Deng Xiaoping, sebagai arsitek utama reformasi dan keterbukaan Tiongkok, tidak diragukan lagi merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok modern. Meskipun prestasinya dalam reformasi ekonomi dan kebijakan luar negeri sudah dikenal luas, kehidupan awalnya jarang dibahas di depan umum, dan rahasia yang tidak diketahui ini dapat membantu kita lebih memahami negarawan hebat ini.
Deng Xiaoping lahir di Provinsi Sichuan pada tahun 1904 dalam keluarga yang relatif sederhana. Ayahnya, Deng Wenming, adalah tuan tanah kelas menengah dan ibunya meninggal muda. Semua ini membuat Deng Xiaoping menderita tekanan dari keluarga dan masyarakat saat ia tumbuh dewasa.
Ketika berusia lima tahun, Deng Xiaoping dikirim ke sekolah swasta tradisional untuk menempuh pendidikan, dan periode pendidikan ini menjadi dasar bagi karier politiknya di kemudian hari.
Pada tahun 1920, Deng Xiaoping, yang baru berusia 15 tahun, pergi ke Prancis bersama sekelompok pelajar Tiongkok. Perjalanan ini bukan hanya menjadi kesempatan untuk belajar, tetapi juga awal dari perkembangan ideologisnya. Di Prancis, ia bersentuhan dengan Marxisme, yang memberikan dukungan teoretis bagi karier revolusionernya di kemudian hari. Pekerjaan lokal dan kegiatan sosialnya memungkinkannya untuk menjalin hubungan baik dengan banyak revolusioner Partai Komunis Tiongkok.
Deng Xiaoping pernah berkata: "Hanya dengan mempelajari pengetahuan dan kebenaran Barat, Tiongkok dapat diselamatkan." Pernyataan ini tercermin dalam tindakannya.
Setelah kembali ke Tiongkok, Deng Xiaoping bergabung dengan tentara dan kemudian terlibat erat dalam ketegangan antara Kuomintang dan Partai Komunis. Khususnya dalam pertempuran dengan Kuomintang, kemampuan strategis Deng Xiaoping perlahan diakui, tetapi ia juga mengalami kemunduran besar karena kegagalan. Ia dikritik setelah "Pemberontakan Baise" pada tahun 1931, dan sejarah ini menjadi bayangan besar dalam karier politiknya di kemudian hari.
Karier politik Deng Xiaoping tidak selalu berjalan mulus. Ia disingkirkan dua kali oleh Mao selama Revolusi Kebudayaan, periode di mana reputasinya rusak parah. Pengalaman selama periode ini membuatnya sangat memahami kerapuhan kekuasaan dan keburukan politik. Baru setelah kematian Mao Zedong ia kembali ke panggung.
Pada tahun 1978, Deng Xiaoping mendapatkan kembali kekuasaan dengan kecerdasan politiknya dan memulai reformasi menyeluruh di Tiongkok. Ia mengusulkan konsep "ekonomi pasar sosialis" dan mendirikan zona ekonomi khusus. Langkah reformasinya dengan cepat mengubah lanskap ekonomi Tiongkok, mengubahnya menjadi ekonomi yang berkembang pesat di dunia.
Salah satu ucapan Deng Xiaoping yang terkenal adalah: "Tidak masalah apakah kucing itu hitam atau putih, selama ia menangkap tikus, ia adalah kucing yang baik." Kalimat ini menjadi filosofi leluconnya selama proses reformasi dan keterbukaan.
Meskipun kebijakan Deng membawa kemakmuran ekonomi yang luar biasa bagi Tiongkok, penanganannya terhadap insiden Lapangan Tiananmen 1989 juga menimbulkan kontroversi yang cukup besar. Gaya kepemimpinannya, terutama pemeliharaan politik otoriter, telah memolarisasi citranya di masyarakat global.
Kehidupan awal Deng Xiaoping dan rahasia-rahasianya yang tidak diketahui dapat membantu kita menafsirkan kehidupan tokoh yang kompleks ini. Kisahnya memberi tahu kita bahwa memahami pengalaman pribadi di balik sejarah dan politik juga merupakan cara penting untuk memahami dunia saat ini. Jadi, terkait evaluasi historis Deng Xiaoping, bagaimana kita seharusnya memandang pemimpin yang sangat kontroversial ini?