Nur Bambang Priyo Utomo
Bogor Agricultural University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Nur Bambang Priyo Utomo.
Jurnal Akuakultur Indonesia | 2015
Muhammad Agus Suprayudi; Winda Styani Irawan; Nur Bambang Priyo Utomo
ABSTRACT The research evaluated the use of rubber seed meal ( Hevea brasiliensis ; RBS) incubated with sheep rumen liquor as a subtitution of soybean meal in catfish Pangasionodon sp. diet. The fish was cultured for 40 days and fed with the experimental diet containing RBS at five different diet compositions regarding to soybean meal substitution level, i.e. 0% (control), 12%, 23%, 34%, and 44%. Feeding was done three times a day to satiation. No significant different was found on fish-protein retention and survival rate in all treatments. Based on the study result, the use of rubber-seed meal ( Hevea brasiliensis ; RBS) incubated with sheep rumen liquor could substitute soybean meal in catfish Pangasionodon sp. diet. Keywords: Hevea brasiliensis , Pangasionodon sp., catfish, sheep rumen liquor, rubber seed meal ABSTRAK Penelitian ini mengevaluasi penggunaan tepung bungkil biji karet ( Hevea brasiliensis ; TBBK) yang diinkubasi dengan cairan rumen domba sebagai pengganti tepung bungkil kedelai pada pakan ikan patin Pangasionodon sp. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 40 hari dengan pemberian lima komposisi pakan berbeda sesuai tingkat substitusi tepung bungkil kedelai oleh tepung bungkil karet. TBBK yang ditambahkan untuk mengganti bungkil kedelai adalah sebesar 0%, 12%, 23%, 34% dan 44%. Pemberian pakan dilakukan selama tiga kali sehari secara at satiation. Tidak ditemukan perbedaan signifikan (P>0,05) pada nilai retensi protein dalam tubuh dan kelangsungan hidup ikan uji pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tepung bungkil biji karet yang diinkubasi dengan cairan rumen domba dapat digunakan sebagai pengganti bungkil kedelai pada pakan ikan patin Pangasionodon sp. Kata kunci: Hevea brasiliensis , Pangasionodon sp., patin, rumen domba, tepung biji karet
Jurnal Akuakultur Indonesia | 2015
Nur Bambang Priyo Utomo; Nurfadhilah; Julie Ekasari
ABSTRACT The objective of this study was to study the effect of incubation period on the nutritional content of Azolla sp. meal fermented by Trichoderma harzianum, and its optimum supplementation level in the feed of tilapia Oreochromis sp. In incubation period treatments, fermentation of Azolla meal was performed in two, six, eight, and ten days (AF2, AF6, AF8, AF10) using Trichoderma harzianum as the fermentor. The fish used in this study was tilapia Oreochromis sp. with an average weight of 10.59±1.29 g. The design of the feeding treatments was repeletting commercial feed with Azolla leaves by with different supplementation levels, i.e. 0% (A/control), 30% (B), 60% (C), and 90% (D). Faecal collection for digestibility measurement was conducted for 15 days and fish growth rate was observed for 40 days. Azolla meal fermented for two days (AF2) showed the best results among the other treatments with a crude fiber decrease of 37.19% and protein increase of 38.65%. The results of this study indicate that fermentation can increase the nutritional quality of Azolla meal and its most optimal supplementation level in the diet of tilapia is 30%. Keywords: crude fiber, Azolla sp., tilapia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi daun mata lele Azolla sp. menggunakan kapang Trichoderma harzianum serta dosis optimal dalam pakan ikan nila Oreochromis sp. Proses fermentasi tepung daun mata lele dilakukan selama dua, enam, delapan, dan sepuluh hari (AF2, AF6, AF8, AF10). Ikan uji pada penelitian ini menggunakan ikan nila Oreochromis sp. dengan bobot rata-rata 10,59±1,29 g yang ditebar sebanyak 6 ekor/akuarium berukuran 50×45×30 cm3. Sebagai pakan perlakuan yakni repeletting daun mata lele dengan pakan komersil pada tingkat suplementasi 0% (A/kontrol), 30% (B), 60% (C), dan 90% (D). Pemeliharaan ikan uji dan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan feses ikan untuk uji ketercernaan selama 15 hari dan mengamati pertumbuhan ikan selama 40 hari. Tepung daun mata lele yang difermentasi selama dua hari (AF2) memiliki hasil yang paling baik di antara perlakuan lainnya yakni dengan penurunan serat kasar sebesar 37,19% dan peningkatan protein sebesar 38,65%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fermentasi dapat meningkatkan kualitas nutrisi daun mata lele serta dosis optimal pemanfaatan tepung daun mata lele fermentasi dalam pakan ikan nila adalah sebesar 30%. Kata kunci: serat kasar, Azolla sp., ikan nila
Journal of Cleaner Production | 2017
Patrik John Gustav Henriksson; Nhuong Tran; C. V. Mohan; Chin Yee Chan; U-Primo E. Rodriguez; Sharon Suri; Lara Dominguez Mateos; Nur Bambang Priyo Utomo; Stephen J. Hall; Michael Phillips
Journal of Fisheries and Aquatic Science | 2015
Maulid Wahid Yusuf; Nur Bambang Priyo Utomo; Munti Yuhana; Widanarni
Jurnal Akuakultur Indonesia | 2013
Boyun Handoyo; Alimuddin; Nur Bambang Priyo Utomo
Aquaculture Research | 2017
Nina Meilisza; Dedi Jusadi; Muhammad Zairin; I Made Artika; Nur Bambang Priyo Utomo; Tutik Kadarini; Muhammad Agus Suprayudi
Hayati Journal of Biosciences | 2016
Muhamad Agus Suprayudi; Fatma Hajiali; Nur Bambang Priyo Utomo; Julie Ekasari; Ichsan Fauzi
Jurnal Riset Akuakultur | 2018
Sukarman Sukarman; Dewi Apri Astuti; Nur Bambang Priyo Utomo
Jurnal Akuakultur Indonesia | 2018
Suclyadi Dairun; Mia Setiawati; Muhammad Agus Suprayudi; Nur Bambang Priyo Utomo
Biotropia: The Southeast Asian Journal of Tropical Biology | 2018
Dewi Yuniati; Nur Bambang Priyo Utomo; Mia Setiawati; Alimuddin Alimuddin