Network


Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.

Hotspot


Dive into the research topics where I Dewa Putu Pramantara is active.

Publication


Featured researches published by I Dewa Putu Pramantara.


Journal of Management and Pharmacy Practice | 2014

EVALUASI DOSIS WARFARIN DAN HASIL TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN

Nova Hasani Furdiyanti; I Dewa Putu Pramantara; Djoko Wahyono

Penggunaan warfarin dimonitor berdasarkan efek farmakodinamik dari prothrombin time (PT) melalui nilai international normalized ratio (INR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan kadar warfarin dalam darah pasien, hasil terapi pasien yang mendapat terapi warfarin dilihat dari nilai INR, dan mengetahui korelasi antara perkiraan kadar warfarin dengan hasil terapi. Penelitian ini adalah penelitian observasional retrospektif yang bersifat deskriptif dan korelatif. Subjek penelitian adalah pasien rawat jalan yang mendapat terapi warfarin oral di RSUP dr. Sardjito pada Jnuari 2011 sampai Oktober 2013. Perkiraan kadar warfarin dihitung berdasarkan rumus farmakokinetika, sedangkan analisis korelasi dilakukan dengan analisis korelatif Spearman. Hasil penelitian pada 86 subjek penelitian menunjukkan perkiraan kadar warfarin rata-rata pada keadaan tunak atau pada bulan ke-1 rata-rata sebesar 0,658 ± 0,315 mg/L, nilai rata-rata sebesar 0,135 ± 0,065 mg/L, dan nilai rata-rata sebesar 0,802 ± 0,384 mg/L. Hasil pemeriksaan INR menunjukkan 54 pasien (62,79%) yang rata-rata diberi warfarin dosis 2,15 ± 0,74 mg per hari, tidak mencapai target INR. Nilai INR yang dicapai rata-rata sebesar 1,29 ± 0,30, dengan jangkauan INR 0,90 – 1,93. Sisanya sebanyak 32 pasien (37,21%) yang rata-rata diberi warfarin dosis 2,41 ± 0,80 mg per hari, mencapai target INR rata-rata sebesar 3,10 ± 0,93, dengan jangkauan nilai INR 2,01 - 5,30. Korelasi antara perkiraan kadar warfarin dalam darah dengan nilai INR tidak bermakna dengan nilai p = 0,180 (p > 0,05), sedangkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,146 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Kata kunci : warfarin, kadar dalam darah, dosis, INR


JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) | 2014

PERBANDINGAN RESPON AWAL PEMBERIAN WARFARIN PADA PASIEN OBESITAS DENGAN NON-OBESITAS

Dian Oktianti; I Dewa Putu Pramantara; Djoko Wahyono

Pendosisan dan respon terapi warfarin bervariasi antara setiap pasien tergantung dari umur, tingkat keparahan penyakit, status nutrisi, berat badan, pengobatan lain, dan ada tidaknya polimorfisme genetik dari CYP2C9 atau VKORC 1 . . Sesuai atau tidaknya dosis warfarin dapat dilihat dari pemeriksaan nilai international normalized ratio (INR). Penelitian bertujuan untuk membandingkan respon awal pemberian warfarin pada pasien obesitas dan non obesitas. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif yang bersifat deskriptif dan observasional. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang menerima terapi warfarin pertama kali di RSUP dr Sardjito Yogyakarta disertai dengan pemeriksaan nilai INR. Analisis nonparametrik dengan uji Kaplan-Meier dilakukan untuk melihat lama hari yang diperlukan untuk mencapai target nilai INR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, terdapat pasien obesitas sebanyak 44 orang dan pasien nonobesitas sebanyak 48 orang. Berdasarkan uji Kaplan-Meier diperoleh median dari waktu untuk mencapai target nilai INR pada kelompok obesitas adalah 56 hari dan untuk kelompok nonobesitas adalah 57 hari tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok pasien dengan berat badan normal dan kelompok pasien obesitas untuk mencapai target nilai INR. Kata kunci : warfarin, respon awal, obesitas, nilai INR


JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) | 2013

PENGARUH KONSELING OLEH APOTEKER TERHADAP TINGKAT KONTROL ASMA DAN KEPUASAN TERAPI INHALASI PASIEN ASMA RAWAT JALAN

Mutiara Herawati; Lukman Hakim; I Dewa Putu Pramantara

Asma adalah gangguan peradangan kronis pada saluran pernafasan. Peradangan kronis pada saluran pernafasan yang hiperesponsif menyebabkan terjadinya obstruksi dan pembatasan aliran udara karena terjadinya bronkokonstriksi, gumpalan mukus, dan peningkatan peradangan ketika terjadinya pajanan terhadap faktor risiko. Terapi asma salah satunya menggunakan inhaler. Pasien tidak mungkin menggunakan inhaler dengan benar kecuali pasien menerima instruksi yang jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan adanya konseling, kepuasan dalam penggunaan inhaler dapat meningkatkan sehingga diharapkan dapat mengontrol gejala asma bagi pasien asma yang mendapatkan terapi inhalasi di poliklinik penyakit dalam rawat jalan RSUD Sleman dan RSUD Kota Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 75 pasien laki – laki dan perempuan berusia 18–70 tahun dengan berbagai macam latar belakang pendidikan, status pekerjaan, lamanya menderita asma, tingkat keparahan asma, dan penyakit penyertanya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok secara acak yaitu 38 pasien pada kelompok kontrol dan 37 pasien pada kelompok intervensi. Rancangan penelitian eksperimental yang dipakai adalah pretest-posttest with control group. Penilaian terhadap tingkat kontrol asma menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT) dan kepuasan menggunakan kuesioner Feeling Satisfaction Inhaler-10 (FSI-10) akan dianalisis dengan Mann-Whitney test karena data tidak terdistribusi normal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum konseling dan sesudahnya pada kelompok kontrol dan konseling dalam hal tingkat kontrol asma dan kepuasan terapi inhalasi. Perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kontrol asma pasien persisten sedang (p=0,000) dan persisten berat (p=0,001) serta pada tingkat kepuasan pasien menggunakan inhalasi (p=0,000). Konseling dapat meningkatkan kontrol asma dan kepuasan terapi inhalasi yang lebih cepat dibandingkan tidak diberikan konseling. Kata kunci: asma, inhalasi, tingkat kontrol asma, kepuasan inhalasi


Jurnal Gizi Klinik Indonesia | 2010

Pola makan berhubungan dengan sindrom metabolik pada lanjut usia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah Denpasar

Iga Sagung Kusuma Dewi; I Dewa Putu Pramantara; Retno Pangastuti

Background: Food intake is a factor determining health status and risk for degenerative diseases including metabolic syndrome. The fundamental function of someone’s nutritional status in the process of the emergence of generative disease and metabolic syndrome can be identified through the effect of food to the prevalence of obesity, hypertension, dyslipidemia or glucose tolerance disorder. Objective: To identify the association between eating pattern and the prevalence of metabolic syndrome among the elderly at Geriatric Polyclinic of Sanglah Hospital Denpasar. Method: The study was analytic observational with matched case control study design using ratio 1:1. There were 80 samples consisting of 40 as control group and 40 as cases matched by age and gender. Eating pattern was identified through food frequency questionnaire and calculated and compared to the need. Statistical analysis used chi square and risk factors were measured using odds ratio (OR). Multivariate analysis used double logistic regression to find out risk factors dominantly affected metabolic syndrome. Result: The result of bivariate statistical test showed significant difference in the prevalence of metabolic syndrome (p < 0.05) for energy intake (OR: 9.1; CI95%: 1.9-43.8), protein (OR: 3.8; CI95%: 1.5-9.7), fat (OR: 3.8; CI95%: 1.1-13.2), carbohydrate (OR:11.4; CI95%: 2.3-54.2). The result of multivariate analysis showed that the variables having dominant risk and significant difference in the prevalence of metabolic syndrome were carbohydrate consumption (OR: 8.1; CI95%: 1.29–50.89), fat consumption (OR: 4.9; CI95%: 1.17-20.61) and protein consumption (OR: 3.9; CI95%: 1.27-12.30). Conclusion: There was difference in eating pattern, i.e. high consumption of carbohydrate, fat and protein which became risk factor for the prevalence of metabolic syndrome among the elderly at Geriatric Polyclinic of Sanglah Hospital Denpasar.


Review of Primary Care Practice and Education (Kajian Praktik dan Pendidikan Layanan Primer) | 2018

Clinical Symptoms Used for Screening Diabetic Populations with Family History of Type 2 Diabetes Mellitus

Siti Marlina; I Dewa Putu Pramantara; Hari Kusnanto; Mark A. Graber


Majalah Obat Tradisional (Traditional Medicine Journal) | 2018

Effects of Centella asiatica L. Capsul on Muscle Disfunction on Elderly People

I Dewa Putu Pramantara; Nyoman Nyoman Kertia; Mae Sri Hartati Wahyuningsih; Nur Arfian


Acta Interna: The Journal of Internal Medicine | 2018

The Effects of Aerobic Exercise on Functional Capacity of Geriatric Chronic Heart Failure Patients

Muhammad Khalimur Rouf; Irsad Andi Arso; I Dewa Putu Pramantara


Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan | 2017

Status Partisipasi dan Kualitas Hidup Peserta Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia

Syamsumin Kurnia Dewi; Hari Kusnanto; I Dewa Putu Pramantara; Theodola Baning Rahayujati


Jurnal Gizi Klinik Indonesia | 2017

Pengaruh ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kadar malondialdehid (MDA) plasma dan kekuatan genggam tangan lanjut usia

Fera Nofiartika; Susetyowati Susetyowati; I Dewa Putu Pramantara; Lily Arsanti Lestari


Journal of Management and Pharmacy Practice | 2017

EVALUASI DOSIS WARFARIN DAN HASIL TERAPI PADA PASIEN RAWAT JALAN RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Nova Hasani Furdiyanti; I Dewa Putu Pramantara; Djoko Wahyono

Collaboration


Dive into the I Dewa Putu Pramantara's collaboration.

Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

Hamam Hadi

Gadjah Mada University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Researchain Logo
Decentralizing Knowledge