Dalam praktik Satanisme kontemporer, Misa Hitam telah menjadi ritual utama yang menonjol. Akarnya dapat ditelusuri kembali ke berbagai ritual yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan bentuk serta isi ritual ini terus berkembang seiring waktu. Artikel ini akan membahas latar belakang historis Misa Hitam, dampak budayanya, dan bagaimana hal itu telah menjadi titik fokus Satanisme saat ini.
Misa Hitam dirayakan oleh beberapa kelompok agama Satanis dan umumnya dipandang sebagai parodi dan penghujatan terhadap Misa Katolik. Bentuk ritual ini secara bertahap mendapat perhatian luas dalam literatur Prancis abad ke-19, termasuk Satanism and Witches karya Jules Michelet dan Over There karya Joris-Karl Huysmans. Kebangkitan ritual modern mulai muncul pada pertengahan abad ke-20 dengan penerbitan The Satanic Mass oleh H.T.F. Rhodes di London pada tahun 1954, dan kini terdapat beberapa versi berbeda dari Misa Hitam yang dilakukan oleh berbagai kelompok.
Kekristenan awal menganggap Misa sebagai upacara yang paling penting, sebuah upacara yang dapat ditelusuri kembali ke zaman para rasul.
Hubungan Misa Hitam dengan ritual Kristen sangatlah rumit. Seiring dengan berkembangnya agama Kristen secara bertahap, banyak sekte sesat muncul, yang menantang otoritas gereja tradisional melalui ritual misa mereka sendiri. Khususnya, beberapa catatan abad keempat, seperti referensi pendeta Kristen yang telah turun takhta, Epiphanius, tentang ritual seksual tertentu, turut memopulerkan gagasan Misa Hitam.
Seiring berjalannya abad ke-20, Misa Hitam dibingkai ulang oleh berbagai kelompok Satanis, khususnya pada tahun 1960-an ketika Anton LaVey menerbitkan The Satanic Classics, yang memberi makna baru pada ritual tersebut. LaVey mencatat bahwa meskipun Misa Hitam sering disalahpahami, pada dasarnya Misa Hitam merupakan parodi ritual Katolik dan tidak semua pesertanya adalah Satanis.
Ravi mengatakan bahwa Misa Hitam bukan hanya parodi ritual keagamaan, tetapi juga memiliki sifat drama psikologis.
Dalam beberapa tahun terakhir, penyelenggaraan misa hitam di depan umum di Amerika Serikat telah menimbulkan dampak sosial yang hebat. Pada tahun 2014, hosti curian digunakan selama misa hitam di Oklahoma City, yang memicu protes keras dari umat Kristen. Insiden ini tidak hanya mencerminkan ketegangan antara isu-isu agama, tetapi juga menyoroti beragam pandangan tentang Setanisme dan ritualnya dalam masyarakat saat ini.
KesimpulanSingkatnya, alasan mengapa Misa Hitam menjadi fokus Setanisme kontemporer bukan hanya karena kontroversi yang ditimbulkannya dengan mengejek agama tradisional, tetapi juga karena tantangan yang ditimbulkannya terhadap norma-norma sosial. Melalui ritual ini, para pemuja setan mempromosikan semangat pemberontakan dan kebebasan serta mencoba menemukan identitas agama mereka sendiri. Dalam konteks ini, dapatkah Misa Hitam benar-benar memberikan perspektif baru bagi eksplorasi spiritual manusia?