Asidosis metabolik adalah ketidakseimbangan elektrolit parah yang ditandai dengan gangguan keseimbangan asam-basa tubuh, yang diakibatkan oleh tiga penyebab mendasar: produksi asam yang berlebihan, hilangnya bikarbonat, dan ketidakmampuan ginjal untuk membuang kelebihan asam secara efektif. Ketika keasaman dalam tubuh terlalu tinggi, bahkan jika nilai pH tidak selalu turun secara signifikan dalam beberapa kasus, ketika nilai pH lebih rendah dari 7,35, maka kondisi ini disebut asidosis. Ketika berhadapan dengan asidosis metabolik, penting untuk memahami dampaknya terhadap kesehatan.
Asidosis metabolik dapat muncul dengan berbagai gejala klinis dan dapat memengaruhi segala hal mulai dari sistem kardiovaskular hingga otot dan tulang.
Gejala asidosis metabolik akut sering kali tidak spesifik, dan diagnosisnya sering kali sulit. Gejala yang mungkin terjadi antara lain jantung berdebar-debar, sakit kepala, perubahan status mental (seperti kecemasan yang disebabkan oleh kekurangan oksigen), kehilangan penglihatan, mual, muntah, nyeri perut, perubahan nafsu makan, dan penambahan berat badan. Pada tahap ini, pasien mungkin mengalami pernapasan cepat dan dalam yang dikenal sebagai pernapasan Kussmaul, yang merupakan salah satu ciri yang terkait dengan ketoasidosis diabetikum.
Tidak seperti asidosis metabolik akut, gejala asidosis metabolik kronis juga tidak spesifik, tetapi dapat didiagnosis dengan menguji kadar bikarbonat serum pada pasien dengan penyakit ginjal kronis. Pasien dengan penyakit ginjal kronis harus diskrining secara teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan terkait.
Asidosis metabolik biasanya terjadi karena produksi asam yang berlebihan, hilangnya bikarbonat dalam darah, atau ekskresi asam yang tidak lengkap oleh ginjal. Asidosis metabolik akut umum terjadi pada pasien kritis yang dirawat di rumah sakit, sedangkan asidosis metabolik kronis dapat dikaitkan dengan penyakit ginjal kronis.
Angka kematian yang tinggi (hingga 57%) pada asidosis metabolik akut sering dikaitkan dengan pH rendah yang tidak diobati (<7,20).
Asidosis metabolik akut dapat memengaruhi fungsi kardiovaskular dan, dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan disfungsi beberapa organ; sementara asidosis metabolik kronis telah terbukti berdampak negatif pada tulang dan otot serta mempercepat penurunan fungsi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asidosis metabolik dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, meningkatkan risiko patah tulang, dan menyebabkan atrofi dan melemahnya otot.
Pengobatan asidosis metabolik dimulai dengan mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Dalam situasi akut, terapi natrium bikarbonat harus dipertimbangkan berdasarkan kondisi pasien. Namun, pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, tujuan penanganan asidosis metabolik adalah memperlambat perkembangan penyakit dan mengurangi risiko terjadinya gagal ginjal. Intervensi diet dan natrium bikarbonat oral terbukti efektif dalam meningkatkan kadar bikarbonat serum.
Untuk asidosis metabolik kronis, Veverimer (TRC 101) merupakan obat investigasi yang menjanjikan yang dapat secara efektif mengoreksi asidosis metabolik dalam jangka pendek dan meningkatkan fungsi tubuh.
Dampak asidosis metabolik tidak terbatas pada masalah kesehatan pribadi, tetapi juga merupakan tantangan besar bagi sistem kesehatan masyarakat. Seiring meningkatnya penyakit kronis, sistem perawatan kesehatan akan memerlukan manajemen dan pemahaman yang lebih cermat tentang keseimbangan asam-basa untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis kesehatan yang akan datang. Ini bukan hanya tanggung jawab individu itu sendiri, tetapi juga kebutuhan seluruh masyarakat.
Pernahkah Anda berpikir tentang betapa pentingnya menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh Anda yang memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda?