Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Sri Martuti.
Scientific Programming | 2018
Anindita Wulandari; Sri Martuti; Pudjiastuti Kaswadi
Sepsis merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi dan anak di seluruh dunia. Sepsis awalnya didefinisikan sebagai kecurigaan atau infeksi yang terbukti, disertai kondisi klinis SIRS (systemic inflammatory response syndrome), tetapi definisi tersebut kini ditinggalkan. Sesuai konsensus mengenai sepsis terbaru, sepsis didefinisikan sebagai keadaan disfungsi/gagal organ yang mengancam nyawa, disebabkan oleh respon pejamu yang tidak teregulasi terhadap infeksi. Penilaian disfungsi/gagal organ pada anak menggunakan beberapa sistem penilaian, antara lain, Pediatric Multiple Organ Dysfunction Score (P-MODS), Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD), Pediatric Logistic Organ Dysfunction–2 (PELOD-2), dan pada konsensus terbaru diperkenalkannya sistem Pediatric Sequential Organ Failure Assessment (pSOFA) yang diadaptasi dari sistem Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dengan hasil validasi menunjukkan bahwa pSOFA memberikan hasil yang sama baik dengan sistem penilaian yang lain. Di Indonesia saat ini, PELOD-2 merupakan sistem penilaian disfungsi organ yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mendiagnosis sepsis pada anak.
Scientific Programming | 2017
Resa Gratya; Sri Martuti; Harsono Salimo
Latar belakang . Magnesium merupakan kation intraselular kedua terbanyak setelah kalium. Pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ruang rawat intensif memiliki risiko tinggi terjadinya hipomagnesemia. Pasien dengan hipomagnesemia memiliki mortalitas yang tinggi. Tujuan . Melakukan analisis pengaruh hipomagnesemia terhadap mortalitas pada pasien anak di ruang rawat intensif. Metode .Penelitian bersifat kohort prospektif dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2016 di PICU dan HCU RS Dr. Moewardi Surakarta. Subjek berjumlah 40 anak diambil secara konsekutif. Analisis statistik dilakukan dengan program SPSS 22.0 menggunakan uji chi square atau Fisher bila syarat uji chi square tidak terpenuhi, uji t independen bila sebaran data normal, atau uji Mann Whitney bila sebaran data tidak normal. Pengaruh faktor risiko dan mortalitas dianalisis dengan logistik regresi. Hasil . Di antara 40 anak terdapat 21 orang laki-laki, 26 dengan penyakit non bedah dan 18 anak gizi baik. Kejadian hipomagnesemia terdapat pada 5 dan 1 anak di antaranya meninggal. Hipomagnesemia tidak berhubungan dengan mortalitas (p=1,000; OR 1,00; IK95% 0,096-10.408). Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah jenis penyakit non bedah. Jenis kelamin, usia, status nutrisi dan jenis penyakit tidak berhubungan dengan mortalitas. Kesimpulan . Tidak terdapat pengaruh hipomagnesemia terhadap mortalitas. Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah jenis penyakit non bedah.
Scientific Programming | 2016
Yulidar H; Sri Martuti; Sunyataningkamto Sunyataningkamto
Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan penyebab kematian tertinggi pada neonatus. Sebagai pedoman antibiotik yang akan diberikan diperlukan data pola kuman secara berkala. Beberapa Negara telah melaporkan infeksi Staphylococcus coagulase negative (CoNS) yang merupakan kuman komensal kulit, sebagai penyebab sepsis neonatorum awitan lambat. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan jenis antibiotik yang sensitif pada bayi sepsis yang dirawat di bangsal neonatus RS Dr. Moewardi Surakarta dan risiko kematian oleh Staphylococcus coagulase negatif (CoNS). Metoda. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data dari rekam medis bayi yang dirawat di bangsal neonatus RS Dr. Moewardi (RSDM) Surakarta. Data diambil dari bulan Desember 2004 sampai Desember 2005 dengan diagnosis sepsis, didapatkan hasil kultur kuman positif. Hasil. Didapatkan 49 data dengan kuman positif. Kuman penyebab sepsis didapatkan berturut-turut Enterobacter sebagai penyebab terbanyak 42,9%, diikuti oleh Staphylococcus dan Citrobacter masing-masing 18,4%, Streptococcus dan Serratia 6,1%, Pseudomonas dan Klebsiella 4,1%. Pada kelompok kuman Enterobacter meropenem merupakan antibiotik dengan sensitifitas paling tinggi (73,7%) dan sensitifitas terhadap sefepim 38,1%. Angka kematian secara keseluruhan 57,1%. Pada kelompok kuman Enterobacter, Staphylococcus dan Citrobacter angka kematian berturut-turut 57,1%, 33,3% dan 77,8%. Risiko kematian oleh kuman CoNS dibandingkan dengan kuman gram negatif RR 5,5 dengan tingkat kepercayaan 95% (0,97;31,45). Risiko kematian terhadap Staphylococcus aureus juga tidak berbeda bermakna. Kesimpulan. Kuman yang paling sering ditemukan pada bayi sepsis di bangsal neonatus RSDM Surakarta adalah Enterobacter. Angka kematian masih tinggi 57,1% dan tidak terdapat perbedaan bermakna pada risiko kematian CoNS dibandingkan dengan kuman gram negatif dan Staphylococcus aureus.
Scientific Programming | 2016
Sri Martuti; Endang Dewi Lestari; Bambang Soebagyo
Latar belakang. Lingkar pinggang atas seringkali dihubungkan dengan obesitas sentral yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular Tujuan. Untuk mengetahui prevalensi abnormalitas kardiovaskular dan prediktor faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular di antara anak-anak obes. Metode. Penelitian cross sectional dilaksanakan dari Januari sampai Februari 2005. Duapuluh persen dari SD di setiap kecamatan dipilih secara acak. Semua anak obes diikutsertakan dalam penelitian setelah didapatkan izin dari orangtua. Data dianalisa dengan SPSS 10.05 for windows. Odds ratio (OR) untuk faktor-faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah sistolik dan diastolik yang tinggi, kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida yang abnormal dibandingkan antara kelompok yang memiliki lingkar lengan atas kecil dan lingkar lengan atas besar (77,5 cm). Analisa multivariat dilakukan untuk mengontrol faktor lain. Hasil. Diantara anak-anak yang obes, 45,5% menderita hiper trigliserida. Analisa univariat menunjukkan bahwa OR untuk LDL kolesterol yang abnormal, tekanan darah sistolik yang tinggi, tekanan darah diastolik yang tinggi masing-masing adalah 1,6 (95% CI: 0,6-4,5); 4,7 (95%CI: 0,5-41,8) dan 1,9 (95% CI: 0,7-5,6). Odds ratio untuk lingkar lengan atas (77,5 cm) terhadap tekanan darah diastolik yang tinggi adalah 4,4 (95% CI: 1,1-17,7); terhadap tekanan darah sistolik yang tinggi adalah 3,7 (95% CI: 0,4-38,5); terhadap kadar kolesterol LDL abnormal adalah 1,7 (95%CI: 0,4-6,5). Odds ratio untuk kadar kolesterol total, HDL dan trigliserida yang abnormal adalah 1,3 (95% CI: 0,4-6,5); 1,1 (95% CI: 0,4-3,2) and 1,2 (95% CI: 0,5-3,1). Kesimpulan. Prevalensi hipertrigliserida diantara anak obes 45%. Lingkar pinggang atas 77,5 cm harus dipertimbangkan sebagai prediktor faktor risiko penyakit kardiovaskular
Scientific Programming | 2018
Tressa Bayu Bramantyo; Sri Martuti; Pudjiastuti Pudjiastuti
Scientific Programming | 2018
Tressa Bayu Bramantyo; Sri Martuti; Harsono Salimo
Scientific Programming | 2017
Ony Sapto Pramana; Sri Martuti; Bambang Soebagyo
Scientific Programming | 2016
Albert Daniel Solang; Antonius Pudjiadi; Abdul Latief; Sri Martuti; Yusrina Istanti; Magdalena E Sahetapy; Pudjiastuti Pudjiastuti; Moh. Supriatna
Scientific Programming | 2016
Yusrina Istanti; Antonius Pudjiadi; Abdul Latief; Sri Martuti; Moh. Supriatna; Pudjiastuti Pudjiastuti
Scientific Programming | 2016
Albert Daniel Solang; Antonius Pudjiadi; Abdul Latief; Yusrina Istanti; Sri Martuti; Moh. Supriatna; Pudjiastuti Pudjiastuti