Andy Soegianto
University of Brawijaya
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Andy Soegianto.
Jurnal Produksi Tanaman | 2018
Binti Nur Aisah; Andy Soegianto; Nur Basuki
Tanaman porang termasuk famili araceae dan merupakan tanaman penghasil umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Umbi tanaman porang dapat digunakan sebagai bahan pangan maupun industri, umbi menjadi bahan pangan masih diperlukan pengolahan. Sampai saat ini hasil tanaman porang sebagian besar di ekspor dalam bentuk umbi yang sudah dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi tanaman porang dan untuk mengetahui tingkat keragaman dan kekerabatan tanaman porang ( Amorphophallus muelleri Blume) yang dikembangkan petani di daerah Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2015, di wilayah Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro. Identifikasi morfologi tanaman porang pada Kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro terdapat kesamaan pada bentuk bulbil, warna permukaan bulbil, tekstur permukaan bulbil, warna daging bulbil, bentuk umbi, tekstur permukaan umbi, warna daging umbi, bentuk daun, dan warna corak tangkai. Namun mempunyai perbedaan pada warna tangkai, bentuk corak tangkai, warna daun, dan warna permukaan umbi. Berdasarkan kemiripan morfologi tanaman porang pada kabupaten Nganjuk, Madiun, dan Bojonegoro tingkat kemiripan terendah 65,9% dan tingkat kemiripan tertinggi 100%, pada tingkat kemiripan 0,796 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 tanaman yaitu NB1, NB2, NB3, MK2, MK3, MK1. Kelompok kedua terdiri dari 8 tanaman yaitu MP3, BB2, BB3, BJ2, MP1, BJ3, BB1. Pada kelompok ketiga terdiri dari 7 tanaman yaitu NS1, NS2, NS3, NT2, NT3, BJ1.
Jurnal Produksi Tanaman | 2018
Rizqi Laili Indraswari; Arifin Noor Sugiharto; Andy Soegianto
Jagung ketan mulai dibudidayakan di Indonesia karena pada jagung ketan mengandung amilopektin sebesar 100%, lebih banyak dari jagung biasanya. Produksi jagung dapat diukur melalui jumlah biji pada tongkolnya yang dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan penyerbukan bunga jagung. Dalam rangka meningkatkan efektivitas fertilisasi jagung yang berbeda umur berbunganya, upaya yang dilakukan adalah dengan mempertahankan fertilitas polen. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengelolaan polen yang mencakup pemanenan, penyimpanan dan pengujian fertilitas bertujuan untuk mempertahankan kemurnian dan fertilitas tetap tinggi sehingga menjamin ketersediaannya sewaktu diperlukan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2015 di Kelurahan Dadaprejo, Batu. Alat yang digunakan adalah kertas pembungkus, stapler, spidol, ayakan, pinset, cawan petri, spatula, plastik, kulkas, timbangan digital, gelas ukur, erlenmeyer, kompor listrik, botol, pipet, kaca preparat, cover glass , penggaris, meteran, jangka sorong, alat tulis, mikroskop, dan kamera digital. Bahan yang digunakan adalah polen jagung ketan dan larutan YKI (Yodium Kalium Iodida). Penelitian ini memiliki kombinasi 2 perlakuan suhu dan 4 lama penyimpanan dengan jumlah sampel masing-masing 5. Data diolah dengan menggunakan uji t. Pengamatan dilakukan pada parameter panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, jumlah baris, jumlah biji, berat biji, berat 100 biji, persentase keberhasilan persilangan dan fertilitas polen. Hasil pengamatan fertilitas polen jagung ketan masih tinggi pada suhu penyimpanan 5 °C dan bertahan selama 8 hari. Penyimpanan polen pada suhu rendah dalam jangka waktu yang pendek mempengaruhi nilai fertilitas polen dan jumlah baris pada tongkol. Nilai keberhasilan persilangan, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, jumlah biji, dan berat biji tidak dipengaruhi oleh penyimpanan polen pada suhu rendah.
Jurnal Produksi Tanaman | 2018
Siti Nur Aisyah; Kuswanto Kuswanto; Andy Soegianto
Buncis ( Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Buahnya (polong) pendek, yakni ± 12 cm, lurus atau bengkok dan warnanya bermacam-macam. Buncis terdiri dua tipe pertumbuhan yaitu tipe merambat dan tipe tegak. Prospek pengembangan buncis masih cukup baik, produktivitas masih dapat ditingkatkan. Teknologi yang cukup mampu memperbaiki produktivitas buncis adalah tersedianya varietas-varietas buncis yang berdaya hasil tinggi serta berkualitas sesuai dengan selera konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat morfologi tanaman buncis sehingga dapat menjadi acuan untuk memilih benih buncis yang berdaya hasil tinggi serta berkualitas. Selain itu untuk mengetahui korelasi antara morfologi tanaman buncis dengan daya hasil yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2012 sampai Februari 2013 di Kecamatan Pakis, Malang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan peubah pengamatan meliputi pengamatan pada karakter kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman sifat morfologi pada enam aksesi buncis yang diuji berdasarkan Descriptor List for Phaseolus vulgaris , kemudian untuk korelasi antar sifat morfologi dengan hasil menunjukkan bahwa Jumlah polong per tanaman (JPT), Jumlah biji per polong (JBiP), Jumlah biji per tanaman (JBiT), Bobot polong (BP), Bobot polong per tanaman (BPT) berkorelasi positif dengan hasil.
Jurnal Produksi Tanaman | 2018
Riza Anissatul Fitriana; Titut Yulistyarini; Andy Soegianto; Noer Rahmi Ardiarini
Bambu merupakan tumbuhan yang memiliki banyak kegunaan. Banyaknya spesies bambu di dunia merupakan sumber plasma nutfah yang perlu dipelajari dan dilestarikan. Karakterisasi tanaman bambu berperan dalam kegiatan konservasi plasma nutfah serta pemanfaatannya bagi masyarakat. Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi melalui kegiatan karakterisasi plasma nutfah bambu perlu dilakukan untuk mengetahui pengelompokan aksesi bambu menurut kerabat dekatnya baik sebagai data informasi, informasi umum kepada masyarakat maupun sebagai kegiatan awal untuk pemuliaan bambu selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan plasma nutfah bambu koleksi Kebun Raya Purwodadi berdasarkan karakter morfologi serta mengevaluasi ada atau tidaknya duplikasi spesies pada koleksi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015 di area koleksi bambu UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode pengamatan langsung yang dilakukan dengan mengkarakterisasi semua jenis bambu berdasarkan lembar pengamatan yang telah dibuat. Data kualitatif hasil karakterisasi dianalisis klaster menggunakan software NTSYS pc 2.02 dan disajikan dalam bentuk dendrogram hubungan kekerabatan yang dilengkapi dengan koefisien kemiripan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat duplikasi spesies pada plasma nutfah bambu koleksi Kebun Raya Purwodadi berdasarkan karakter morfologi vegetatif. Hubungan kekerabatan 32 aksesi bambu berdasarkan karakter vegetatif memiliki rentang koefisien kemiripan 0,65-1,00 dan membentuk 2 klaster besar yaitu klaster A dan klaster B. Hubungan kekerabatan 6 aksesi bambu berdasarkan karakter vegetatif dan generatif memiliki koefisien kemiripan dengan rentang antara 0,66-0,93. Karakter-karakter pada percabangan, buluh dan pelepah buluh adalah karakter utama yang mempengaruhi hubungan kekerabatan bambu.
Jurnal Produksi Tanaman | 2014
Hajroon Jameela; Arifin Noor Sugiharto; Andy Soegianto
Pada tahun 2012, telah dilakukan persilangan antara buncis varietas introduksi dengan varietas lokal dengan tujuan untuk mendapatkan buncis yang berproduktivitas tinggi dengan warna polong kuning dan ungu. Individu F 1 dari persilangan tersebut kemudian diselfing sehingga didapatkan generasi F 2 . Pada generasi F 2 , tanaman akan mengalami segregasi, sehingga akan menyebabkan keragaman. Keragaman genetik yang luas dan tingkat heritabilitas akan mempengaruhi keberhasilan seleksi. Pada penelitian ini dilakukan pendugaan nilai keragaman genetik dan heritabilitas beberapa karakter komponen hasil pada populasi F 2 buncis hasil persilangan tersebut. Penelitian dilaksanakan di Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan April hingga Juli 2013. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode single plant dengan menanam Populasi F 2 (Cherokee Sun × Gilik Ijo) dan dua populasi tetua (Cherokee Sun dan Gilik Ijo). Hasil penelitian menunjukkan karakter umur awal berbunga, umur awal panen, jumlah polong per tanaman, dan berat polong per tanaman memiliki keragaman genetik luas dengan nilai heritabilitas tinggi. Karakter panjang polong dan berat polong memiliki keragaman genetik sempit dengan nilai heritabilitas sedang, sedangkan karakter diameter polong memiliki keragaman genetik sangat sempit dengan nilai heritabilitas rendah. Karakter kualitatif cenderung memiliki keragaman genetik sempit dengan nilai heritabilitas tinggi. Kata kunci: buncis, keragaman genetik, heritabilitas, komponen hasil
Jurnal Produksi Tanaman | 2018
Cahyo Luqmantoro; Dwi Okyanto; Andy Soegianto; Kuswanto Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman | 2017
Wa Ode Sanghyaningsinta Wulanesa; Andy Soegianto; Nur Basuki
Jurnal Produksi Tanaman | 2017
Jubleam Haris Sembiring Meliala; Nur Basuki; Andy Soegianto
Jurnal Produksi Tanaman | 2017
Hendro Trihatmojo; Andy Soegianto; Arifin Noor Sugiharto
International Journal of Plant Biology | 2017
Ni Wayan Sri Suliartini; Kuswanto Kuswanto; Nur Basuki; Andy Soegianto