Reactive Attachment Disorder (RAD) adalah gangguan emosional dan perilaku yang berkembang terutama pada masa kanak-kanak awal akibat kurangnya perhatian dan kasih sayang dari pengasuh utama. Perkembangan gangguan ini terkait erat dengan pengalaman pengabaian, pelecehan, atau kehilangan pengasuh utama secara tiba-tiba yang dialami anak-anak antara usia tiga bulan dan tiga tahun. Pengalaman awal yang tidak berfungsi ini menyebabkan hilangnya kepercayaan emosional, yang pada gilirannya memengaruhi interaksi sosial anak dan perkembangan emosional selanjutnya.
Secara teori, keterikatan adalah naluri bertahan hidup manusia; namun, kurangnya keterikatan yang sehat dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan sosial di masa mendatang.
Teori keterikatan menyatakan bahwa bayi secara naluriah mencari hubungan dengan orang lain, terutama saat menghadapi ancaman, dan mereka mencari kedekatan dengan pengasuh utama mereka untuk memastikan kelangsungan hidup mereka. Hubungan keterikatan yang sehat lebih dari sekadar ikatan cinta dan perhatian, tetapi dibangun di atas interaksi pengasuh yang stabil. Anak-anak mengembangkan rasa percaya dasar dalam lingkungan seperti itu, yang membantu mereka membangun hubungan yang mendalam dengan orang lain di kemudian hari.
Kepercayaan dasar adalah konsep yang melampaui hubungan bayi-pengasuh dan menghubungkan kepercayaan di masa lalu dengan kepercayaan di masa depan.
Secara klinis, gangguan ini sering disebut sebagai kondisi yang memerlukan perawatan daripada sekadar faktor risiko. Diagnosis gangguan keterikatan reaktif biasanya didasarkan pada kriteria klasifikasi DSM-IV-TR dan ICD-10, dan gangguan keterikatan reaktif dapat dimanifestasikan oleh interaksi yang tidak ada atau tidak stabil dengan figur keterikatan utama.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak berusia satu tahun dapat menoleransi perpisahan singkat dari pengasuh yang dikenalnya dan dengan cepat merasa nyaman saat pengasuh tersebut kembali. Namun, sejumlah kecil anak menunjukkan perilaku tidak biasa yang dapat memengaruhi perkembangan sosial mereka di masa mendatang. Gaya keterikatan yang tidak aman ini dapat bertindak sebagai gejala yang mengindikasikan masalah di masa mendatang dengan keterampilan sosial.
Gaya keterikatan yang tidak aman, seperti gaya cemas, menghindar, dan tidak teratur, dapat meningkatkan risiko penyakit mental di masa mendatang.
Jika seorang anak sering menunjukkan pola reuni yang buruk dengan pengasuhnya, perilaku tersebut dapat menjadi pertanda gangguan perkembangan atau pelecehan. Mengambil keterikatan campuran cemas atau tidak teratur sebagai contoh, dampaknya pada anak-anak dapat mencakup fobia sosial, ketidakstabilan emosional, dan masalah hubungan di masa mendatang.
Intervensi dan pendekatan pengobatan untuk gangguan keterikatan reaktif sangat bervariasi, dengan fokus pada peningkatan kepekaan dan responsivitas pengasuh. Para ahli telah menyarankan beberapa intervensi populer, termasuk "seputar keselamatan," pembinaan tentang interaksi dengan pengasuh, dan psikoterapi intensif orang tua-anak, untuk mendorong interaksi yang lebih baik antara orang tua dan anak.
Strategi perawatan ini dirancang untuk memastikan bahwa anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan untuk meningkatkan hubungan orangtua-anak yang sehat.
Tentu saja, pengobatan dapat digunakan jika diperlukan untuk mengelola gejala seperti depresi atau kecemasan, meskipun tidak ada perbaikan cepat untuk mengobati gangguan keterikatan reaktif. Perawatan biasanya membutuhkan waktu dan bimbingan yang cermat untuk memastikan hubungan emosional yang baik terjalin antara anak dan pengasuhnya.
Dalam menghadapi gangguan keterikatan reaktif, selain perawatan individual, pembentukan sistem dukungan sosial sama pentingnya. Cara meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gangguan ini secara efektif dan mengambil tindakan dukungan yang tepat untuk membantu anak-anak ini dan keluarga mereka adalah arah yang perlu kita kerjakan bersama.
Pada akhirnya, bagaimana menciptakan lingkungan pertumbuhan yang lebih baik bagi anak-anak ini dengan dukungan dan pemahaman masyarakat untuk menghindari kemungkinan masalah kesehatan mental di masa mendatang tidak diragukan lagi merupakan topik yang harus dipikirkan oleh kita semua?