Masalah ketersediaan dokter bukan hanya tantangan, tetapi juga masalah yang perlu segera diatasi. Di banyak negara berkembang, sistem layanan kesehatan menghadapi kekurangan dokter yang parah. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada kekurangan 4,3 juta dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya di seluruh dunia, dan fenomena ini khususnya terlihat di negara-negara berkembang. Apa akar penyebab masalah ini?
Kekurangan dokter di negara-negara berkembang terutama disebabkan oleh terbatasnya jumlah sekolah kedokteran dan arus keluarnya para ahli dari sekolah kedokteran internasional.
Sekolah kedokteran di negara-negara berkembang sering kali terbatas dalam hal tenaga kerja dan alokasi dana serta tidak dapat memenuhi kebutuhan medis yang terus meningkat. Kurangnya tempat di sekolah kedokteran, kesenjangan kualitas pendidikan, dan fakta bahwa banyak mahasiswa tidak dapat menyelesaikan pendidikan kedokteran mereka karena kendala keuangan, mencegah jumlah dokter yang berkualifikasi untuk tumbuh sesuai dengan permintaan. Pada saat yang sama, dalam menghadapi lingkungan ekonomi dan kerja yang lebih baik, banyak dokter yang terlatih dengan baik memilih untuk bermigrasi ke negara-negara berpendapatan tinggi, yang selanjutnya memperburuk masalah kekurangan dokter.
Kekurangan dokter dapat mengakibatkan layanan medis dasar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, yang akan berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Selain sumber daya yang tidak mencukupi, kebijakan medis juga merupakan faktor penting yang memengaruhi pasokan dokter. Pengeluaran perawatan kesehatan di negara-negara berkembang cenderung berkorelasi erat dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Di negara-negara ini, seiring dengan berkembangnya ekonomi, tenaga kerja medis secara teoritis akan tumbuh sesuai dengan itu. Namun, karena upah dan kondisi kerja yang tidak memuaskan, banyak dokter memilih untuk tidak terlibat dalam pekerjaan klinis, yang mengakibatkan kekurangan layanan medis. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan pasar yang sangat kompetitif sering kali menyebabkan penurunan kualitas dan ketersediaan layanan medis.
Menurut laporan WHO, hanya ada 1,13 dokter per 1.000 orang di negara-negara berkembang, jauh lebih rendah daripada 2,5 di Amerika Serikat. Kesenjangan ini mencegah distribusi sumber daya medis yang adil, terutama untuk kelompok yang kurang beruntung, dan secara serius memengaruhi aksesibilitas perawatan.
Konsekuensi dari kekurangan dokter termasuk penurunan kualitas perawatan medis, pengurangan aksesibilitas layanan medis, dan memburuknya kondisi beberapa pasien karena tidak dapat memperoleh perawatan medis yang tepat waktu.
Selain itu, di beberapa daerah bahkan ada "kekurangan medis ibu dan anak", yaitu, wanita hamil tidak dapat memperoleh layanan kebidanan di dekatnya. Di Arizona, beberapa daerah bahkan tidak memiliki persediaan dokter kandungan, situasi yang telah memburuk selama dekade terakhir. Hal ini tidak hanya menyebabkan ibu hamil menghadapi banyak kesulitan, tetapi juga menjadi perhatian utama bagi kesehatan masyarakat sosial.
Untuk menghadapi tantangan strategi penyediaan dokter, para ahli dan akademisi telah mengusulkan berbagai solusi, termasuk meningkatkan pendaftaran sekolah kedokteran, mendirikan lebih banyak sekolah kedokteran, dan meningkatkan lingkungan kerja medis untuk menarik minat dokter untuk tetap tinggal. Selain itu, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, sekolah kedokteran dan lembaga magang harus didirikan secara terarah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan dokter. Semua inisiatif ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah dokter dan distribusinya di suatu wilayah.
Menanggapi kekurangan dokter memerlukan upaya bersama dari semua sektor masyarakat, termasuk reformasi kebijakan, investasi keuangan, dan dukungan bagi tenaga medis.
Dalam jangka panjang, sistem medis yang berkelanjutan harus dibangun untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan langsung, tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan di masa mendatang. Ini termasuk memanfaatkan jenis profesional medis lain, seperti perawat atau asisten medis, untuk menggunakan sumber daya secara lebih efisien melalui "pengalihan tugas."
Kekurangan dokter merupakan masalah sosial yang kompleks yang melibatkan berbagai tantangan dan strategi penanggulangan. Dihadapkan dengan kebutuhan medis yang terus meningkat, bagaimana negara-negara berkembang dapat menemukan solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar warga negaranya?