Model operasi target menggambarkan model operasi yang diinginkan organisasi. Ketika suatu perusahaan menyesuaikan model operasinya, biasanya perusahaan tersebut mendefinisikan model yang ada (sebagaimana adanya) dan model target (yang akan menjadi model). Model operasi target adalah apa yang disebut "model masa depan", dan tujuannya adalah untuk membantu perusahaan merumuskan arah operasi masa depannya.
Model operasi target menerjemahkan ide-ide strategis menjadi rencana operasional, yang memberikan visi yang jelas bagi bisnis.
Desain model operasi target biasanya akan bervariasi tergantung pada tantangannya. Beberapa model mungkin berfokus pada hubungan antara teknologi informasi dan strategi, sementara yang lain mungkin berfokus pada desain organisasi dan hubungannya dengan strategi. Fleksibilitas ini memungkinkan model operasi target untuk diterapkan dalam berbagai lingkungan, termasuk organisasi komersial, sektor publik, dan nirlaba.
Ada banyak kerangka kerja yang dapat membantu perusahaan mendefinisikan model operasi target mereka. Salah satu kerangka kerja yang banyak digunakan adalah model POLISM dari Ashridge Business School.
P – Proses dan kapabilitas; O – Organisasi, termasuk orang-orang yang dibutuhkan untuk menjalankan proses atau menyediakan kapabilitas dan struktur organisasi, tanggung jawab, insentif, dan budaya terkait; L – Lokasi, gedung, infrastruktur, dan sumber daya lainnya; I – Sistem Informasi dan hubungan lintas organisasi atau lintas lokasi lainnya; S – pemasok eksternal dan mitra bisnis; M – sistem dan proses manajemen.
Sebagai alternatif, model operasi target dapat disederhanakan menjadi dokumen satu halaman—misalnya, Kanvas Model Operasional. Baik itu contoh singkat satu halaman atau dokumen seratus halaman, hasil akhirnya harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan diterapkan.
Ketika perusahaan menghadapi perubahan besar, seperti kinerja bisnis yang buruk atau penerapan strategi baru, menjadi penting untuk memulai model operasi target. Inti dari jenis pekerjaan ini adalah misi dan visi yang jelas sehingga semua pemangku kepentingan dapat memahami dan berpartisipasi dalam proses perbaikan.
“Organisasi perlu memastikan bahwa semua upaya transformasi selaras dengan strategi keseluruhan, karena bentuk harus mengikuti fungsi.”
Dalam menetapkan model operasi target, perusahaan pertama-tama mengidentifikasi proposisi nilainya, yaitu barang dan jasa yang ditawarkannya, lalu menentukan aktivitas rantai nilai yang diperlukan untuk setiap proposisi nilai. Proses ini membantu untuk mengelompokkan proses bisnis individual dan mengidentifikasi cara yang lebih optimal untuk mengoperasikannya.
Misalnya, saat melaksanakan proyek transformasi untuk model operasi target regional, perusahaan perlu mempertimbangkan kebutuhan standarisasi koordinasi lintas regional. Standar ini tidak hanya dapat meningkatkan konsistensi operasional, tetapi juga mendorong kolaborasi dan memaksimalkan manfaat di antara berbagai wilayah.
Perumusan model operasi target tidak hanya merupakan penilaian situasi saat ini, tetapi juga gambaran yang jelas tentang keadaan masa depan yang ideal.
Dengan model ini, perusahaan dapat secara efektif mengisi kesenjangan dalam kemampuan teknis dan menetapkan persyaratan bisnis masa depan untuk mengoptimalkan strategi pelaksanaan mereka. Saat merencanakan, perusahaan harus tetap fleksibel dan melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi aktual untuk mencapai hasil terbaik.
Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat saat ini, model operasi target menyediakan kerangka kerja komprehensif yang memungkinkan organisasi untuk bertransformasi dan tumbuh secara efektif. Baik itu meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan sumber daya, atau meningkatkan kinerja bisnis, model yang tepat dapat membimbing perusahaan menuju masa depan yang sukses. Pernahkah Anda berpikir tentang cara menerapkan model ini ke organisasi Anda?