Aziz Purwantoro
Gadjah Mada University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Aziz Purwantoro.
Archive | 2011
Endang Semiarti; Ari Indrianto; Aziz Purwantoro; Yasunori Machida; Chiyoko Machida
Endang Semiarti*1, Ari Indrianto1, Aziz Purwantoro2, Yasunori Machida4 and Chiyoko Machida3 1Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada, Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta 2Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora, Bulaksumur, Yogyakarta 3College of Biotechnology and Bioscience, Chubu University, Kasugai, 4Division of Biological Sciences, Graduate School of Science, Nagoya University, Chikusa-ku, Nagoya, 1,2Indonesia 3,4Japan
Vegetalika | 2016
Wili Setiyoko; Aziz Purwantoro; Supriyanta Supriyanta
Cabai hias mempunyai beragam warna dan bentuk buah yang mampu memberikan keindahan pada taman, sehingga perlu evaluasi karakter dalam strategi pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman cabai hias F1 hasil persilangan ‘Peter Pepper’ dengan ‘Royal Black’ dan mengetahui tindak gen karakter kuantitatif. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga genotipe yaitu ‘Peter Pepper’, ‘Royal Black’, dan F1 (PP×RB) dengan 3 ulangan. Karakter yang diamati dibedakan menjadi dua yaitu karakter kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter kualitatif tanaman cabai hias F1 yang mengekspresikan sifat dominan tetua betina ‘Peter Pepper’ yaitu karakter warna kotiledon, hipokotil, habitus pertumbuhan tanaman, habitus percabangan, warna daun, bentuk daun, orientasi bunga, orientasi buah, dan bentuk ujung buah. Karakter kualitatif cabai hias F1 yang mengekspresikan sifat dominan tetua jantan ‘Royal Black’ yaitu warna batang, warna kotak sari, warna tangkai sari, warna buah sebelum masak, dan bentuk buah. Karakter kualitatif cabai hias F1 yang mengekspresikan sifat kodominan yaitu karakter antosianin pada buku dan warna mahkota bunga. Karakter kuantitatif tanaman cabai hias F1 yang sama dengan tetua betina ‘Peter Pepper’ yaitu karakter diameter batang dan berat buah. Karakter kuantitatif cabai hias F1 yang sama dengan tetua jantan ‘Royal Black’ yaitu karakter panjang daun, lebar daun, jumlah buah, dan warna buah fase muda. Karakter kuantitatif cabai hias F1 yang berbeda dengan kedua tetuanya yaitu karakter tebal daging buah. Cabai hias F1 yang memiliki tindak gen incomplate dominance yaitu karakter diameter batang, lebar daun, diameter buah, bobot buah, tebal daging buah, jumlah buah per tanaman, dan berat biji per buah, sedangkan F1 yang memiliki tindak gen over dominance yaitu karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, panjang daun, umur mulai berbunga, umur mulai berbuah, panjang buah, panjang tangkai buah, dan warna buah fase muda, fase antara, dan fase tua.
Jurnal Hortikultura | 2016
Gungun Wiguna; Aziz Purwantoro; Nasrullah Nasrullah
Produktivitas mentimun di Indonesia dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas hibrida. Untuk mendapatkan hibrida unggul, informasi tentang daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) sangat diperlukan sebagai pedoman dalam memilih tetua dan kombinasi persilangan unggul secara efektif dan efisien. Penelitian bertujuan menduga nilai daya gabung lima galur mentimun hasil persilangan dialel berdasarkan metode 2 model 1 Griffing. Galur mentimun yang digunakan merupakan koleksi plasma nutfah Balai Penelitian Tanaman Sayuran yang memiliki umur genjah, produktivitas tinggi, dan warna buah bervariasi. Evaluasi tetua dan F1 dilakukan di Kebun Percobaan Margahayu lembang dan Kebun Percobaan Subang pada Bulan Juli sampai dengan Oktober 2012, menggunakan rancangan acak kelompok Lengkap dengan tiga ulangan di tiap lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi DGU×lokasi nyata pada karakter umur bunga betina pertama mekar, berat per buah, panjang buah, dan diameter buah. Interaksi DGK×lokasi nyata pada karakter umur bunga betina pertama mekar, tinggi tanaman, jumlah ruas, dan diameter buah. Galur LV 2908 dan LV 2902 memiliki nilai DGU tinggi untuk beberapa karakter agronomi, hasil dan komponen hasil di dua lokasi pengujian. Persilangan yang berumur genjah dengan nilai DGK terbaik dihasilkan oleh LV 2904×LV 6501. Persilangan yang memiliki nilai DGK tinggi untuk karakter hasil ialah LV 2908×LV 2904, LV 2908×LV 6501, LV 2904×LV 6501, dan LV 2902×LV 1043.
4TH INTERNATIONAL CONFERENCE ON MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES (ICMNS 2012): Science for Health, Food and Sustainable Energy | 2014
Endang Semiarti; Aziz Purwantoro; Ixora S. Mercuriani; Anida M. Anggriasari; Seonghoe Jang; Sony Suhandono; Yasunori Machida; Chiyoko Machida
Transgenic plant technology is an efficient tool to study the function of gene(s) in plant. The most popular and widely used technique is Agrobacterium-mediated transformation in which cocultivation was done by immersing the plant tissues/organ in overnight bacterial cultured for about 30 minutes to one hour under in vitro condition. In this experiment, we developed more easier technique that omitted the in vitro step during cocultivation with Agrobacterium, namely in planta transformation method. Pollinaria (compact pollen mass of orchid) of Phalaenopsis amabilis and Spathoglottis plicata orchids were used as target explants that were immersed into bacterial culture for 30 minutes, then dried up the pollinaria, the transformed pollinaria was used to pollinate orchid flowers. The T-DNA used for this experiments were Ubipro∷PaFT/A. tumefaciens GV3101 for P. amabilis and MeEF1α2 pro∷GUS/ A. tumefaciens LBA 4404 for S.plicata. Seeds that were produced from pollinated flowers were grown onto 10 mg/l hygromici...
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi | 2012
Rahayu Sulistianingsih; Aziz Purwantoro; Woerjono Mangoendidjojo; Endang Semiarti
Untuk mendapatkan kultivar baru anggrek alam Phalaenopsis amabilis (L.)Blume telah dilaksanakan iradiasi sinar gamma Co-60. Hasil iradiasi menunjukkan keragamanfenotip, sehingga perlu dilakukan penelitian secara biologi molekuler untuk mengetahuiapakah keragaman fenotip tersebut memang disebabkan karena adanya perbedaan genotippada tanaman-tanaman hasil iradiasi tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisiskeragaman genetic antar individu dalam populasi tanaman hasil iradiasi dengan menggunakanteknik RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). Bahan tanaman berupa hasil iradiasi sinargamma 0, 15, 20, 25, 20+20 dan 40 Gray. Masing-masing diisolasi DNA genom dari tanamantersebut dan diamplifikasi dengan 22 primer yang ditentukan secara random. Hasil PCR(Polymease Chain Reaction) dianalisis dengan elektrophoresis dengan 1.5 % agarose. AnalisisDNA dilakukan dengan teknik RAPD menggunakan 8 primer terseleksi dari 22 primer yangdigunakan analisis polimorfis dan keragaman molekuler dianalisis dengan metode Nei’s genediversity dengan program GenAlEx 6.1. Hasil penelitian menunjukkan Keragaman geneticdapat dianalisis pada awal pertumbuhan tanaman anggrek bulan alam Phalaenopsis amabilis(L.) Blume hasil iradiasi sinar gamma Co-60 dengan menggunakan teknik RAPD dan dosisiradiasi 15 dan 40 Gy memberikan variabilitas genetik tinggi dibandingkan tanpa perlakuan
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology | 2017
Nintya Setiari; Aziz Purwantoro; Sukarti Moeljopawiro; Endang Semiarti
Hayati Journal of Biosciences | 2017
Windi Mose; Ari Indrianto; Aziz Purwantoro; Endang Semiarti
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology | 2016
Exsyupransia Mursyanti; Aziz Purwantoro; Sukarti Moeljopawiro; Endang Semiarti
Plant Tissue Culture and Biotechnology | 2015
Rindang Dwiyani; Aziz Purwantoro; Ari Indrianto; Endang Semiarti
Agrivita : Journal of Agricultural Science | 2012
Asadi Asadi; Aziz Purwantoro; Sahiral Yakub