Maya Melati
Bogor Agricultural University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Maya Melati.
Jurnal Hortikultura Indonesia | 2017
Atika Romalasari; Slamet Susanto; Maya Melati; Ahmad Junaedi
ABSTRACT Kristal guava is one of the popular guava cultivars nowadays. The guava has white flesh and not-perfectly-round shaped that resembles a crystal and seedless. However, during the growth period fruit undergoes several physical and chemical changes and susceptible to insect infestation and other damage, all of which can reduce their commercial value and thus cause significant yield and economic losses. The aim of this research was to evaluate the influence of different color and bagging materials on guava fruit development and quality. The research was conducted at farmer farm located in Cikarawang Dramaga, from November 2013 to April 2014. This research was arranged in a randomized block design with one factor, consisted of ten treatments and five replications. The treatments were red plastic, yellow plastic, green plastic, blue plastic, sponnet with red plastic, sponnet with yellow plastic, sponnet with green plastic, sponnet with blue plastic, sponnet with transparent plastic and unbagged. Fruit quality assesment was conducted in Postharvest Laboratory of Agronomy and Horticulture Department, Bogor Agricultural University and Center for Tropical Horticultural Studies. The result showed that bagging improved fruit size, external quality and accelerated fruit maturity. Sponnet with red plastic bagging resulted in the biggest fruit at harvest. Sponnet with yellow or with red plastic baggings were able to maintain fruit peel smoothness up to 85%. Sponnet and plastic bagging resulted in better external quality than bagging with plastic only. Bagging did not show any effect on internal fruit quality. Keywords: colored bag, guava cv. Kristal, soluble solids content, sponnet, titratable acidity ABSTRAK Jambu ‘Kristal’ merupakan salah satu kultivar jambu biji yang sedang populer saat ini. Jambu Kristal memiliki daging buah berwarna putih, berbentuk bulat tidak beraturan serta berbiji sedikit. Selama pertumbuhan dan perkembangan buah mengalami berbagai perubahan fisik dan kimia dan rentan terhadap serangan hama, yang secara keseluruhan dapat mengurangi nilai komersial sehingga menyebabkan kehilangan yang signifikan dari segi hasil panen dan kerugian ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh warna dan bahan pemberongsong terhadap perbaikan kualitas buah jambu ‘Kristal’. Penelitian dilaksanakan pada November 2013 sampai April 2014, di kebun petani yang berlokasi di Cikarawang, Dramaga, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor yaitu pemberongsongan buah, dengan sepuluh taraf dan lima ulangan. Perlakuan pemberonsongan menggunakan plastik merah, plastik kuning, plastik hijau, plastik biru, sponnet dan plastik merah, sponnet dan plastik kuning, sponnet dan plastik hijau, sponnet dan plastik biru, sponnet dan plastik bening serta tanpa pemberongsong. Pengujian kualitas buah dilakukan di Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberongsongan memperbaiki pertumbuhan, kualitas eksternal dan mempercepat pematangan buah. Pemberongsongan sponnet dan plastik merah menghasilkan buah dengan ukuran terbesar pada saat panen. Pemberongsongan menggunakan sponnet dengan plastik kuning atau merah mampu menjaga kemulusan buah hingga 85%. Pemberongsongan sponnet dan plastik menghasilkan kualitas eksternal yang cenderung lebih baik dibandingkan pemberongsongan hanya dengan plastik. Pembrongsongan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas internal buah. Kata kunci: asam tertitrasi total, jambu ‘Kristal’, sponet , padatan terlarut total, pemberongsong berwarna
Jurnal Hortikultura Indonesia | 2016
Ahmad Nur Hidayat Gena Ari; Maya Melati; Sandra Arifin Aziz
ABSTRACTPerennial sow thistle (Sonchus arvensis L.) is one of medicinal plants which has potential in healing kidney disease. However, quality and sufficient supply of perennial sow thistle seedling with good quality is inadequate. This research was aimed at producing perennial sow thistle seedling generatively and to determine the suitable type of growth media and media volume for its production. The experiment was conducted in experimental field at Cikarawang, IPB from October 2015 to January 2016. The experiment was laid out in completely factorial randomized design (3x3) with three replications. The two of treatment factors were volume of growth media (9, 12, and 29 mL) and composition of growth media (100% goat manure, 50% goat manure + 50% rice hull charcoal, and 33% goat manure + 33% rice hull charcoal + 33% coco peat) (v:v). The results showed that larger media volume produced better perennial sow thistle seedling. There was significant effect of interaction between media volume and composition of growth media to some variables: leaf number, leaf length, leaf width, plant weight, shoot weight, root length, and total flavonoid concentration. The result showed that 50% goat manure + 50% rice hull charcoal and combination of media volume 12 mL was strongly recommended for production of perennial sow thistle seedling.Keywords: coco peat, flavanoid, manure, rice hull, seedlingABSTRAKTempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk mengatasi masalah penyakit batu ginjal. Besarnya potensi yang dimiliki oleh tempuyung belum diimbangi dengan penyediaan bibit yang baik dan jumlah yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bibit tempuyung melalui pembibitan secara generatif, serta menentukan jenis media tanam dan volume media yang tepat. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Cikarawang IPB, pada bulan Oktober 2015 sampai Januari 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama adalah jenis komposisi media tanam yaitu menggunakan 100% pupuk kandang kambing, 50% pupuk kandang kambing+ 50% arang sekam, dan 33% pupuk kandang kambing + 33% arang sekam + 33% cocopeat (v:v), faktor ke dua adalah volume media dengan ukuran 7.9, 12, dan 29 mL tiap lubang pada tray, setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan volume media yang lebih besar (29 mL) menghasilkan pertumbuhan dan hasil bibit tempuyung yang lebih baik. Terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jenis komposisi media dan volume media terhadap peubah jumlah daun, panjang daun, lebar daun, bobot total dan bobot tajuk tanaman, panjang akar serta kadar total flavonoid. Perlakuan media terbaik untuk produksi bibit tempuyung komposisi media 50% pupuk kandang kambing + 50% arang sekam (v:v) dengan volume media 12 mL.Kata kunci : arang sekam, cocopeat, flavonoid, pembibitan, pupuk kandang kambing
Indonesian Journal of Agronomy | 2009
Leo Mualim; Sandra Arifin Aziz; Maya Melati
Indonesian Journal of Agronomy | 2005
Maya Melati; Wisdiyastuti Andriyani
Indonesian Journal of Agronomy | 2008
Maya Melati; Ai Asiah; Devi Rianawati
Indonesian Journal of Agronomy | 2008
Hilda Susanti; Sandra Arifin Aziz; Maya Melati
International Journal of Sciences: Basic and Applied Research | 2015
Bachtiar Bachtiar; Munif Ghulamahdi; Maya Melati; Dwi Guntoro; Atang Sutandi
Asian Journal of Plant Sciences | 2014
Alce Ilona Noya; Munif Ghulamahdi; Didy Sopandie; Atang Sutandi; Maya Melati
Archive | 2012
Leo Mualim; Sandra Arifin Aziz; Slamet Susanto; Maya Melati
Indonesian Journal of Agronomy | 2009
Munif Ghulamahdi; Maya Melati; Danner Sagala