Laju metabolisme basal (BMR) mengacu pada laju konsumsi energi per satuan waktu hewan homeotermik dalam keadaan istirahat. Indikator fisiologis penting ini memainkan peran inti dalam berbagai fungsi tubuh. Baik itu menjaga pernapasan atau memastikan sirkulasi darah normal, BMR memainkan peran dasar tetapi vital.
Laju metabolisme basal mencakup sekitar 70% dari total pengeluaran energi harian seseorang, sehingga sangat penting dalam mengendalikan berat badan dan kesehatan.
BMR dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk usia, jenis kelamin, berat badan, dan massa otot. Seiring bertambahnya usia, laju metabolisme basal mereka biasanya menurun, sebagian karena hilangnya massa otot. Peningkatan massa otot akan mendorong BMR Anda, yang menyebabkan lebih banyak pembakaran kalori.
Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap BMR. Setelah usia 20 tahun, BMR menurun sebesar 1% hingga 2% setiap dekade. Selain itu, jenis kelamin juga merupakan faktor utama. Pria umumnya memiliki laju metabolisme basal yang lebih tinggi daripada wanita, yang terutama disebabkan oleh fakta bahwa pria umumnya memiliki lebih banyak massa otot daripada wanita.
Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian para ilmuwan, perubahan laju metabolisme basal dapat diperoleh melalui penyelidikan karakteristik fisiologis, dan massa otot seseorang berhubungan langsung dengan laju metabolisme basal.
Pengukuran BMR memerlukan kondisi yang sangat ketat dan biasanya dilakukan dalam keadaan yang benar-benar tenang dan tidak makan. Untuk melakukan ini, para ilmuwan menggunakan kalorimeter langsung atau tidak langsung untuk melakukan analisis gas guna memastikan keakuratan hasil. Namun, data BMR juga dapat diperkirakan melalui beberapa rumus perhitungan, seperti rumus Harris-Benedict dan rumus Mifflin-St Jeor.
Selain itu, variabilitas BMR juga tercermin dalam adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Misalnya, penelitian telah menemukan bahwa pada suhu lingkungan yang lebih rendah, BMR hewan meningkat sebagai respons untuk mempertahankan suhu tubuh dan mengatur metabolisme. Fenomena ini disebut termogenesis, dan menunjukkan kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri secara fleksibel terhadap perubahan lingkungan.
Pembakaran kalori dalam proses produksi panas tubuh merupakan landasan pemeliharaan kehidupan. Energi inilah yang mendukung fungsi otak dan organ-organ lainnya.
Bagi wanita yang mengalami perubahan fisiologis, BMR juga dapat bervariasi selama berbagai fase siklus menstruasi karena naik turunnya kadar hormon. Penelitian telah menemukan bahwa fase luteal dari siklus menstruasi menyebabkan peningkatan laju metabolisme basal, yang mungkin memiliki implikasi untuk manajemen berat badan di masa mendatang.
Tentu saja, BMR bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi keseimbangan energi tubuh. Komposisi makanan, frekuensi dan intensitas aktivitas fisik, dan keadaan stres psikologis semuanya akan memengaruhi total pengeluaran energi seseorang. Misalnya, BMR Anda mungkin meningkat sementara saat Anda mengalami situasi pekerjaan atau kehidupan yang penuh tekanan.
Penelitian fisiologis memberi tahu kita bahwa laju metabolisme basal tidak terbatas pada keadaan istirahat, tetapi juga terkait dengan interaksi kompleks berbagai proses fisiologis, termasuk pengaturan nafsu makan dan efisiensi penggunaan energi. Hipotalamus di otak bertanggung jawab untuk mengatur proses-proses ini dan memainkan peran struktural dalam menjaga metabolisme di seluruh tubuh.
Oleh karena itu, memahami BMR dan mekanisme pengaturannya tidak hanya dapat membantu kita mengelola berat badan dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Singkatnya, laju metabolisme basal (BMR) merupakan landasan penting kehidupan. Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari dan status kesehatan kita?