengikat yang kuat. "Benang pengikat" ini disekresikan oleh kaki kerang dan memungkinkannya bergerak sebagai respons terhadap perubahan permukaan air.
Kerang biru adalah organisme yang berdiferensiasi secara seksual yang melepaskan sperma dan telur ke dalam air untuk pembuahan. Namun, tingkat pembuahan telur kerang biru cukup rendah, dengan hanya sekitar 1% larva yang mampu tumbuh menjadi kerang dewasa.
Di bawah tekanan lingkungan, seperti polusi atau kekurangan makanan, kerang biru dapat menghadapi penurunan efisiensi reproduksi. Hal ini mengancam kelangsungan hidup dan kemampuan beradaptasi mereka.
Kerang biru sering digunakan untuk memantau polusi laut karena mereka cenderung mengumpulkan polutan dari lingkungan sekitar. Ketika kerang biru terpapar logam berat seperti kadmium dan kromium, hal itu dapat menyebabkan kerusakan DNA, mengurangi kesehatan dan kelangsungan hidup kehidupan laut.
Di lingkungan tertentu, kerang biru sering membentuk koloni untuk membentuk tempat tidur kerang, dan koloni-koloni ini membantu melawan predator dan meningkatkan keberhasilan reproduksi. Tempat tidur kerang ini juga menyediakan tempat berlindung bagi organisme di sekitarnya.
Data historis menunjukkan bahwa jumlah kerang biru telah menurun hampir 40% dalam lima puluh tahun terakhir. Jika tidak dilindungi, hal ini akan berdampak serius pada ekosistem.
Kerang biru tidak hanya merupakan makanan laut yang penting, tetapi juga berfungsi sebagai pemulung dalam ekosistem, membantu menyaring bakteri dan racun berlebih di dalam air. Meskipun terkena dampak perubahan lingkungan dan aktivitas manusia, makhluk ini tetap menjadi bahan kuliner yang populer di banyak negara seperti Spanyol dan Italia.
Menghadapi ancaman pengasaman lingkungan dan perubahan iklim, kemampuan bertahan hidup dan reproduksi kerang biru dapat semakin terpengaruh, sehingga memengaruhi stabilitas seluruh ekosistem. Hal ini mendorong kita untuk berpikir mendalam tentang penggunaan dan perlindungan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Bagaimana kita dapat menemukan jalur pembangunan berkelanjutan sambil melindungi kerang biru dan lingkungan ekologisnya?