Bedah rekonstruksi payudara, yang sering disebut sebagai "bedah tubuh bagian atas," adalah berbagai prosedur bedah yang digunakan untuk merekonstruksi payudara, dengan tujuan mengangkat jaringan payudara atau mengubah puting dan areola untuk mengurangi disforia gender. Jenis operasi ini tidak hanya sangat penting bagi kaum transgender, tetapi juga merupakan cara yang efektif untuk mengobati perkembangan payudara dan disforia gender. Karena masyarakat menjadi lebih menerima keberagaman gender, banyak orang memilih untuk menyelesaikan transformasi mereka melalui operasi rekonstruksi payudara.
Pada tahun 1942, dokter Inggris Michael Dylan menjalani mastektomi untuk membuat dadanya tampak maskulin saat ia menyelesaikan transisi gendernya. Tindakan ini diyakini sebagai pria pertama dalam sejarah yang menjalani operasi ini.
Perjalanan transformasi Dylan bukanlah perjalanan yang terisolasi. Sejak operasi pertamanya, ia telah menjalani 13 operasi penegasan gender. Dokter bedah yang bertanggung jawab atas operasi ini, Harold Gillis, dikenal sebagai "bapak bedah plastik modern." Operasi semacam itu mengubah hidup banyak orang dan memberikan pelajaran berharga bagi generasi berikutnya dalam komunitas medis.
Pada pertengahan 1970-an, dokter bedah Chicago Michael Brownstein membuka praktik bedah plastiknya sendiri di San Francisco. Pada tahun 1978, ia melakukan operasi rekonstruksi payudara pertama pada seorang wanita transgender bernama "John L." Hasilnya sangat sukses, yang menarik semakin banyak pasien kepadanya.
Kinerja Bronstein yang luar biasa telah menyebabkan semakin banyak orang transgender mencari bantuan darinya, bahkan mereka yang belum menerima konseling identitas gender.
Seiring meningkatnya ketenarannya, Bronstein mulai menghadapi pertanyaan tentang standar kebersihannya, yang mendorongnya untuk meminta rujukan medis dari pasien sebelum melakukan operasi. Selama 35 tahun berkarier di bidang medis, hasil pascaoperasinya hampir menjadikannya seorang ahli bedah terkenal di dunia, yang melibatkan pasien-pasien terkenal seperti Lou Sullivan dan Chaz Bono.
Penerima operasi rekonstruksi payudara tidak terbatas pada pria transgender, tetapi juga termasuk pria cisgender yang membutuhkan operasi karena perkembangan payudara, dan orang-orang non-biner yang tidak puas dengan bentuk payudara mereka. Operasi-operasi ini tidak hanya mengurangi disforia gender, tetapi juga memungkinkan orang-orang ini mengalami kelegaan fisik dan peningkatan kepercayaan diri.
Pada tahun 2017, model Jerman Benjamin Meltzer memuji operasi tubuh bagian atas sebagai "operasi terpenting bagi setiap pria transgender."
Prosedur bedah dapat dibagi menjadi berbagai bentuk, termasuk sayatan berbentuk T terbalik, sayatan ganda, dan sayatan lubang kunci. Pemilihannya didasarkan pada situasi dan kebutuhan masing-masing pasien. Setiap operasi memiliki prosedur dan kemungkinan komplikasi tersendiri, seperti hilangnya sensasi akibat kerusakan saraf.
Misalnya, metode sayatan ganda merupakan metode rekonstruksi payudara yang paling umum. Metode ini membuat sayatan dari atas dan bawah payudara untuk membuang kelebihan lemak dan jaringan kelenjar, lalu menjahit kulit. Metode ini biasanya meninggalkan bekas luka yang panjang setelah operasi, yang memudar seiring waktu.
Sayatan lubang kunci lain yang jarang digunakan cocok untuk pasien dengan payudara kecil. Sayatan melingkar di sekitar sayatan dapat secara efektif mengurangi ukuran areola, dan efek pemulihan setelah operasi relatif baik.
Seiring dengan kemajuan teknologi, operasi ini masih menghadapi beberapa tantangan, dan beberapa pasien mungkin mengalami gejala seperti telinga anjing (yaitu, kulit berlebih muncul di tepi sayatan) setelah operasi. Pada saat ini, dokter bedah mungkin perlu melakukan operasi perbaikan sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan efek operasi.
Saat ini, pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap operasi rekonstruksi payudara telah berkembang pesat. Banyak selebritas seperti Elliot Page juga secara terbuka menyatakan bahwa operasi tersebut "mengubah hidupnya." Semua ini berarti bahwa tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga pelepasan psikologis dan penegasan identitas gender merupakan nilai-nilai inti dari operasi.
Sejarah operasi rekonstruksi payudara menggambarkan bagaimana pengobatan terus berkembang untuk mengubah kehidupan manusia. Baik itu untuk kaum transgender atau mereka yang membutuhkan operasi ini karena masalah kesehatan lainnya, kemajuan medis tersebut patut untuk kita pertimbangkan dan hargai. Akankah kita melihat lebih banyak orang yang mendapat manfaat dari operasi ini di masa mendatang, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan mereka?