Network


Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.

Hotspot


Dive into the research topics where Endi Ridwan is active.

Publication


Featured researches published by Endi Ridwan.


The Journal of Nutrition and Food Research | 2015

PENGARUH TAPIOKA TERMODIFIKASI EKSTRAK TEH HIJAU TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS DIABETES

Elisa Diana Julianti; Nunung Nurjanah; Heru Yuniati; Endi Ridwan; Ema Sahara

ABSTRACT Diabetes had become national and global health problem. The management of diabetes beside using medicine and physical activity, controlling the daily diet also considered. Food having low digestibility and slow release were good for diabetes. The modification of cassava starch by green tea extract was expected to have low digestibility and slow release, so it could be an alternative food for diabetic person. The aim of this study was to obtain the hypoglicemic effect of tapioca (Manihot utilissima) starch modified with greentea extracts fed to diabetic rats.The sample of this research were 24 male Sprague Dawley rats, aged 2 months (weight 175-250 g). Rats were induced by streptozotocin to become diabetes. Ration containing of tapioka starch modified with 4 percent green tea extract were fed to diabetic Sprague Dawley rats for 35 days. After 35 days of experiment, the blood glucose level and pancreatic Langerhans islets were assayed. The result showed that the tapioca starch modified with 4 percent green tea extract diets could lower blood sugar levels and increase the population of beta cell sofpancreaticislets in diabetes rats (p<0.05). Keywords: modified tapioka starch, green tea, diabetic rats, bloodglucose, pancreatic beta cell ABSTRAK Penyakit diabetes telah menjadi ancaman nasional dan global bagi kesehatan masyarakat. Pencegahan dan penatalaksanaan penyakit diabetes selain melalui pengobatan dan peningkatan aktivitas fisik, pengaturan dari pola makan juga harus diperhatikan. Makanan yang disarankan bagi penderita diabetes adalah makanan yang memiliki daya cerna rendah dan diserap secara lambat. Modifikasi tapioka (Manihot utilissima) dengan ekstrak teh hijau diharapkan dapat menurunkan daya cerna dan memperlambat penyerapan pati tersebut, sehingga dapat menjadi alternatif makanan bagi penderita diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik pati tapioka yang dimodifikasi dengan ekstrak teh hijau 4% pada tikus diabetes.Tikus yang digunakan adalah tikus Sprague Dawley umur dua bulan dengan berat 175-250 g. Tikus diinduksi menjadi diabetes dengan streptozotocin dan diberi pakan tapioka termodifikasi ekstrak teh 4% selama 35 hari. Setelah 35 hari perlakuan, menunjukkan hasil bahwa pemberian tapioka yang termodifikasi dengan ekstrak teh hijau 4% dapat menurunkan kadar glukosa darah dan dapat menahan laju kerusakan sel beta pankreas pada tikus diabetes (p<0,05).[Penel Gizi Makan 2015, 38(1): 51-60] Kata kunci: tapioka termodifikasi, teh hijau, tikus diabetes, glukosa darah, sel beta pankreas


Buletin Penelitian Sistem Kesehatan | 2012

CAKUPAN SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A PADA IBU MASA NIFAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI DI INDONESIA ANALISIS DATA RISKESDAS 2010

Sandjaja Sandjaja; Endi Ridwan

ABSTRACT Background: The Regulation of Minister of Health, Permenkes 003/MENKES/PER/2010 on scientification of herbal medicine also elucidate to regulation on human resources and recording, yet the regulation has not analyzed roles of pharmacists. The study aimed to determine roles of pharmacists associated with the legislation on scientification of herbal medicine. Methods: tt was conducted in 3 (three) municipality of Surabaya, Yogyakarta and Denpasar, with respondents among pharmacists especial/y whom practice in community pharmacy Data were col/ected by discussion to have conclusions on argumentation of law then fol/owed by round table discussion with experts in law, professional organization of pharmacist (Ikatan Apoteker lndonesia) and The National Commisions of scientification herbal medicine. Results: Results showed that the roles and responsibilities of pharmacists in scientification of herbal medicine compose of process on formulating/supplying simplicia and storage, prescription services including screening prescriptions, medication preparation, compounding, label/ing, packaging of drugs, drug delivery, and drug information, counseling, monitoring drug use, promotion and education, home care as well as recording and reporting. The analysis concluded that it needs special regulation pharmacist roles on scientification of herbal medicine complementary to Permenkes No. 03/2010 to elucidate more detaiIs the roles of pharmacists to the preparation of service-based research in health care facilities (c1inics herbal medicine) and scientification of herbal medicine, the synergy to conventional treatment and enhance use of nature medicines as traditional health care. The addition Permenkes needs to include Record Pharmaceutical Formulations (Pharmaceutical Record) conducted by a pharmacist on scientification of herbal medicine. Recommendation: tt is recommended that in addition to Permenkes 003/MENKES/PER/2010 it requires complementary Permenkes to regulate pharmacists on scientification of herbal medicine that differs from pharmacists in general, as consist of curriculum related to scientification of herbal medicine in Pharmacy group and stressing the col/aboration between physicians and pharmacists for program activity on scientification of herbal medicine in accordance to the Republic of lndonesia affairs. Key words: roles of pharmacists, scientification of herbal medicine, Permenkes 003/Menkes/2010 ABSTRAK Permenkes No. 03/MENKES/PER/2010 tentang saintifikasi jamu antara lain menjelaskan tentang tujuan pengaturan ketenagaan serta pencatatan tentang saintifikasi jamu, namun dalam Permenkes tersebut belum dikaji tentang peran dari apoteker. Tujuan dari peneitian ini untuk mengkaji peran apoteker terkait dengan peraturan perundang-undangan tentang saintifikasijamu. Penelitian dilakukan di 3 (tiga) kota yaitu Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar, dengan sasaran penelitian apoteker khususnya yang praktik di farmasi komunitas dengan cara diskusi untuk dibuat kesimpulan berupa argumentasi hukum, selanjutnya dilaksanakan Round Table Discussion (RTD) dengan pakar Hukum, organisasi profesi (Ikatan Apoteker lndonesia) dan Komisi Nasional Saintifikasi Jamu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan tanggung jawab apoteker dalam saintifikasi jamu meliputi proses pembuatan/penyediaan simplisia dan penyimpanan, pelayanan resep mencakup skrining resep, penyiapan obat, peracikan, pemberian etiket, pemberian kemasan obat, penyerahan obat, dan Informasi obat, konseling. monitoring penggunaan obat. promosi dan edukasi, home care. serta pencatatan dan pelaporan. Dari analisis perundang-undangan disimpulkan bahwa diperlukan Permenkes khusus yang menjabarkan peran Apoteker saintifikasi Jamu yang komplementer dengan Permenkes No. 03/2010 dan diperinci secara jelas tentang peran apoteker saintifikasi jamu tentang preparasi jamu, sinergi dengan pengobatan konvensional dan meningkatkan penggunaan obat bahan alam sebagai pelayanan kesehatan tradisional. Di samping itu di dalam Permenkes khusus tersebut perlu dicantumkan tentang Pharmaceutical Record yang dilakukan oleh seorang apoteker saintifikasi jamu. Disarankan di samping Permenkes 003 /MENKES/PER/2010 diperlukan Permenkes pendamping yang mengatur tentang apoteker Saintifikasi Jamu yang berbeda dari apoteker pada umumnya, memasukkan secara khusus kurikulum yang terkait dengan Saintifikasi jamu di pendidikan rumpun ilmu kesehatan, termasuk Farmasi serta menegaskan kolaborasi antara dokter dan apoteker dalam gerakan program Saintifikasi Jamu demi kepentingan NKRI. Kata kunci; peran apoteker, saintifikasi jamu, Permenkes 003/Menkes/2010ABSTRACT Political changes in health policy, pertaining to the regional autonomy in lndonesia, have caused changes in the structural and funetional components in the health field at Provincial and District level. The role of District Health Office becomes very essential in manage the health program and resources, including health human resources. Since the variability of resources between inter-regional health system is veryenormous, and same problems are existed, thus government should develop the system atie scenario of human resources management system. The scenario needs support from a leader that has visionary and transformationalleadership as well as entrepreneur and professionalism mindset to tackling the health problems in the regional area. In conclusion, despite the important role of District Health Office in managing the health human resources as the anticipation of the impact ofdecentralization, the health workers should also take the opportunities and challenge to provide program and health services that suffice the needs and demands of society Key words: health human resource, policy, leadership, decentralization ABSTRAK Perubahan politik dalam kebijakan kesehatan, khususnya terkait dengan otonomi daerah di lndonesia, menyebabkan perubahan pada komponen struktural dan fungsional pada level Provinsi dan Kabupaten/Kota. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota menjadi sangat vital dalam mengelola program sekaligus dalam pengelolaan sumber daya, termasuk SDM kesehatan. Karena variabilitas sistem kesehatan antardaerah yang sangat besar serta adanya berbagai kendala yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan desentralisasi, maka pemerintah daerah harus mengembangkan sistem pengelolaan SDM yang secara sistematis. Selain itu, diperlukan kepemimpinan yang visioner dan transformasional sekaligus ber-mindset profesional dan berjiwa enterprenuer yang dapat mendorong implementasi desentralisasi kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa peran Dinas Kabupaten atau Kota cukup besar dalam melakukan penataan SDM Kesehatan, sebagai upaya mengantisipasi dampak dari kebijakan desentralisasi. Selain itu, SDM Kesehatan juga harus mampu memanfaatkan peluang di era desentralisasi dan pasar bebas sehingga dapat menyediakan program dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kata kunci: SDM kesehatan, kebijakan, kepemimpinan, desentralisasi


The Journal of Nutrition and Food Research | 1999

EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI VITAMIN A DOSIS TINGGI TERHADAP TINGKAT PENYEMBUHAN DAN STATUS IMUN ANAK BALITA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

Susi Suwarti Suwardi; Ance Murdiana; Muhilal Muhilal; Endi Ridwan; Effendi Rustan; Susilowati Herman; Sri Martuti; Tita Miawati

Effectiveness of High Dose Vitamin A Supplementation on The Recovery Rate and Immune Status of Underfive Children Suffering From Tuberculosis. Tuberculosis (TB), the infectious disease, is still one of the health problems in Indonesia. TB does not just make the people sick physically, but also interfere the immunity. As we have known that vitamin A can improve the immunity. The aimed of this randomized double blind study was to know the effect of high dose vitamin A on the improvement, immune status and the relationship between vitamin A and immune status in TB. Sixtyfive underfive children were selected from the Pediatrics Wards for out patient in Salak and Clsarua Hospital. They were grouped into 11 treatment group who received standard regimen therapy for TB plus high dose vitamin A in each month for 6 months and 21 control group who received the same TB regimen plus placebo also in each month for 6 months. Data on physical examination, weight, height, hemoglobin (Hb), hematocrit (Ht), blood sedimen rate (BSR), serum vitamin A, immunoglobulin G (IgG) to TB, chest X ray (CXR) and food consumption were collected before and after (6 months) intervention. Information on morbidity and socioeconomic also were recorded. To evaluate the degree of improvement, score on nutritional status, BSR and CXR were made. The results showed that after 6 month there were improvement in anthropometry status, morbidity rate, Hb, Ht, BSR, IgG and CXR for both groups. The treatment group was improved in 7.2% subjects meanwhile the control group was improved in 58% subjects. Analysis for scoring improvement showed that the treatment group had better improvement 2,4 times than the control group. The conclusions are that the high dose vitamin A has a positive effect on the recovery and immune status of underfive children suffering TB. This study suggests to give high dose vitamin A to the regimen therapy for TB in children to get better results. Keywords : tuberculosis, vitamin A supplementation, IgG, recovery rate.


The Journal of Nutrition and Food Research | 1990

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A TAKARAN TINGGI PADA TIKUS HAMIL MUDA TERHADAP ANAK YANG DILAHIRKAN

Endi Ridwan; Sari P.; Hanny M.; Muhilal Muhilal

Salah satu usaha jangka pendek dan dianggap paling efektif, dapat memberikan hasil nyata dalam waktu singkat untuk penanggulangan kekurangan vitamin A adalah pemberian vitamin A takaran tinggi. Pengunaan vitamin A yang berlebihan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan terhadap janin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut diatas, dengan melihat kelainan anatomis dari anak yang dilahirkan, status vitamin A anak dan perkembangan pertumbuhan berat badan anak akibat pemberian vitamin A takaran tinggi pada ibu hamil muda dengan menggunakan tikus percobaan sebagai model. Perlakuan yang diberikan pada induk tikus hamil adalah pemberian vitamin A dengan takaran per kilogram berat badan setara dengan pemberian vitamin A pada ibu menyusui yaitu; 0 SI, 200.000 SI, 400.000 SI, 1 juta SI dan 2 juta SI dengan satu kali pemberian pada hari pertama setelah dikawinkan, serta 2 juta SI dengan 4 kali pemberian pada hari ke 1, 3, 5 dan 7 sesudah dikawinkan. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pengamatan secara visual tidak didapatkan adanya kelainan anatomis pada anak tikus yang dilahirkan, sehingga dapat dinyatakan bahwa sampai dengan takaran 2 juta SI vitamin A belum dapat menimbulkan kelainan anatomis pada anak tikus yang dilahirkan. Perkembangan berat badan dan status vitamin A anak tikus berbeda sangat nyata dengan kelompok kontrol, perkembangan berat badan dan status vitamin A anak tikus menunjukkan nilai tertingi pada takaran pemberian vitamin A satu Juta SI. Diduga pengaruh penelitian hypervitaminosis A mulai terjadi pada pemberian vitamin A setara dengan 2 juta SI, ditandai dengan penurunan berat badan dan status vitamin A anak.


The Journal of Nutrition and Food Research | 1990

KOMPONEN AKTIF DALAM TEMPE UNTUK PENCEGAHAN DIARE

Mien Kms Mahmud; Hermana Hermana; Heru Yuniati; Endi Ridwan

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tempe mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu kemampuan menegah terjadinya kenaikan kadar kolesterol darah dan diare akibat infeksi bakteri enteropatogenik Eserichia coli (E.coli). Komponen atau zak aktif dalam tempe yang berperan pada pencegahan diare belum diketahui. Komponen tersebut dapat ditentukan melalui dua tahap penelitian yaitu pertama menguji jenis ekstrak tempe yang mampu mencegah diare, dan kedua menentukan komponen atau senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan jenis ekstrak tempe yang mampu mencegah/menghambat terjadinya diare akibat infeksi bakteri enteropatogenik E.coli. Penelitia dialkukan secara biologi menggunakan kelinci sebagai hewan percobaan. kelinci sapihan yang sehat dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok disampinng ransum basal diberi ekstrak tempe dengan pelarut etanol atau pelarut etanol-hexan (1:1) atau pelarut hexan, satu kelompok diberi residu dan satu kelompok lagi hanya diberi ransum basal (kelompok kontrol). Setelah 30 hari pemberian ransum, kelinci diinfeksi dengan E.coli. Pengamatan dilakukan terhadap kenaikan berat badan, kejadian diare, jangka waktu diare, reaksi imun, patologi-anatomi dan histopatologi saluran pencernaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dalam tempe yang berpengaruh terhadap pertumbuhan terdapat di dalam residu. Komponen yang berpengaruh mengurangi resiko diare terdapat di dalam ekstrak etanol. Komponen yang menghambat kejadian diare terdapat di dalam residu dan ekstrak etanol. Komponen yang bersifat sebagai antigen yang dapat menimbulkan reaksi imunitas terhadap bakteri E.coli terdapat di dalam ekstrak hexan.


The Journal of Nutrition and Food Research | 1989

MUTU PROTEIN MAKANAN SAPIHAN UNTUK BAYI UMUR 6-12 BULAN

Endi Ridwan

Penelitian ini ditujukan unntk menguji mutu protein makanan tambahan yang dibuat dalam bentuk nasi tim untuk konsumsi anak berumur 6-12 bulan. Tujuan penelitian adalah mencoari alternatif pilihan makanan tambahan yang memenuhi syarat untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Nasi tim yang dibuat juga merupakan suatu penganekaragam bentuk makanan tambahan untuk menjadi dasar bagi bayi bagaimana seharusnya menyenanggi bermacam-macam makanan, mengingat kelenjar perasa berkembang pesat sewaktu bayi. Nasi tim dibuat lima macam dengan bahan dasar beras, ubi merah dan jagung sebagai sumber hidrat arang; tempe dan tepung ikan sebagai sumber protein; sayuran hijau sebagai sumber karotin; dan minyak kelapa sebagai sumber lemak. Campuran makanan dianalis secara kimia dengan metoda AOAC. Kemudian dibuat simulate makanan untuk diuji mutu proteinnya (PER dan NPU) dengan menggunakan tikus percobaan. Selama percobaan keadaan tikus diamati, dan pada akhir percobaan dilakukan pemeriksaan patologis anatomis untuk melihat kemungkinan adanya efek samping. Nilai PER kelima macam makanan tambahan tersebut berturut-turut adalah: campuran beras, jagung dan tempe 2,16 ±. 0,26; campuran beras, jagung dan tepung ikan 2,24 ± 0,37; campuran beras, jagung, tepung ikan dan kacang tanah 2,08 ± 0.33; campuran beras, ubi merah dan tempe 2,18 ± 0.32, dan campuran beras, ubi merah, tepung ikan dan kacang tanah 1,98 ± 0.38, sementara nilai NPU- operatif berturut-turut : 62,8%, 62,6%, 60,5%, 61,3% dan 60,9%. Nilai-nilai yang didapat dari kelima macam makanan tambahan tersebut menunjukkan bahwa kelima jenis makanan tambahan ini mempunyai mutu protein cukup baik karena masih dalam batas yang dianjurkan untuk PER (2,0) dan NPU (60%). Tidak didapat adanya kelainan klinis dan patologis pada hewan selama percobaan.


The Journal of Nutrition and Food Research | 1986

SISTEM DISTRIBUSI TABLET BESI DALAM PENANGGULANGAN MASALAH ANEMI GIZI PADA WANITA HAMIL

Sandjaja Sandjaja; Djoko Kartono; Endi Ridwan; M. Saidin; Suryana Purawisastra; Sihadi Sihadi

Dalam upaya mendapatkan cara pendistibusian tablet besi untuk wanita hamil, dilakukan penelitian ujicoba dengan menggunakan empat cara distribusi. Masing-masing cara terdiri atas tiga kegiatan yang sama tetapi berbeda frekuensinya, yaitu pembagian tablet besi, penuluhan anemi gizi dan kunjungan rumah (supervisi). Pada cara (A), pembagian tablet dan penyuluhan anemi gizi dilakukan sekali seminggu dan kunjungan rumah sekali dua hari. Pada cara (B), (C) dan (D), frekuensi kegiatan, secara berturut mansing-masing sekali seminggu, sekali dua minggu dan sekali empat minggu (sebulan). Keefektifan cara distribusi ditentukan berdasarkan perbandingan masukan (frekuensi kegiatan) dan keluaran (jumlah tablet yang diminum, kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan pengetahuan gizi). Kegiatan distribusi dengan frekuensi sekali dua minggu (C) merupakan alternatif pilihan yang terefektif diantara keempat cara distribusi yang diujicobakan.


The Journal of Nutrition and Food Research | 2002

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN VITAMIN A DAN ZAT BESI PADA GARAM YODIUM TERHADAP STATUS GIZI DAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR

M. Saidin; Muherdiyantiningsih Muherdiyantiningsih; Endi Ridwan; Nur Ihsan; Astuti Lamid; Sukati Sukati; Lies Karyadi


The Journal of Nutrition and Food Research | 1999

PENGARUH FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN KOMPOSISI ASAM AMINO DALAM SINGKONG

Almasyhuri Almasyhuri; Endi Ridwan; Heru Yuniarti; Hermana Hermana


Paediatrica Indonesiana | 2016

Morphology and disaccharidase activity of small intes- tinal mucosa in post-weaning-induced malnourished rats and after realimentation

Rustadi Sosrosumihardjo; Agus Firmansyah; Asri Rasad; Daldiyono Harjodisastro; Endi Ridwan; Septilia Inawati Wanandi; Dwirini Retno

Collaboration


Dive into the Endi Ridwan's collaboration.

Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

Sri Martuti

Helen Keller International

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Researchain Logo
Decentralizing Knowledge