Meity Suradji Sinaga
Bogor Agricultural University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Meity Suradji Sinaga.
Hayati Journal of Biosciences | 2007
Andi Khaeruni; Antonius Suwanto; Budi Tjahjono; Meity Suradji Sinaga
The Balinese is comprised of genealogical patrilineal clans named as soroh. However, remnants of ancient Bali Mula communities have their own local genealogy which differ from the general soroh. The Pasek Trunyan together with Pasek Kayu Selem, Pasek Celagi, and Pasek Kayuan are part of Bali Mula which believed to be descendants of one ancestor, Empu Kamareka. Here we reported genetic variation of the Terunyan society. The microsatellites Y-chromosome markers (DYS19, DYS390, DYS393, and DYS395) were used in this study. There were 12 alleles found and the result showed the low genetic diversity (D = 0.28 + 0.05) within Terunyan society. Nine haplotypes based on allelic combination were found, dominated by major haplotype with frequency of 0.50 which spread out in many genealogical lineage called dadia. The haplotype data showed that Terunyan society derived from many gene sources. Key words: patrilineal, pasek, soroh, dadia, haplotipe
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat | 2015
Rita Harni; Supramana Supramana; Meity Suradji Sinaga; Giyanto Giyanto; Supriadi Supriadi
Purwoceng ( Pimpinella pruatjan Molk.) berkhasiat aprodisiak dengan bahan aktif antara lain steriod, saponin dan ber-gaptin. Penelitian dilakukan di KP. Gunung Putri, bertujuan untuk menge-tahui hubungan cekaman defisit air dengan pembentukan bahan aktif penting pada purwoceng. Pada kegiatan penelitian ini dilakukan dua pengujian yaitu respon pembentukan bahan aktif terhadap peningkatan level cekaman defisit air pada tiga fase pertumbuhan tanaman (3, 5, dan 7 bulan), dan kandungan bahan aktif purwoceng pada kondisi tingkat ketersediaan air tanah di level 80% kegiatan lapang (KL), 60% KL, 50% KL, dan 40% KL, dengan meng-gunakan rancangan acak kelompok, 6 ulangan, pada intensitas cahaya 55%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode cekaman defisit air berpengaruh terhadap pembentukan bahan aktif pur-woceng. Periode cekaman defisit air 21-38 hari berpengaruh terhadap kandung-an bahan aktif steroid, saponin dan bergapten. Periode cekaman defisit air selama 21-24 hari pada purwoceng berumur tiga bulan menghasilkan kan-dungan stigmasterol dan sitosterol ter-tinggi. Cekaman ringan dengan potensial air pada jaringan daunantara 5-12 bar menghasilkan kandungan bahan aktif steroid dan saponin tertinggi pada tujuh bulan setelah tanam (BST). Perlakuan cekaman defisit air selama 2 bulan dengan pengaturan ketersediaan air tanah setara 60% KL menghasilkan bahan aktif stigmasterol (0,121%), sitos-terol (0,087%) tertinggi pada tanaman purwoceng berumur lima bulan, sedang-kan empat bulan cekamans defisit air dengan 50% KL menghasilkan kandung-an saponin (0,149%) tertinggi pada umur tanaman tujuh bulan.Penyakit mosaik tercatat sebagai salah satu faktor pembatas dalam produksi tanaman nilam ( Pogostemon cablin ). Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh infeksi virus penyebab penyakit mosaik terhadap produksi dan kadar minyak tanaman nilam. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga varietas unggul tanaman nilam yaitu Sidikalang, Lhokseumawe dan Tapak Tuan. Infeksi Potyvirus berhasil dideteksi pada varietas Tapak Tuan dan Lhok-seumawe berdasarkan hasil metode ELISA. Pengukuran berat terna basah, terna kering, kadar minyak dan kadar patchouli alcohol (PA) yang dilakukan pada tanaman berumur enam bulan menunjukkan terjadinya penurunan produksi dan kadar minyak. Penurunan tertinggi berat terna basah, terna kering, kadar minyak dan kadar PA berturut-turut dapat mencapai 34,65, 40,42, 9,09 dan 5,06%.Pengaruh pemupukan terhadap intensitas serangan penyakit budok, dan pertum-buhan tanaman nilam telah dilakukan di daerah endemik penyakit budok di Nagari Situak Pasaman Barat sejak Juli 2009 sampai Maret 2010. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok 8 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pupuk NPK (PL) 250 kg/ha, pupuk kandang (Po) 20 t/ha, kompos nilam (Kn) 10 t/ha, kombinasi (PL + Po), (PL + Kn), (Po + Kn,) (PL + Po + Kn) dan kontrol (tanpa pupuk). Hasil pene-litian menunjukkan bahwa semua perla-kuan memberikan pengaruh positif dalam menekan serangan penyakit budok, pem-berian pupuk NPK 250 kg/ha + pupuk kandang 20 t/ha + kompos nilam 10 t/ha mampu menekan intensitas serangan budok sekitar 48,49% dan menghasilkan pertumbuhan tanaman lebih baik dibanding perlakuan lain dengan rataan tinggi tanaman 96,83 cm, jumlah cabang primer 27,50 buah, diameter tajuk 104,98 cm dan produksi terna 1187,50 g/rumpun, hasil ini tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang 20 t/ha + pupuk NPK 250 kg/ha dan pemberian pupuk kandang 20 t/ha + kompos 10 t/ha, tapi berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dengan rataan tinggi tanaman 69,58 cm, jumlah cabang primer 19,50 buah, diameter tajuk 65,27 cm dan produksi terna 552 g/rumpun.
Microbiology Indonesia | 2010
Yenni Bakhtiar; Sudirman Yahya; Wahono Sumaryono; Meity Suradji Sinaga; Sri Wilarso Budi; Teuku Tajuddin
JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA | 2011
Husda Marwan; Meity Suradji Sinaga; Giyanto; Abdjad Asih Nawangsih
International Journal of Sciences: Basic and Applied Research | 2014
Ummu Salamah Rustiani; Meity Suradji Sinaga; Sri Hendrastuti Hidayat; Suryo Wiyono
Microbiology Indonesia | 2010
Andi Khaeruni; Budi Tjahjono; Antonius Suwanto; Meity Suradji Sinaga
Hayati Journal of Biosciences | 2007
Andi Khaeruni; Antonius Suwanto; Budi Tjahjono; Meity Suradji Sinaga
Archive | 1999
Rina Sriwati; Meity Suradji Sinaga; Abdul Muin Adnan; Ika Mustika
Jurnal Fitopatologi Indonesia | 2018
Christoffol Leiwakabessy; Meity Suradji Sinaga; Kikin Hamzah Mutaqin; Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas; Giyanto Giyanto
Agrivita : Journal of Agricultural Science | 2018
Christoffol Leiwakabessy; Meity Suradji Sinaga; Kikin H. Mutaqien; Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas; Giyanto Giyanto