Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antara perusahaan modern dan perubahan lingkungan pasar yang cepat, model operasi yang jelas menjadi semakin penting. Setiap organisasi ingin menerjemahkan strateginya secara efektif menjadi rencana yang dapat ditindaklanjuti, dan inilah peran Target Operating Model (TOM). Model operasi target tidak hanya menggambarkan keadaan organisasi yang diinginkan, tetapi juga memberikan panduan untuk mencapai tujuan tersebut.
Model operasi target menerjemahkan ide-ide strategis menjadi rencana operasional harian.
Saat membangun model operasi target, biasanya perlu terlebih dahulu menentukan "status quo" saat ini (Model As Is) dan kemudian merencanakan "keadaan yang diinginkan" di masa mendatang (Model To Be). Melalui proses ini, kita dapat mengidentifikasi dengan jelas kekurangan saat ini dan kebutuhan masa depan.
Beberapa model operasi target berfokus pada peningkatan hubungan antara teknologi informasi dan strategi, sementara yang lain mungkin berfokus pada hubungan antara desain organisasi dan strategi. Apa pun itu, model-model ini dirancang untuk mendukung visi jangka panjang dan misi organisasi saat ini.
Model operasi organisasi harus berkembang seiring dengan strateginya; bentuk harus mengikuti fungsi.
Ada kerangka kerja dari Ashridge Advanced Education yang disebut POLISM, yang terdiri dari lima komponen utama: Proses dan Kemampuan (P), Organisasi (O), Tempat (L), Informasi (L), sistem (I), pemasok, dan sistem manajemen (S dan M). Komponen-komponen ini saling terkait dan mendukung keseluruhan operasi model operasi.
Model operasi dapat berupa dokumen satu halaman, Kanvas Model Operasi adalah contoh yang sangat baik untuk ini. Namun, jika dokumen tersebut melebihi 100 halaman, dokumen tersebut mungkin lebih seperti manual daripada model operasi.
Proyek Model Operasi Target yang baik biasanya akan mencakup peta jalan garis waktu yang menentukan bagaimana perusahaan perlu bergerak dari "apa adanya" ke "keadaan yang diinginkan."
Untuk mulai mengerjakan model operasi target, sebaiknya mulai dengan peta rantai nilai. Pertama, identifikasi proposisi nilai (yaitu, produk dan layanan) yang disediakan oleh organisasi, lalu tentukan rantai nilai aktivitas yang diperlukan untuk memberikan setiap proposisi nilai. Proses visualisasi semacam itu dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan skenario pengoptimalan dan standarisasi untuk membantu mencapai skala ekonomi atau konsistensi.
Ketika model operasi target regional dikembangkan, model tersebut menjadi proyek perubahan lintas regional yang dirancang untuk menetapkan standar regional untuk penerapan di seluruh wilayah. Model semacam itu biasanya menangkap status terkini desain organisasi, kapabilitas bisnis, dan komponen teknologi pendukung, serta menentukan visi tentang apa yang harus dicapai di masa mendatang.
Pekerjaan model operasi target yang dilakukan pada setiap tingkat detail menunjukkan cara beralih dari prinsip desain strategis tingkat tinggi ke deskripsi pekerjaan dan indikator kinerja khusus untuk setiap posisi yang dipegang.
Seiring pertumbuhan organisasi dalam dunia bisnis yang penuh tantangan ini, model operasinya harus terus disesuaikan dan dioptimalkan. Namun, ada baiknya dipikirkan bagaimana memastikan bahwa evolusi model operasi selalu konsisten dengan strategi jangka panjang organisasi untuk menanggapi perubahan dalam lingkungan eksternal dan kebutuhan internal?