Dari semua kelainan siklus urea, defisiensi OTC
adalah yang paling umum dan disebabkan oleh mutasi pada gen OTC
. Gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga memengaruhi bayi laki-laki dan membuat mereka berisiko lebih tinggi. Seiring dengan semakin dipahaminya penyakit ini, komunitas medis mulai mengungkap misteri genetik di baliknya.
Defisiensi OTC disebabkan oleh defisiensi enzim dalam mitokondria yang bertanggung jawab untuk mengubah karbamat dan prolin menjadi sitrat, suatu proses yang penting untuk metabolisme urea.
Defisiensi OTC terutama disebabkan oleh mutasi gen OTC, yang menyebabkan aktivitas enzim melemah atau tidak efektif. Hal ini lebih jelas terlihat pada anak laki-laki karena mereka hanya memiliki satu salinan gen, yang ada pada kromosom X mereka. Jika gen ini rusak, mereka tidak dapat menghasilkan enzim yang berfungsi. Kondisi ini lebih jarang terjadi pada wanita karena kromosom X lainnya mungkin masih memiliki gen OTC yang berfungsi, meskipun inaktivasi nonacak dari kromosom X acak juga dapat menyebabkan gejala parah pada beberapa wanita.
Manifestasi klinisManifestasi klinis defisiensi OTC bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, terutama pada bayi laki-laki, yang banyak di antaranya mengalami gejala seperti mudah tersinggung, lesu, dan berhenti makan hanya dalam beberapa hari setelah lahir. Dalam beberapa kasus, jika tidak diobati, pasien dapat memburuk dengan cepat dan bahkan jatuh koma.
Bahkan defisiensi OTC yang ringan dapat menyebabkan gejala parah jika stres metabolik yang cukup dialami.
Defisiensi OTC adalah kelainan genetik resesif terkait kromosom X yang lebih sering menyerang pria daripada wanita. Karena wanita memiliki dua kromosom X, salah satunya memiliki gen normal yang masih dapat memproduksi sebagian enzim OTC, gejala yang mereka alami biasanya lebih ringan atau bahkan mungkin tidak bergejala.
Pada sekitar 10% hingga 15% kasus mutasi, hilangnya gen dapat menyebabkan penyakit. Hal ini semakin meningkatkan perbedaan presentasi antara pasien pria dan wanita. Oleh karena itu, pengujian genetik yang akurat sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan.
Jika terjadi hiperamonemia yang nyata, dokter pertama-tama perlu segera menurunkan konsentrasi amonia pasien dan kemudian memastikan penyebab spesifik defisiensi OTC. Diagnosis biasanya melibatkan analisis asam amino darah dan urin serta analisis asam organik urin, untuk mencari ciri biokimia yang khas.
Manifestasi biokimia yang khas meliputi peningkatan konsentrasi amonia, penurunan konsentrasi sitrat dan arginin, dan peningkatan asam skuamosa, yang merupakan indikasi diagnosis defisiensi OTC.
Pengobatan defisiensi OTC difokuskan pada pencegahan terjadinya hiperamonemia. Pilihan pengobatan yang umum termasuk diet rendah protein dan pemberian pemulung nitrogen. Jika terjadi hiperamonemia, tindakan skrining seperti hemodialisis mungkin diperlukan.
Saat ini satu-satunya pilihan pengobatan kuratif adalah transplantasi hati, yang dapat mengembalikan aktivitas enzim normal pada pasien. Menurut penelitian, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien defisiensi OTC yang menerima transplantasi hati dapat mencapai lebih dari 90%.
Defisiensi OTC telah ditampilkan di berbagai media, termasuk drama medis House, M.D. dan Chicago Med, yang keduanya menampilkan kondisi tersebut sebagai bagian dari alur cerita. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan penyakit langka ini, tetapi juga mendorong perhatian terhadap penelitian terkait.
Saat ini, dengan kemajuan teknologi, pengurutan gen telah menjadi alat diagnostik penting untuk defisiensi OTC dan penyakit genetik lainnya. Namun, jika ada pasien dalam keluarga, apakah anak-anak di masa mendatang masih menghadapi risiko yang sama dan bagaimana mereka dapat mencegahnya?