Dalam sistem hukum Amerika, kesaksian lisan (Deposisi) merupakan alat penting yang sangat diandalkan oleh para pengacara. Deposisi khidmat, yang berlangsung di luar gedung pengadilan, memungkinkan para pengacara untuk mengajukan pertanyaan kepada para saksi dan menyimpan kesaksian tersebut di pengadilan untuk digunakan jika diperlukan. Pengembangan strategi ini tidak hanya merupakan evolusi dari proses hukum, tetapi juga mencerminkan signifikansi mendalam dari proses litigasi dan bagaimana hal itu memengaruhi keputusan akhir pengadilan.
Kekuatan sesungguhnya dari kesaksian lisan adalah bahwa kesaksian tersebut mengungkapkan pikiran dan perasaan saksi yang sebenarnya, yang tidak dapat disampaikan dalam kesaksian tertulis.
Berdasarkan Aturan Prosedur Perdata Federal AS, penggunaan deposisi memungkinkan para pengacara di kedua belah pihak untuk memperoleh pratinjau bukti yang jelas dan memfasilitasi diskusi yang adil tentang kasus tersebut. Kesaksian lisan memberikan cara informasi yang transparan dan menghindari kemungkinan kejutan di pengadilan, yang sangat mengurangi terjadinya situasi yang tidak adil dan meningkatkan efisiensi litigasi.
Bentuk kesaksian ini berasal dari Inggris abad ke-15, dan bentuk modernnya berkembang di Amerika abad ke-19. Pada saat itu, Hakim Kantor New York mengizinkan pengacara untuk berpartisipasi secara pribadi dalam deposisi, sehingga tidak lagi menjadi proses rahasia tertutup. Pergeseran strategis ini memungkinkan pengacara untuk lebih memahami pemikiran saksi dan mengembangkan strategi hukum yang sesuai.
Selama persidangan, keterampilan dan strategi pengacara dalam mengajukan pertanyaan dapat menarik perhatian saksi dan secara efektif memperoleh informasi yang diperlukan.
Dalam praktik hukum di Amerika Serikat, kesaksian lisan sering kali dilakukan di kantor pengacara atau lokasi lain di luar ruang sidang. Pemilihan lokasi yang fleksibel tersebut memungkinkan pengacara untuk melakukan pemeriksaan dalam lingkungan informal, yang membantu saksi mengekspresikan diri mereka dengan lebih santai. Hasilnya, pengacara dapat menangkap emosi dan reaksi saksi pada saat itu, yang dapat menjadi bukti penting dalam konfrontasi pengadilan berikutnya.
Selain itu, kesaksian lisan direkam oleh reporter hukum, yang membuat catatan tertulis yang dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan. Kesaksian lisan ini dapat digunakan untuk mempertanyakan kredibilitas saksi ketika pernyataan mereka bertentangan di pengadilan. Dalam keadaan tertentu, jika saksi tidak dapat bersaksi di pengadilan, kesaksian mereka tetap dapat diajukan, yang selanjutnya menekankan pentingnya kesaksian lisan dalam proses hukum.
Melalui kesaksian lisan, pengacara dapat memperoleh informasi penting selama proses litigasi dan mengembangkan strategi pembelaan hukum yang tepat.
Pengacara semakin mementingkan perekaman video kesaksian lisan, yang tidak hanya memberikan bukti visual ke pengadilan, tetapi juga membantu hakim atau juri lebih memahami situasi dan emosi saksi, yang dapat memengaruhi keputusan juri dalam putusan akhir. Persepsi kredibilitas saksi.
Dalam dunia hukum, kesaksian lisan bukan sekadar sarana untuk mencari kebenaran, tetapi juga merupakan bagian dari strategi hukum. Keajaiban kesaksian lisan ditunjukkan oleh cara pengacara merancang pertanyaan untuk memandu pernyataan saksi atau mengarah pada kontradiksi, dan dalam beberapa kasus bahkan untuk mengungkap kelemahan lawan.
Oleh karena itu, dalam litigasi Amerika, baik itu pemeriksaan terdakwa atau pemeriksaan saksi, penggunaan kesaksian lisan yang strategis telah menjadi kunci keberhasilan pengacara. Kesaksian lisan tidak hanya dapat membantu pengacara mengklarifikasi fakta, tetapi juga menciptakan dukungan bukti yang kuat di pengadilan, yang dapat memainkan peran yang menentukan dalam keputusan hukum berikutnya. Namun, dunia hukum tidak diragukan lagi penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Bagaimana masa depan kesaksian lisan akan berkembang?