Delesi gen adalah fenomena mutasi genetik di mana sebagian kromosom atau urutan DNA dihilangkan selama replikasi DNA. Mutasi semacam itu dapat menyebabkan hilangnya informasi genetik tertentu, sehingga memengaruhi kesehatan organisme. Memahami proses ini penting untuk menjelaskan banyak penyakit genetik.
Dampak delesi gen dapat berkisar dari variasi genetik ringan hingga masalah kesehatan yang fatal, tergantung pada gen yang hilang dan fungsi yang dikendalikannya.
Penyebab penghapusan gen terutama meliputi aspek-aspek berikut:
Jenis-jenis penghapusan gen dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
Penghapusan gen kecil cenderung tidak menimbulkan dampak yang mematikan, sedangkan penghapusan besar sering kali mematikan. Besarnya dampak tersebut akan bervariasi tergantung pada gen yang dihapus, dan beberapa penghapusan berukuran sedang dapat mengakibatkan penyakit genetik yang nyata. Misalnya, sindrom Williams adalah penyakit yang disebabkan oleh penghapusan gen.
Penghapusan gen dapat menyebabkan berbagai penyakit genetik, termasuk infertilitas pria, distrofi otot Duchenne, dan fibrosis kistik.
Dengan perkembangan teknologi molekuler modern, potensi diagnostik kelainan kromosom telah meningkat pesat, khususnya penerapan teknologi hibridisasi genomik komparatif mikroarray, yang telah meningkatkan potensi untuk mendeteksi perubahan jumlah salinan DNA di seluruh genom, dan dapat mendeteksi penghapusan kromosom terkecil 5–20 kb.
Pada ragi, gen nuklir tertentu dianggap terlibat dalam perbaikan DNA mitokondria, yang menunjukkan bahwa perbaikan kerusakan untai ganda memainkan peran kunci dalam pembentukan penghapusan DNA mitokondria.
Penelitian di bidang ini masih berlangsung, dan para ilmuwan berupaya untuk mengungkap lebih jauh mekanisme di balik penghapusan gen dan bagaimana hal itu memengaruhi evolusi dan kesehatan manusia. Perlu lebih banyak perhatian dan penelitian terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh penghapusan gen.
Dengan menganalisis penghapusan gen lebih lanjut, komunitas ilmiah mungkin dapat membuka jalan bagi pengobatan baru.
Apakah pemahaman tentang bagaimana variasi kecil ini dapat menyebabkan penyakit besar membuat kita memikirkan kembali masa depan genetika?