Bambang Supriyatno
University of Indonesia
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Bambang Supriyatno.
Scientific Programming | 2016
Ida Bagus Subanada; Darmawan B. Setyanto; Bambang Supriyatno
Latar belakang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya bronkiolitis akut. Seperti halnya usia, jenis kelamin, lahir kurang bulan, berat lahir rendah, jumlah keluarga serumah, status gizi, air susu ibu (ASI), paparan asap rokok, riwayat atopi, dan imunisasi BCG. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara ASI, paparan asap rokok, riwayat atopi, dan BCG dengan bronkiolitis akut. Metode. Desain potong lintang, data didapat dari rekam medis pasien yang dirawat. Analisis data dengan metode univariat dan multivariat, tingkat kemaknaan α=0,05 (IK95%). Hasil. ASI dan paparan asap rokok tidak berhubungan dengan bronkiolitis akut, sedangkan riwayat atopi pada orangtua, parut BCG, dan jenis kelamin berhubungan dengan bronkiolitis akut{RP 20,41 (IK95% 1,09;333,33), p=0,043, RP 0,23 (IK95% 0,07; 0,79), p=0,019, dan RP 3,42 (IK95% 1,10;10,64), p=0,034)}. Kesimpulan. Riwayat atopi pada orangtua, parut BCG, dan jenis kelamin berhubungan dengan bronkiolitis akut.
Scientific Programming | 2016
Finny Fitry Yani; Arwin Ap Akib; Bambang Supriyatno; Darmawan B. Setyanto; Nia Kurniati; Nastiti Kaswandani
Latar belakang. Kejadian AIDS pada anak meningkat seiring dengan peningkatan kasus dewasa. Gejala dan manifestasi klinis sering tidak khas, sehingga menyebabkan underdiagnosis. Anak HIV sering datang dengan keluhan yang berasal dari infeksi oportunistik, bahkan infeksi oportunistik banyak ditemukan sebagai penyebab kematian. Salah satu infeksi oportunistik yang sering terjadi adalah infeksi respiratorik. Tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola penyakit respiratorik pada anak HIV yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Metoda. Data berasal dari rekam medis anak HIV tahun 2002-2005. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Kriteria inklusi adalah anak usia 0-13 tahun, dengan HIV positif dan menderita penyakit respiratorik. Data yang dicatat meliputi umur, jenis kelamin, faktor risiko, status gizi, parut BCG, diameter uji tuberkulin, riwayat kontak dengan pasien tuberkolosis, kategori HIV, diagnosis penyakit respiratorik, outcome. Data klinis khusus meliputi batuk kronik berulang, demam lama, sesak nafas, laboratorium rutin, foto torak, dan kadar CD4, PCR. Hasil. Sejak Januari 2002-Desember 2005, telah dirawat 85 anak yang terinfeksi HIV, dengan 13 orang (15,2%) di antaranya meninggal. Tiga belas orang (13/35) didiagnosis HIV berdasarkan serologi dan PCR, 24/35 hanya dengan serologi, dan 1/35 orang dengan PCR. Sebanyak 38 (44,7%) orang menderita infeksi respiratorik dengan pola penyakit: TB 47,3%, pneumonia 44,7%, pneumocytis corinii pneumonia (PCP) 13,1%. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa 3/38 (7,8%) anak HIV dengan penyakit paru meninggal karena pneumonia berat, dengan 2/3 di antaranya pada kelompok umur 1-5 tahun. Penyebab kematian lainnya adalah PCP 2/38 pasien (5,2%), dan tersangka sepsis pada 2 pasien (5,2%). Kesimpulan. Pada anak HIV, TB merupakan penyakit respiratorik terbanyak, diikuti pneumonia, sedangkan penyebab kematian terbanyak adalah pneumonia. Penyakit respiratorik pada anak HIV dapat menjadi pembuka jalan untuk diagnosis anak HIV.
Scientific Programming | 2016
Bambang Supriyatno; Rismala Dewi; Wahyuni Indawati
Derajat serangan asma dibagi dalam tiga kelompok yaitu serangan ringan, sedang, dan berat, untuk membedakan tata laksananya. Kadang-kadang dengan tata laksana yang sudah sesuai standar pada serangan berat kurang memberikan respons sehingga perlu tata laksana alternatif. Salah satu terapi alternatif adalah penggunaan MgSO4 yang masih menjadi kontroversi efektivitasnya dibandingkan dengan pemberian inhalasi beta-2 agonis dan ipratropium bromida. Di sisi lain pernah dilaporkan keberhasilan penggunaan MgSO4 pada asma serangan berat setelah gagal dengan tata laksana standar. Dilaporkan dua anak dengan asma serangan berat yang tidak responsif dengan terapi standar seperti pemberian oksigen, cairan rumatan, inhalasi dengan dengan beta-2 agonis dan kortikosteroid intravena. dengan penambahan MgSO4 didapatkan respons yang sangat baik. Sebagai kesimpulan MgSO4 dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada asma serangan berat.
International Journal of Pediatric Endocrinology | 2013
Elina Waiman; Bambang Tridjaja; Bambang Supriyatno
The efforts to achieve good glycemic control might damage the quality of life (QoL). This issue has not been elaborated in Indonesia because there was no diabetes-specific quesionnaire available in Indonesian language previously. This study would like to find out whether there is a correlation between glycemic control and QoL of adolescents aged 13-18 years with type 1 diabetes mellitus (T1DM). Cross-sectional study was held on patients who came to The Pediatric Endocrinology Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital or who joinned The Endocrinology Working Group Unit of Indonesian Pediatric Society programs during October to December 2010. Glycemic control was measured by hemoglobin A1c (HbA1c) levels. The audit of diabetes dependent quality of life-teen (ADDQoL-Teen) Indonesian questionnaire was used to assess the QoL. A total of 36 adolescents participated in the study. Only seven subjects had a normal HbA1c level. Median HbA1c level was 8.7 (range, 5.6 to 15.1)%. Eighteen subjects considered their QoL as good or brilliant, while 14 subjects felt that diabetes had a negative impact. The most severe negative impact was felt on the matter of dietary aspect, but could be managed better by subjects with intensive treatment. There was no correlation between HbA1c level on the last examination and average weighted impact (AWI) score (rho = -0.15; p = 0.383) or between mean HbA1c level within 6 months and AWI score (rho = -0.15; p = 0.369). This study did not show any correlation between glycemic control and QoL of adolescents with T1DM.
Acta medica Indonesiana | 2010
Bambang Supriyatno; Mardjanis Said; Hermani B; Sjarir Dr; Sudigdo Sastroasmoro
Medical Journal of Indonesia | 2010
Bambang Supriyatno; Irma Sapriani; Sri Rezeki S. Hadinegoro
Scientific Programming | 2016
Desy Dewi Saraswati; Antonius Pudjiadi; Mulyadi M. Djer; Bambang Supriyatno; Damayanti R. Syarif; Nia Kurniati
Scientific Programming | 2016
Bambang Supriyatno; Heda Melinda Nataprawira
Paediatrica Indonesiana | 2016
Mardjanis Said; Sudigdo Sastroasmoro; Djajadiman Gatot; Bambang Supriyatno; Yovita Ananta
Paediatrica Indonesiana | 2016
Bambang Supriyatno; Rusmala Deviani; Alan R. Tumbelaka; Evita Kb Ifran; Nastiti N Rahajoe