Finny Fitry Yani
Andalas University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Finny Fitry Yani.
PLOS ONE | 2018
Eileen M. Dunne; Chrysanti Murad; Sunaryati Sudigdoadi; Eddy Fadlyana; Rodman Tarigan; Sang Ayu Kompiyang Indriyani; Casey L. Pell; Emma Watts; Catherine Satzke; Jason Hinds; Nurhandini Eka Dewi; Finny Fitry Yani; E. Kim Mulholland; Cissy B. Kartasasmita
Streptococcus pneumoniae is an important cause of infection and commonly colonizes the nasopharynx of young children, along with other potentially pathogenic bacteria. The objectives of this study were to estimate the carriage prevalence of S. pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, and Staphylococcus aureus in young children in Indonesia, and to examine interactions between these bacterial species. 302 healthy children aged 12–24 months were enrolled in community health centers in the Bandung, Central Lombok, and Padang regions. Nasopharyngeal swabs were collected and stored according to World Health Organization recommendations, and bacterial species detected by qPCR. Pneumococcal serotyping was conducted by microarray and latex agglutination/Quellung. Overall carriage prevalence was 49.5% for S. pneumoniae, 27.5% for H. influenzae, 42.7% for M. catarrhalis, and 7.3% for S. aureus. Prevalence of M. catarrhalis and S. pneumoniae, as well as pneumococcal serotype distribution, varied by region. Positive associations were observed for S. pneumoniae and M. catarrhalis (OR 3.07 [95%CI 1.91–4.94]), and H. influenzae and M. catarrhalis (OR 2.34 [95%CI 1.40–3.91]), and a negative association was found between M. catarrhalis and S. aureus (OR 0.06 [95%CI 0.01–0.43]). Densities of S. pneumoniae, H. influenzae, and M. catarrhalis were positively correlated when two of these species were present. Prior to pneumococcal vaccine introduction, pneumococcal carriage prevalence and serotype distribution varies among children living in different regions of Indonesia. Positive associations in both carriage and density identified among S. pneumoniae, H. influenzae, and M. catarrhalis suggest a synergistic relationship among these species with potential clinical implications.
Scientific Programming | 2016
Finny Fitry Yani; Arwin Ap Akib; Bambang Supriyatno; Darmawan B. Setyanto; Nia Kurniati; Nastiti Kaswandani
Latar belakang. Kejadian AIDS pada anak meningkat seiring dengan peningkatan kasus dewasa. Gejala dan manifestasi klinis sering tidak khas, sehingga menyebabkan underdiagnosis. Anak HIV sering datang dengan keluhan yang berasal dari infeksi oportunistik, bahkan infeksi oportunistik banyak ditemukan sebagai penyebab kematian. Salah satu infeksi oportunistik yang sering terjadi adalah infeksi respiratorik. Tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola penyakit respiratorik pada anak HIV yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Metoda. Data berasal dari rekam medis anak HIV tahun 2002-2005. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Kriteria inklusi adalah anak usia 0-13 tahun, dengan HIV positif dan menderita penyakit respiratorik. Data yang dicatat meliputi umur, jenis kelamin, faktor risiko, status gizi, parut BCG, diameter uji tuberkulin, riwayat kontak dengan pasien tuberkolosis, kategori HIV, diagnosis penyakit respiratorik, outcome. Data klinis khusus meliputi batuk kronik berulang, demam lama, sesak nafas, laboratorium rutin, foto torak, dan kadar CD4, PCR. Hasil. Sejak Januari 2002-Desember 2005, telah dirawat 85 anak yang terinfeksi HIV, dengan 13 orang (15,2%) di antaranya meninggal. Tiga belas orang (13/35) didiagnosis HIV berdasarkan serologi dan PCR, 24/35 hanya dengan serologi, dan 1/35 orang dengan PCR. Sebanyak 38 (44,7%) orang menderita infeksi respiratorik dengan pola penyakit: TB 47,3%, pneumonia 44,7%, pneumocytis corinii pneumonia (PCP) 13,1%. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa 3/38 (7,8%) anak HIV dengan penyakit paru meninggal karena pneumonia berat, dengan 2/3 di antaranya pada kelompok umur 1-5 tahun. Penyebab kematian lainnya adalah PCP 2/38 pasien (5,2%), dan tersangka sepsis pada 2 pasien (5,2%). Kesimpulan. Pada anak HIV, TB merupakan penyakit respiratorik terbanyak, diikuti pneumonia, sedangkan penyebab kematian terbanyak adalah pneumonia. Penyakit respiratorik pada anak HIV dapat menjadi pembuka jalan untuk diagnosis anak HIV.
Jurnal Kesehatan Andalas | 2017
Dita Maharani; Finny Fitry Yani; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas | 2017
Hanifa Hanif; Syahredi Sa; Finny Fitry Yani
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition | 2017
Finny Fitry Yani; Nur Indrawaty Lipoeto; MMedSci; Bambang Supriyatno; Eryati Darwin; Darfioes Basir
Scientific Programming | 2016
Lita Farlina; Finny Fitry Yani; Darfioes Basir; Hafni Bachtiar
Scientific Programming | 2016
Cece Alfalah; Gustina Lubis; Finny Fitry Yani; Nur Indrawaty Lipoeto
Scientific Programming | 2016
Liza Fitria; Andani Eka Putra; Finny Fitry Yani; Darfioes Basir
Scientific Programming | 2016
Darfioes Basir; Finny Fitry Yani; Triyanto Triyanto
Scientific Programming | 2016
Roza Erisma; Gustina Lubis; Finny Fitry Yani