Am Azbas Taurusman
Bogor Agricultural University
Network
Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.
Publication
Featured researches published by Am Azbas Taurusman.
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management | 2016
Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman; Prihatin Ika Wahyuningrum; Vita R. Kurniawati
ABSTRACTKarimunjawa National Park is one of the national parks that have the objective to maintain fish populations in the Java Sea, where one of them is grouper. Grouper is one of the target fish in the national park. The objective of this study is to assess the conditions and dynamics of the grouper fishery in Karimunjawa National Park. Fish landing surveys were conducted to collect the data. Fishing gear types, grouper species, and weight of each species were collected. Calculation of Catch per Unit Effort (CPUE) per month and two-way ANOVA statistical tests were used for data analysis. Results of this study indicated that catches of grouper using speargun was significantly higher than the catch using handline. There was a seasonal cycle of the grouper catch, where the value of the highest CPUE occurred in transitional season between the west and east monsoon season, from March to May.Key words: CPUE, grouper fishery, Karimunjawa National Park-------ABSTRAKTaman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu taman nasional yang salah satu tujuannya untuk mempertahankan populasi ikan di Laut Jawa, dimana salah satunya adalah perikanan kerapu. Ikan kerapu merupakan salah satu target penangkapan di perairan Taman Nasional Karimunjawa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi dan dinamika perikanan kerapu di Taman Nasional Karimunjawa. Survei pendaratan ikan dilakukan untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan kerapu, jenis hasil tangkapan, dan berat masing-masing jenis hasil tangkapan setiap trip. Perhitungan nilai Catch per Unit Effort (CPUE) setiap bulan dan uji statistik two ways ANOVA digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan kerapu dengan menggunakan speargun lebih tinggi dan berbeda nyata secara statistik dibandingkan hasil tangkapan dengan menggunakan pancing. Terdapat siklus musiman hasil tangkapan, dimana nilai CPUE tertinggi terjadi pada musim peralihan antara musim barat dan musim timur yakni dari bulan Maret hingga Mei.Kata kunci: CPUE, perikanan kerapu, Taman Nasional Karimunjawa
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management | 2016
Benaya M. Simeon; Mulyono S. Baskoro; Am Azbas Taurusman; Dwi A. Gautama
ABSTRACT Indonesia is the biggest country which produced shark in the world. Muncar Coastal Fishing Port, Banyuwangi, is a shark fishing center in East Java. Caught sharks were dominated by silky shark (Carcharinus falciformis). Primary data collected by in situ sampling and stomach content analysis. Stomach content was collected by sectio. It preserved by 10% formaline in coolbox. Silky shark had caught by shark long line and gillnet. Shark is the fish target of longline and by-catch of gillnet. Silky shark preys were grouper fish (Epinephelus sp.) as main prey and squid (Loligo sp.), beltfish (Trichiurus lepturus), sardine (Sardinella lemuru) as complementary preys. Based on stomach content analysis, silky shark was identified on 4.7 trophic level. Silky shark preys were grouper on trophic level 4.1, squid, beltfish on trophic level 4.4, sardine on trophic level 2.1. Silky shark as apex predator could be found in Bali Strait and Makassar Strait, which it classified as fertility water. The existence of silky sharks whicht prey fish in several trophic level layers made silky shark as one of the key species in Bali Strait and Makassar Strait. Catching sharks will have implications for trophic level is high or low. Keywords: feeding habit, silky shark, trophic level ------- ABSTRAK Indonesia merupakan negara penghasil hiu terbesar di dunia. PPP Muncar, Banyuwangi merupakan salah satu pusat penangkapan hiu di Jawa Timur. Hiu yang tertangkap oleh nelayan didominasi oleh hiu kejen (Carcharinus falciformis). Data primer didapatkan dari pengambilan sampel dan analisis isi lambung. Isi lambung didapatkan dari proses pembedahan. Isi lambung diawetkan dalam formalin 10% dalam coolbox. Hiu kejen tertangkap menggunakan rawai dan gillnet. Hiu menjadi ikan target pada alat tangkap rawai dan by-catch pada gillnet. Mangsa hiu kejen adalah kerapu sebagai makanan utama dan lemuru, cumi-cumi, layur merupakan makanan pelengkap. Hiu kejen (C.falciformis) yang tertangkap di Selat Bali berada pada trofik level 4,7. Mangsa utama hiu kejen adalah kerapu (trofik level 4,1) dan mangsa pelengkap lemuru (trofik level 2,1), layur (trofik level 4,4) dan cumi-cumi. Hiu kejen sebagai salah satu apex predator dapat ditemukan di Selat Bali maupun Selat Makassar yang memiliki kesuburan tinggi. Keberadaan hiu kejen yang memangsa beberapa ikan di beberapa lapisan trofik level menjadikan hiu kejen sebagai salah satu spesies kunci di perairan Selat Bali dan Selat Makassar. Penangkapan hiu akan memberi implikasi terhadap trofik level yang tinggi maupun rendah. Kata kunci: kebiasaan makan, hiu kejen, trofik level
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management | 2013
Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman
Dengan adanya Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kabupaten atau pemerintah kota memiliki peranan penting dalam pengelolaan perikanan karang. Disisi lain kapasitas sebagian pemerintah kabupaten dan kota dalam pengelolaan perikanan masih relatif lemah. Sehingga banyak pemerintah kabupaten dan kota tidak melakukan kegiatan pengelolaan perikanan karang. Kota Sabang, merupakan kota terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera, termasuk wilayah Provinsi Aceh. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Sabang, bidang perikanan merupakan salah satu bidang prioritas dalam rencana tersebut. Salah satu masalah utamanya adalah kapasitas pemerintah Kota Sabang masih terbatas dalam melakukan pengelolaan perikanan khususnya perikanan karang sehingga memiliki kelemahan dalam menyusun strategi pengelolaan perikanan. Tujuan penelitian ini adalah: adanya kajian status kelembagaan pemerintah kota sabang dalam melakukan pengelolaan perikanan karang; dan adanya strategi dan rekomendasi pengelolaan perikanan karang berdasarkan status kelembagaan. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah Institutional Development Framework (IDF) yang dikembangkan oleh Renzi (1996) dan Manulang (1999). Hasil penelitian menunjukkan secara kelembangaan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (DKPP), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan (BAPEDALKEP) berada dalam tahap pemantapan dalam melakukan pengelolaan perikanan karang. Kata kunci: kapasitas pemerintah, pengelolaan perikanan, perikanan karang
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia | 2013
Imran Taeran; Mulyono S. Baskoro; Am Azbas Taurusman; Daniel R. Monintja; Mustaruddin Mustaruddin
Perikanan giob di Kayoa, dikhususkan untuk mengeksploitasi ikan julung-julung. Kegiatan eksplotasi dilakukan sangat intensif dan hingga saat ini belum ada upaya pengelolaan. Penelitian bertujuan menentukan prioritas strategi pengelolaan perikanan giob yang berkelanjutan dan menyusun konsep implementasi dari strategi pengelolaan perikanan giob terpilih. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengisian kuisoner. Analisis data menggunakan metode AHP (Analisis Hierarki Proses). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas strategi pengelolaan perikanan giob yang berkelanjutan di Kayoa, Halmahera Selatan yaitu pengawasan terhadap eksploitasi sumberdaya ikan julung julung. Konsep implementasi dari strategi prioritas pengawasan adalah pengaturan waktu penangkapan, pengawasan terhadap penangkapan ilegal, pengawasan terhadap pengolahan hasil tangkapan, pengawasan terhadap jaringan pemasaran, dan sosialisasi tentang pentingya Pendapatan Asli Daerah. Perlu dibentuk daerah perlindungan laut di Kayoa, Halmahera Selatan sehingga dapat memantau kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan julung-julung sebagai target tangkapan utama alat tangkap giob. Giob fisheries in Kayoa is specialized to exploitat halfbeak fish. This activitiy is undertaken intensively and no management effort until now. The research objective were to determine the priority of management strategies for sustainable giob fisheries and to formulate the implementation of the selected management strategy for giob fisheries. Data was collected by using interviews and questionnaires. The data analysis used AHP (Analysis of Hierarchy Process). The result showes that the priority of management strategices for sustainable giob fisheries in Kayoa, South Halmahera, was the supervision of exploitation of halfbeak resources. The implementation concepts of monitoring the priority strategy are: setting the fishing time, supervisie the illegal fishing, supervisie the catch processing, supervisie the marketing network, and socialize the impotance of region income. It is necessary to develop a local marine sanctuary in Kayoa, South Halmahera which is in charge of overseeing the utilization and management of halfbeak fish resources as the main target of giob.
Biodiversitas | 2010
Am Azbas Taurusman
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan | 2017
Erna Almohdar; Mulyono S. Baskoro; Roza Yusfiandayani; Am Azbas Taurusman
Indonesian Fisheries Research Journal | 2017
Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management | 2016
Ruslan H.S. Tawari; Domu Simbolon; Ari Purbayanto; Am Azbas Taurusman
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management | 2016
Suardi; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman; Joko Santoso; M. Riyanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis | 2016
Fathul Amin; M Mukhlis Kamal; Am Azbas Taurusman