Dalam sejarah pengujian kreatif, Tes Torrance tidak diragukan lagi merupakan salah satu tonggak terpenting. Tes ini tidak hanya menunjukkan keragaman pemikiran, tetapi juga membawa perspektif baru pada penilaian pendidikan. Tes Berpikir Kreatif Torrance, yang diciptakan oleh Ellis Paul Torrance pada tahun 1958 sebagai kelanjutan dari karya J.P. Guilford, awalnya didasarkan pada penilaian sederhana tentang "pemikiran divergen" dan terus berkembang serta meningkat selama beberapa dekade berikutnya.
Tes Berpikir Kreatif Torrance pertama kali diberi nama "Tes Kreatif Minnesota" dan berfokus pada penilaian kemampuan kreatif siswa sekolah dasar. Kriteria penilaiannya mencakup empat dimensi utama:
Kelancaran: Jumlah total pemikiran yang dapat ditafsirkan, bermakna, dan relevan yang dihasilkan sebagai respons terhadap materi stimulus.
Fleksibilitas: jumlah respons relevan dalam berbagai kategori.
Orisinalitas: Kelangkaan statistik respons.
Kedetailan: Tingkat detail dalam respons.
Metode penilaian ini tidak hanya mencakup kinerja verbal, tetapi juga proses berpikir non-verbal, yang menandai keragaman dan kedalaman pengujian kreatif.
Pada tahun 1976, Alastair dan Alastair menunjukkan bahwa penilaian sistematis kreativitas pada siswa sekolah dasar oleh Torrens dan rekan-rekannya merupakan penyelidikan paling komprehensif hingga saat ini. Hal ini mengakibatkan tes Torrance sangat diakui di bidang pendidikan dan psikologi.
Antara tahun 1961 dan 1978, Torrance melakukan sejumlah studi tindak lanjut jangka panjang, mengevaluasi siswa sekolah dasar yang diuji di Minnesota pada tahun 1958, yang melibatkan tindak lanjut jangka panjang selama 22, 40, dan bahkan 50 tahun untuk memberikan wawasan di masa mendatang. Penelitian kreatif memberikan dukungan data yang penting.
Torrance merancang konten tes untuk mencakup tidak hanya tugas verbal, tetapi juga tugas grafis non-verbal. Tugas-tugas ini dirancang untuk merangsang imajinasi dan keterampilan memecahkan masalah peserta:
Pemanfaatan yang tidak biasa: Peserta diminta untuk menemukan sebanyak mungkin kegunaan kreatif untuk benda sehari-hari.
Misi yang Mustahil: Buat daftar semua hal yang menurut Anda mustahil.
Tugas hasil: Buat daftar kemungkinan hasil untuk situasi yang tidak mungkin.
Saat ini, Tes Torrance telah menjadi bagian penting dari banyak sekolah dan penilaian psikologis di seluruh dunia, dan metode serta konsepnya telah memengaruhi banyak pendidik dan peneliti. Terutama dalam hal mengembangkan kreativitas dan pemikiran kritis siswa, tes ini menyediakan alat yang berharga.
Kriteria penilaian "kelancaran", "orisinalitas", dan "elaborasi" membuat evaluasi kreativitas lebih sistematis dan dapat dioperasikan daripada sebelumnya.
Namun, tes Torrance juga menghadapi kritik. Beberapa akademisi percaya bahwa terlalu mengandalkan penilaian standar mungkin tidak sepenuhnya menangkap potensi kreatif seseorang, yang juga memicu diskusi tentang kewajaran dan validitas tes kreativitas.
Misalnya, beberapa akademisi menunjukkan bahwa pemahaman dan ekspresi kreativitas mungkin berbeda dalam latar belakang budaya yang berbeda, sehingga sulit bagi tes standar untuk beradaptasi dengan semua peserta.
Meskipun ada skeptisisme, tes kreatif Torrance akan terus menjadi subjek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Para peneliti secara aktif mengeksplorasi cara untuk menambatkan perbedaan budaya untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang lebih beragam. Pada saat yang sama, seiring dengan kemajuan teknologi, banyak alat dan metode penilaian baru mulai menggantikan metode pengujian tradisional secara bertahap, yang telah memicu pemikiran ulang tentang pengujian kreatif di masa mendatang.
Jadi, dalam lingkungan pendidikan yang terus berubah ini, dapatkah tes kreativitas benar-benar mencerminkan imajinasi dan kreativitas anak yang penuh warna?