Kelelawar vampir, khususnya kelelawar vampir biasa (Desmodus rotundus), dikenal karena kebiasaan makannya yang tidak biasa, yaitu memakan darah hewan lain. Namun, air liur kelelawar kecil ini juga dianggap sebagai fokus penelitian medis karena zat antikoagulan yang dikandungnya mungkin memiliki nilai medis yang signifikan bagi pasien stroke.
Air liur kelelawar vampir mengandung berbagai protein, khususnya antikoagulan yang disebut "desmoteplase", yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan aliran darah pada pasien stroke.
Kelelawar vampir berburu dengan cara yang unik. Mereka akan diam-diam mendekati antelop atau ternak yang sedang tidur di malam hari, kemudian menggunakan gigi tajamnya untuk membelah kulit inangnya dan menghisap darah melalui lidahnya yang panjang. Selama proses ini, air liur kelelawar mengandung antikoagulan yang mencegah darah menggumpal selama proses menghisap. Khasiat ini telah menarik perhatian para ilmuwan di bidang kedokteran karena dalam bidang ilmu saraf, khasiatnya dapat memulihkan aliran darah pasca-stroke, yang sangat penting bagi pemulihan pasien.
Potensi kelelawar vampir melampaui ekologi mereka; inovasi medis yang dimungkinkan oleh air liur mereka dapat menjadi kunci bagi pengobatan generasi baru.
Para ilmuwan telah mulai mempelajari komponen air liur kelelawar vampir, khususnya desmoteplase, protein yang meningkatkan aliran darah dan memiliki efek penyembuhan potensial di area otak yang rusak akibat bekuan darah. Saat mengobati stroke, kemampuan untuk menghilangkan bekuan darah adalah kunci keberhasilan pengobatan. Hal ini telah menjadikan air liur kelelawar vampir sebagai fokus komunitas medis, terutama dalam pengembangan obat-obatan baru.
Banyak penelitian pada hewan vertebrata telah menunjukkan bahwa desmoteplase dapat meningkatkan aliran darah secara signifikan pada pasien dengan stroke iskemik, yang memberikan harapan untuk pengobatan di masa mendatang.
Uji klinis terkini telah menunjukkan bahwa penggunaan obat yang mengandung bahan dari air liur kelelawar vampir meningkatkan kecepatan dan efektivitas pemulihan pada pasien stroke. Penelitian ini tidak hanya mengungkap potensi zat tersebut tetapi juga membuka arah baru untuk inovasi biomedis.
Para peneliti berharap untuk lebih mengoptimalkan dan mensintesis senyawa yang berasal dari kelelawar ini dan mengubahnya menjadi obat yang efektif untuk membantu jutaan pasien stroke di seluruh dunia setiap tahun. Temuan ini tidak diragukan lagi akan mengubah cara penanganan stroke dan memberikan banyak pasien harapan baru.
Meskipun kelelawar vampir memainkan peran penting dalam ekosistem, banyak orang takut pada makhluk ini karena penyakit yang dapat disebarkannya, seperti rabies. Namun, organisme ini juga menunjukkan kemampuan beradaptasi yang hebat dan membangun hubungan yang stabil di antara ekologi melalui perilaku sosial dan semangat kooperatifnya.
Kelelawar vampir menunjukkan perilaku saling membantu yang cerdas dalam kehidupan sosial, seperti berbagi makanan satu sama lain, yang tidak umum di dunia kelelawar.
Air liur kelelawar vampir bukan sekadar alat bertahan hidup pasif, sifat fisiologisnya dianggap oleh para ilmuwan sebagai sumber daya medis yang potensial. Seiring dengan berlanjutnya penelitian, lebih banyak perawatan baru berdasarkan air liur kelelawar mungkin muncul di masa depan, terutama untuk pasien stroke. Mungkinkah kelelawar vampir menjadi keajaiban medis yang menyelamatkan banyak korban stroke?