Network


Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.

Hotspot


Dive into the research topics where Sarwiji Suwandi is active.

Publication


Featured researches published by Sarwiji Suwandi.


Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa | 2018

SPEECH ACTS AND FUNCTIONS OF EXPRESSIVE SPEECH OF POLISH BIPA LEARNERS AT UPT BAHASA UNS

Evrin Septya Lilasa Siagian; Sarwiji Suwandi; Andayani Andayani

This study aimed to describe the use of speech acts in the form of locutionary acts, illocutionary acts, perlocutionary acts, and expressive speech acts used by foreign learners in the learning process of Indonesian Language for Foreigners (BIPA). This research used descriptive qualitative method. The subject of this research was a Polish student who had been joining Darmasiswa Program at UPT Bahasa, Universitas Sebelas Maret. The technique of collecting data was by using freelistening-participating-speaking (SBLC). The technique of analyzing data was by using the interactive model. The interactive model used in this research was the extralingual interactive model. The results showed that there were types of locutionary acts, illocutionary acts, perlocutionary acts, and functions of expressive speech acts consisting of congratulating, expressing gratitude, criticizing, complaining, giving compliment, apologizing, offering and motivating. Keywords/phrases: speech acts, expressive speech acts, BIPA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan tindak tutur berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan tuturan ekspresif yang digunakan pemelajar asing dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa asing asal Polandia yang sedang mengikuti program Darmasiswa di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Teknik pengumpulan data adalah teknik perekaman dengan metode simak bebas libat cakap (SBLC). Analisis data menggunakan metode padan ekstralingual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis-jenis tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi dan fungsi tuturan ekspresifnya yang terdiri dari tuturan ekspresif mengucapkan selamat, terima kasih, mengkritik, mengeluh, memuji, meminta maaf, menawarkan, serta memotivasi. Kata Kunci/frase: tindak tutur, tuturan ekspresif, BIPA Speech acts and functions – Evrin S.L. Siagian, S. Suwandi, Andayani E-ISSN 2541-0075 13 A. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah sebuah program yang diberikan untuk pemelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia dengan maksud tertentu. Pemelajar BIPA adalah orang asing bukan penutur bahasa Indonesia (Kusmiatun, 2016:1). Pembelajaran BIPA memiliki target tertentu, yaitu membentuk pembelajar berkemampuan berbahasa secara wajar. Dalam pengertian yang lebih luas, kewajaran ini terkait dengan hal-hal lain, termasuk di dalamnya budaya yang senantiasa melekat dalam substansi bahasa. Karena itu di samping persoalan karakteristik personal pembelajar, persoalan budaya juga ikut terlibat dalam penciptaan pembelajaran BIPA (Widodo 1994, hal. 3). Perbedaan bahasa dan budaya tersebut mempengaruhi kemampuan pemelajar asing dalam melakukan komunikasi dalam bahasa Indonesia. Tingkat kemampuan pemelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat pemula hingga dengan pelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan pemelajar BIPA tersebut, muncul berbagai macam tindak tutur yang dihasilkan dalam kegiatan belajar. Tindak tutur merupakan bagian dari bahasa yang menjelaskan bagaimana bahasa itu digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau tindakan. Searle (1969, hal. 23) dalam praktik penggunaan bahasa di masyarakat terdapat tiga macam tindak tutur yang harus dipahami bersama. Ketiga macam tindak tutur di dalam pemakaian bahasa yang sesungguhnya di masyarakat tersebut adalah tindak tutur lokusi (locutionary acts), tindak tutur ilokusi (illocutionary acts), dan tindak tutur perlokusi (perlocutionary acts). Tindak tutur yang digunakan oleh pemelajar asing dalam pembelajaran BIPA salah satu tuturan yang dihasilkan adalah tuturan ekspresif. Yule (2014b, hal. 93) berpendapat bahwa dalam tindak tutur ekspresif terdapat pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan, meliputi mengucapkan terima kasih, terkejut, mengucapkan selamat datang, mengucapkan selamat, gembira, khawatir, sombong dan rasa tidak suka. Penelitian ini mengkaji jenis tindak tutur dan fungsi tuturan ekspresif dalam proses pembelajaran BIPA oleh pemelajar asing asal Polandia penerima beasiswa Darmasiswa di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Bahasa UNS. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya tuturan ekspresif yang digunakan penutur ketika berinteraksi dalam pembelajaran BIPA dan belum adanya penelitian terkhusus tuturan yang dihasilkan oleh penutur asal Polandia di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret sehingga menarik untuk diteliti. Muliastuti (2017), “Darmasiswa adalah program beasiswa yang ditawarkan kepada semua mahasiswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, seni, musik, dan kerajinan. Peserta dapat memilih salah satu dari 45 universitas di berbagai kota di Indonesia”. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merupakan salah satu universitas kota pilihan yang ditawarkan. Para pemelajar asing penerima beasiswa Darmasiswa tersebut kemudian dibimbing oleh pengajar untuk belajar BIPA di UPT Bahasa UNS. Di UPT Bahasa UNS terdapat 13 pemelajar asing penerima beasiswa Darmasiswa yang berasal dari berbagai Negara, yakni Myanmar, Vietnam, Jerman, India, Mesir, Peru, Turkmeniztan dan Polandia. Penelitian ini berfokus pada tuturan yang dihasilkan pemelajar asing Darmasiswa asal Polandia. Hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya kemampuan berbahasa Indonesia dan kecakapan dalam proses pembelajaran BIPA di UPT Bahasa UNS. Sebelum menempuh beasiswa Darmasiswa, pemelajar Polandia terlebih dahulu mempelajari bahasa Indonesia dari negara asalnya. Hal ini yang melatarbelakangi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi Lingua Didaktika | Volume 12 No 1, 2018 14 P-ISSN: 1979-0457 yang dimilikinya jauh lebih tinggi dibanding peserta Darmasiswa lainnya, sehingga tuturan yang dihasilkan pun lebih bervariatif. Selain itu, pemelajar asing asal Polandia ini juga telah 3 kali berkunjung ke Indonesia, dan telah mengunjungi pulau Sumatera, Jawa, dan Bali sehingga berbicara dalam bahasa Indonesia tidak lagi dianggap sulit, bahkan memiliki beberapa kosakata daerah sesuai wilayah yang pernah dikunjunginya, seperti bahasa Jawa dan bahasa Batak. Hal ini menyebabkan penutur asal Polandia memiliki daya pragmatik yang tinggi ketika berbicara. Penelitian terkait tindak tutur dalam bahasa Indonesia cukup banyak dilakukan, misal tindak tutur bertanya (Haerunnisa, 2017), tindak tutur penerimaan dan penolakan (Hermaji, 2013), tindak tutur ekspresif dalam film Intouchables (Rochmah, 2016), tindak tutur ekspresif menyalahkan (Riswanti, 2014), dan tindak tutur ekspresif Mario Teguh (Wulandari, dkk 2015). Penelitian relevan di atas hanya terfokus pada hasil tuturan yang dilakukan oleh penutur asli Indonesia dengan fokus kajian yang berbeda-beda. Berbeda dalam penelitian ini, hasil tuturan dihasilkan oleh penutur asing dalam pembelajaran BIPA. Hasil tuturan yang dilakukan oleh pemelajar asing asal Polandia memiliki ragam dan fungsi yang berbeda. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang tindak tutur dan fungsi tuturan ekspresif pemelajar asing asal Polandia dalam interaksi pembelajaran BIPA di UPT Bahasa UNS. Masalah penelitian ini mengkaji bentuk tindak tutur dan tuturan ekspresif yang terjadi selama proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan tindak tutur berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan tuturan ekspresif yang dihasilkan pemelajar asing asal Polandia. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat menjadi pengembangan ilmu pragmatik dan memberikan sumbangan terhadap pemahaman tindak tutur dan bentuk ekspresif khususnya dalam pembelajaran BIPA di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan tindak tutur dan fungsi tuturan yang dihasilkan oleh seorang mahasiswa asing asal Polandia. Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subjek dengan kriteria tertentu (purposif) karena peneliti ingin mengidentifikasi hal-hal khusus dari topik penelitian (Poerwandari, 2005, hal. 43). Subjek pada penelitian ini adalah pemelajar asing asal Polandia yang sedang menempuh beasiswa Darmasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (Moleong, 2012, hal. 4). Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dengan tiga teknik utama, yaitu pertama teknik simak bebas libat cakap. Dalam teknik simak bebas libat cakap, penulis berperan sebagai penyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi di dalamnya (Mahsun, 2012, hal. 93). Penulis dalam teknik simak libat cakap ini tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan langsung dengan mitra wicara. Analisis data menggunakan metode padan ekstralingual, yaitu teknik analisis data yang alat penentunya adalah unsur di luar bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan, misalnya penutur, lawan tutur, konteks tuturan, dan lain-lain. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa (Mahsun, 2012, hal. 120). C. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan permasalahan penelitian, pada bagian ini disajikan hasil penelitian berkaitan dengan tindak tutur dan fungsi tuturan ekspresif oleh pemelajar asing asal Speech acts and functions – Evrin S.L. Siagian, S. Suwandi, Andayani E-ISSN 2541-0075 15 Polandia di UPT Bahasa UNS. Peneliti menggunakan inisial dalam kutipan percakapan yang dilakukan di dalam kelas, PAP (pemelajar asing asal Polandia), PAV (pemelajar asing asal Vietnam), PAJ (pemelajar asing asal Jerman), PAT (pemelajar asing asal Turkmeniztan) dan PB (pengajar BIPA). 1. Hasil Penelitian tentang Bentuk Tindak Tutur Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan baha


IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya | 2018

Moral Value In Archipelago Islamic Perspective In Children’s Stories In Bobo Magazine and Kompas Daily

Heru Kurniawan; Herman J. Waluyo; Sarwiji Suwandi; Budhi Setiawan

After conducting research with an in-depth study of the moral aspects with the perspective of Islamic Archipelago in the children’s story on Bobo Magazine and Kompas Daily, two substantial findings were found. First, the dominant moral values in children’s stories are the value of hard work, honesty, obedience, responsibility, friendship, courage, discipline, compassion, sharing, and creativity, all of which are related to children’s moral formation. Second, values moral stories of children in the context of the Islamic archipelago related to the relationship of children’s moral values in children’s stories in the context of Islam based on the Al-Qur’an and Al-Hadits and the context of children’s moral values in children in the context of Indonesian humanity and Archipelago culture.


International Conference on Teacher Training and Education 2017 (ICTTE 2017) | 2017

The Role of Local Wisdom in the Malay Folklore Mempawah as Base of Character Education on Children in Primary School (Study Folklore in West Borneo)

Sri Kusnita; Sarwiji Suwandi; Muhammad Rohmadi; Nugraheni Eko Wardani

This article analyses describe the role of local wisdom which is contained in Malay folklore Mempawah in forming character education for children of elementary school. Local wisdom in society is very important because it shows customs, traditions, and cultural values which have rooted in society life of Malay Mempawah. The problem that arises in society is the lack of awareness to apply the value of local wisdom in everyday life that is actually the values contained in folklore. By understanding the Local Wisdom contained in folklore, it is expected that it can be used as a mean to form character in a child by inserting folklore in the learning material. The method used is naturalistic method by using literary anthropology approach. The data collecting technique done by the writer is direct observation, recording, interviews, and document study. The result of the research was analyzed by using interactive model data analysis that was data reduction, data display, and conclusion. The results of this study are: First, value of local wisdom relates to the society’s personality (1) forgiveness, (2) togetherness value, (3) sense of responsibility and keeping promise. Second, value of local wisdom relates to customs that is tradition of buang-buang. Third, value of local wisdom relates to life equipment of society. The role of local wisdom contained in folklore as the basis of character education in elementary school is not only useful as a means of learning moral values, customs, and culture but also can be used as a means to preserve the folklore itself.


Humanus | 2017

CODE-MIXING AND SWITCHING OF THE NOVEL KUKEJAR CINTA KE NEGERI CINA BY NINIT YUNIT

Deri Rachmad Pratama; Sarwiji Suwandi; Nugraheni Eko Wardani

CAMPUR DAN ALIH KODE DALAM NOVEL KUKEJAR CINTA KE NEGERI CINA KARYA NINIT YUNITAAbstractCode-mixing and code-switching cannot be avoided in a bilingual society. Besides in daily utterances, code-mixing and code-switching are also used in language literature. The use of code-mixing and code-switching in literature is certainly based on its contexts. This topic is essential to study because it really reflects what it is in a particular society rather than the use of the language in terms of its beauty. In addition, it is closely related to the social and cultural life as a form of language as the tool of communication. This study is aimed to describe and explain code-mixing and code-switching with the function in the novel Kukejar Cinta ke Negeri Cina written by Ninit Yunita. Data are collected by simak method. The data are validated by triangulation theory and analyzed by padan intralingual method that refers teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP). The results of the study about code-mixing are outer code-mixing which are English, Mandarin, and Arabic languages and inner code-mixing which is Javanese language. The study result of code-switching is found externally that is the use of English, Mandarin, Indonesian, and Arabic. Keywords: code mixing, code switching, function, novel, Kukejar Cinta ke Negeri Cina Abstrak Campur kode dan alih kode tidak akan bisa dihindari pada masyarakat dwibahasa. Selain dalam tuturan kehidupan sehari-hari juga digunakan dalam bahasa karya sastra. Penggunaan campur kode dan alih kode dalam karya sastra tentu berdasarkan konteks. Topik tersebut penting untuk dikaji karena sifatnya lebih nyata dalam merefleksikan apa yang ada pada masyarakat tertentu daripada penggunaan bahasa hanya dari segi keindahannya. Selain itu, erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya sebagai wujud bahasa untuk alat komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan campur kode dan alih kode serta fungsinya yang terdapat pada novel Kukejar Cinta ke Negeri Cina karya Ninit Yunita. Data tentang campur kode dan alih kode yang terdapat dalam novel ini didapatkan dengan metode simak, yaitu dengan cara mengidentifikasinya. Validasi data dilakukan dengan triangulasi teori. Data dianalisis dengan metode padan intralingual. Metode ini memiliki teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP). Hasil kajian ini diperoleh campur kode yang sifatnya ke luar, yaitu menggunakan bahasa Inggris, Mandarin, dan Arab sebagai wujud campur kode. Selain itu, campur kode bersifat ke dalam dengan menggunakan bahasa Jawa. Alih kode yang ditemukan bersifat ekstern, yaitu menggunakan bahasa Inggris, Mandarin, Indonesia, dan Arab.


4th Asia Pacific Education Conference (AECON 2017) | 2017

BUILDING STUDENTS' CHARACTER THROUGH FAIRY-TALE TEXTBOOKS

Aida Azizah; Joko Nurkamto; Sarwiji Suwandi; Muhammad Rohmadi

Indonesian language teaching has been developed based on character-building approach. One effort that can be done to develop and teach values of character education towards students is through fairy-tale textbooks. Fairy-tale is one of literary works which is not only for reading as entertaining media, but also for building characters and influencing the readers. Therefore, the contents of the fairy-tale should perform moral values that are good for the students’ character development. The ideal expectation of the fairy-tale reading activity is that the students can identify types of characters and apply them into their daily lives so that they will shape a good personality. Character-building values integrated in fairy-tale textbooks are stated in the material contents and teaching-learning activities. The contents of fairy-tale textbooks can be one of the modelling types of character value implementation in students’ personality. In the teaching and learning process as the developing digital era, the students are taught to behave well. However, in the real implementation, fairy-tales as the media of students’ character-building, are decreasing as the existence of online games. It shows that the students’ perspective to leave literary works becomes higher in the daily life. On the other side, the existence and quality of fairy-tale textbooks used by Indonesian language teachers are still low and only restricted from the textbooks provided by the government. Related to this, efforts to realize the character-building through fairytale textbooks need to be seriously made since character-building can be implemented in fairy-tale appreciation subject.


Journal of Education and Practice | 2015

The Implementation of Contextual Approach in Solving Problems Understanding Syntax: "Sentence" Indonesian at Universities in Surakarta, Indonesia.

Tutik Wahyuni; Sarwiji Suwandi; St. Y. Slamet; Slamet


Journal of Education and Practice | 2014

The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from Cognitive Style

Andri Pitoyo; Herman J. Waluyo; Sarwiji Suwandi; Andayani


RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya | 2018

CAMPUR KODE BAHASA JAWA BANYUMASAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Bekty Tandaningtyas Sundoro; Sarwiji Suwandi; Budhi Setiawan


International Journal of Instruction | 2018

Contextual Approach to the Development of an Indonesian Syntax Textbook in Higher Education in Indonesia.

Tutik Wahyuni; Sarwiji Suwandi; St. Y. Slamet; Andayani Andayani


The Tenth Conference on Applied Linguistics and The Second English Language Teaching and Technology Conference in collaboration with The First International Conference on Language, Literature, Culture, and Education | 2017

Local Wisdom and Function in Burung Pipit Ajaib Folklore and Its Existence as a Reflection of the National Culture on Modernization Era

Sri Kusnita; Sarwiji Suwandi; Muhammad Rohmadi; Nugraheni Eko Wardani

Collaboration


Dive into the Sarwiji Suwandi's collaboration.

Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

St. Y. Slamet

Sebelas Maret University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

Joko Nurkamto

Sebelas Maret University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Sri Kusnita

Sebelas Maret University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Budhi Setiawan

UniSource Energy Corporation

View shared research outputs
Researchain Logo
Decentralizing Knowledge