Network


Latest external collaboration on country level. Dive into details by clicking on the dots.

Hotspot


Dive into the research topics where Ernan Rustiadi is active.

Publication


Featured researches published by Ernan Rustiadi.


Archive | 2015

Jabodetabek Megacity: From City Development Toward Urban Complex Management System

Ernan Rustiadi; D. O. Pribadi; Andrea Emma Pravitasari; G. S. Indraprahasta; Laode Syamsul Iman

Jabodetabek has developed from the small and separated city regions into a larger and unified megacity. This area consists of Jakarta as the core city and its surrounding areas namely Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. Recently Jabodetabek has become the largest megacity in Indonesia and plays the most important role within social, economic and political aspects. However, lack of planning capacity to deal with growing complexity in managing this area should be seriously remarked. The objective of this paper is to describe the dynamics of Jabodetabek starting from the early city development toward the future megacity development. It is divided into three sections comprising planning and development history; recent status of social-economic and physical-environmental situation; and future challenges that should be anticipated to achieve sustainable development. Obviously, planning and development strategy need to be transformed into adaptive, inclusive and integrated approaches within a continues incremental process to reach the development vision.


Archive | 2018

Land Use and Spatial Policy Conflicts in a Rich-Biodiversity Rain Forest Region: The Case of Jambi Province, Indonesia

Ernan Rustiadi; Baba Barus; Laode Syamsul Iman; Setyardi Pratika Mulya; Andrea Emma Pravitasari; Dedy Antony

Jambi is one of the provinces in Indonesia with rainforests that support a rich biodiversity of flora and fauna. However, in the last two decades, Jambi Province has been experiencing rapid deforestation, expansion of monoculture plantation crops (especially palm oil and rubber), mining activities, and other types of natural resource exploitation. Various forms of anthropogenic disasters such as floods, peat subsidence, and forest fires have become more frequent in this region. Another serious problem is the conflict between different land use policies, especially governmental policies, land grabbing, and encroachment of forest and conservation areas. The objectives of this study are: (1) to overlay the existing land use maps over maps of the regional spatial plan, mining concession areas, and forest status, and (2) to analyze the land use and policy conflicts as well as their consequences. More than 2.2 million hectares (ha), or approximately 44.6% of land in Jambi province, which is located outside the forest area, is abandoned or is unproductive. Approximately 96% or more of the protected area (834,800 ha) is still maintained in accordance with its function. The space use conflicts mainly occur in the form of policy disagreements between the government institutions, namely between central government institutions of spatial planning, forestry, agriculture, as well as energy and mining. Furthermore, conflicts have also occurred because of the disagreement of local communities with the policies of the central government, local governments, and corporations (mostly mining and agricultural companies).


MAJALAH ILMIAH GLOBE | 2016

ANALISIS SPASIAL KELEMBAGAAN PETANI DAN KEMISKINAN PETANI TANAMAN PANGAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DI PROVINSI JAMBI

Inti Pertiwi Nashwari; Ernan Rustiadi; Hermanto Siregar; Bambang Juanda

ABSTRAK Empat puluh persen (40%) masyarakat Indonesia yang terlibat dalam pertanian masih hidup di bawah garis kemiskinan. Berbagai upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingginya jumlah petani miskin belum mampu menurunkan kemiskinan petani secara berarti. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kegiatan pertanian, fasilitas fisik pertanian dan akses kelembagaan petani terhadap pengurangan kemiskinan petani tanaman pangan di Provinsi Jambi. Provinsi Jambi dipilih sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini memiliki kemiskinan di pedesaan yang tinggi dan Nilai Tukar Petani (NTP) yang paling rendah di Indonesia. Pendekatan spasial metode Geographically Weighted Regression (GWR) dipilih sebagai pendekatan alternatif dalam analisis kemiskinan petani karena dapat mempertimbangkan adanya keragaman karakteristik kemiskinan dan penyebab kemiskinan yang berbeda di masing-masing wilayah. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa banyaknya desa dengan jaringan jalan beton/aspal berpengaruh signifikan dalam menurunkan kemiskinan petani tanaman pangan di beberapa kecamatan Kabupaten Kerinci, satu kecamatan di Kabupaten Merangin dan seluruh kecamatan di Kabupaten Sungai Penuh. Semakin besar persentase desa yang melakukan kegiatan pemberdayaan dana bergulir/simpan pinjam untuk modal usaha pertanian selama tiga tahun terakhir di Kabupaten Sungai Penuh dan beberapa kecamatan di Kabupaten Kerinci akan menurunkan jumlah kemiskinan petani tanaman pangan di wilayah tersebut. Keberadaan fasilitas irigasi dan kegiatan pertanian tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan petani tanaman pangan. Kata kunci : kemiskinan, petani tanaman pangan, analisis spasial, Geographically Weighted Regression ABSTRACT Forty percent (40%) of Indonesian people in agriculture sectors are still living under the poverty line. The government policies have been implemented to reduce poor farmers but it’s not significant. The purpose of this study is to describe the spatial pattern of agricultural activity, the agricultural facilities and farmers access to the farm institution and to analyze its impact on poverty reduction in food crop farmers in Jambi Province. Jambi Province is selected because have high number of poverty in rural area and the lowest Farmer’s Term of Trade Indices (NTP) in Indonesia. Spatial approach Geographically Weighted Regression (GWR) was used to analyze the factors influencing the poverty among food crops famers and consider the diversity of the characteristics of poverty and a cause of poverty is different in each region. The result of this study are rural area with asphaltroads was significantly influence reducing poverty food crop farmers in several districts Kerinci, districts Merangin and districts Sungai Penuh. Rural area with empowerment activities by revolving fund for agriculture also significantly influence reducing poverty food crop farmers in the district Sungai Penuh and district Kerinci in the last three years. The irrigation facilities and agricultural activities not significant reduce farmers crops poverty. Keywords : poverty, food crop farmer, spatial analysis, Geographically Weighted Regression


Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan | 2016

PEMETAAN LAHAN BERPOTENSI UNTUK MENDUKUNG USULAN PERENCANAAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA BARAT)

Dwi Ratnawati Christina; Ernan Rustiadi; Baba Barus

Dengan dibuatnya UU No 41, 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) diharapkan mampu mengontrol kecepatan konversi lahan sawah ke penggunaan lain. Peraturan ini masih baru sehingga belum banyak diimplementasikan, termasuk penentuan wilayah, lahan utama dan lahan cadangan. Jawa Barat adalah provinsi kontributor pangan beras terbesar secara nasional, yang didukung dengan adanya lahan sawah yang potensial. Analisis spasial dapat digunakan untuk menentukan daerah lahan potensial pertanian pangan berkelanjutan di provinsi berbasis data dan informasi pendukung. Tujuan studi ini adalah (1) menginventarisasi data dan informasi untuk identifikasi lahan potensial perlindungan lahan pangan berkelanjutan, (2) mengindentifikasi lahan pangan potensial di tingkat provinsi dan kabupaten, dan (3) mengembangkan data dan informasi lokasi potensial untuk diusulkan menjadi kawasan, lahan pangan utama dan lahan cadangan perlindungan lahan pangan berkelanjutan pada tingkat provinsi dan kabupaten. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor utama dalam penentuan daerah pertanian pangan berkelanjutan adalah ketersediaan lahan. Di tingkat provinsi, hasil menunjukkan adanya usulan perencanan wilayah yang umum, termasuk penggabungan beberapa kawasan yang kecil dan indikasi adanya daerah lahan utama dan cadangan. Usulan perencanaan pada tingkat provinsi dapat dipakai sebagai referensi dalam persiapan usulan pada tingkat kabupaten, dengan data yang lebih detil pada kawasan, lahan utama dan cadangan, bersamaan dengan prediksi luasan lahan. Pada tingkat kabupaten, implementasi PLP2B sebaiknya diintergrasikan dengan partisipasi masyarakat.


Sosiohumaniora | 2015

ANALISIS KINERJA KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (ANALYSIS OF FOOD SECURITY PERFORMANCEIN WEST NUSA TENGGARA)

Enirawan; Setia Hadi; Bambang Juanda; Ernan Rustiadi

Isu ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni ketersediaan pangan yang memadai di tingkat wilayah, namun merupakan daerah rentan pangan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif ketahanan pangan dan analisis regresi. Kinerja ketahanan pangan pada aspek ketersediaan adalah surplus, namun pada aspek distribusi belum stabil sedangkan aspek konsumsi ditandai masih tingginya persentase penduduk miskin dan rasio kasus gizi buruk per 1000 penduduk walau dengan trend menurun. Untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah di Provinsi NTB maka perlu upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian, peningkatan akses lembaga keuangan, peningkatan peran koperasi dalam mendukung kegiatan usaha tani dan distribusi pangan, Pendidikan masyarakat serta pengembangan pelayanan kesehatan di Provinsi NTB


Sosiohumaniora | 2014

DAMPAK PARTISIPASI DALAM KEGIATAN KEMASYARAKATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERDESAAN DI INDONESIA

Ahmadriswan Nasution; Ernan Rustiadi; Bambang Juanda; Setia Hadi

Penelitian ini meneliti dampak partisipasi dalam kelompok kemasyarakatan (kegiatan keagamaan, olah raga, dan arisan) terhadap pendapatan (dengan proksi pengeluaran perkapita) rumah tangga di perdesaan Indonesia. Hasil penelitian menemukan ada hubungan kausal dua arah antara pengeluaran perkapita dan akses pada kegiatan kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan adanya masalah endogenitas, sehingga artikel ini menggunakan pendekatan probit kuadrat terkecildua tahap (2SPLS) yang dapat mengontrol endogenitas. Dengan menggunakan data hasil survei Badan Pusat Statistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam organisasi kemasyarakatan secara positif memengaruhi pengeluaran perkapita, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pengeluaran perkapita dan lama sekolah kepala rumah tangga secara positif terkait dengan akses terhadap organisasi kemasyarakatan. Dari temuan ini, strategi pemerintah untuk untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga di perdesaan dapat bersifat kelompok dengan mendorong jumlah dan kegiatan organisasi kemasyarakatan dan akan mengurangi kemiskinan lebih cepat di perdesaan.


Sosiohumaniora | 2014

DINAMIKA INTERSPATIAL TOTAL FACTOR PRODUKTIVITY USAHA PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH JAWA BARAT

Asep Agus Handaka Suryana; Akhmad Fauzi; Bambang Juanda; Ernan Rustiadi

Penelitian bertujuan menganalisis produktivitas dalam perikanan budidaya air tawar di Jawa Barat telah dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai Januari 2013. Data yang digunakan berupa data primer diambil dari 273 responden pembudidaya di Kabupaten Bandung, Cianjur, Subang dan Indramayu secara purposive. Dalam penelitian ini, digunakan Interspatial Total Factor Productivity (TFP) yang merupakan variant dari Tornquist Index untuk menjelaskan perbedaan produktivitas interspasial sistem budidaya perikanan air tawar di Jawa Barat. Indeks TFP kemudian diregresikan terhadap luas lahan budidaya, kualitas benih, kualitas pakan dan dummy sistem budidaya untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat TFP. Berdasarkan data sekunder nilai tengah index interspatial TFP dalam sistem budidaya kolam 0.636 sampai 2.965, dalam sistem budidaya mina sawah 0.310 sampai 3.050, dan dalam KJA mulai dari 0.908 sampai 1.737 Nilai TFP dari data primer mulai dari 0.697 sampai 2.133. Hasil regresi memperlihatkan variabel kualitas benih dan kualitas pakan memainkan peran paling dominan terhadap peningkatan nilai TFP. Perubahan TFP berimplikasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, dan Tenaga Kerja Perikanan Jawa Barat. Kata kunci: Total Factor Productivity, budidaya perikanan air tawar, ekonomi wilayah


MAJALAH ILMIAH GLOBE | 2014

Pemodelan Penetapan Lahan Sawah Berkelanjutan Berbasis Regresi Logistik dan Evaluasi Lahan Multikriteria di Kabupaten Sukabumi

Sigit Santosa; Ernan Rustiadi; Budi Mulyanto; Kukuh Murtilaksono; Widiatmaka Widiatmaka; Noer Fauzi Rachman

ABSTRAK Salah satu faktor yang berpengaruh dalam penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk identifikasi tingkat kesehatan terumbu karang adalah konfigurasi saluran spektral sensor. Pemahaman tentang saluran spektral yang berpengaruh positif terhadap proses identifikasi kesehatan terumbu karang sangat penting dalam efisiensi pemetaan, baik dari segi waktu maupun akurasi yang didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari saluran spektral yang berkontribusi positif terhadap identifikasi kesehatan terumbu karang, dengan menggunakan bantuan analisis PCA (Principle Component Analysis) dan Factor Loadings pada citra Landsat 7 ETM+ dan ASTER. Tingkat kesehatan terumbu karang dilihat dari persentase tutupan karang hidupnya dan dibagi menjadi empat kelas yaitu Sangat Baik (>75% tutupan karang hidup), Baik (50-74%), Sedang (25-49%) dan Rusak ( 75% live coral reefs cover), good (50-74%), medium (25-49%), and bad (<25%). To find the most effective bands for coral reefs health identification, multispectral classification was applied on Principle Component (PC) bands combinations. Afterward, the mapping accuracy of each PC bands combination was assessed. Each accuracy assessment result was evaluated with factor loadings analysis result to understand the contribution of different spectral bands on the resulting mapping accuracy. The results show that green band is the most effective spectral band which provides the highest contribution to the mapping, while red band provide the lowest contribution. Blue band, which is the best water penetration band, was less efficient than green band due to the strong Rayleigh scattering that affects more significantly on shorter wavelengths. Keywords: Landsat 7 ETM+, ASTER, PCA, factor loadings, coral reefs


IOSR Journal of Humanities and Social Science | 2014

Developing for Water Resources Incentives to Support System of Rice Intensification (SRI) in Jatiluhur Irrigation Area

Luh Putu Suciati; Bambang Juanda; Akhmad Fauzi; Ernan Rustiadi

Generally, System of Rice intensification (SRI) well known as paddy cultivation which are environmentally friendly and water-saving method. Its application has many advantages beside some obstacles. The choice of paddy cultivation method depends on risk factor and farmer. Incentives and compensation for farmer groups will support farmer interest to apply SRI method. Incentive for environment service, in relation with benefit transfer between the user of water resources in rural and urban area, can be the solutions of self finance alternative. The result of dynamics analysis explains that incentives for environmental services gives immediate effect againt the interest of farmer in applying SRI method than incentive from goverment and incentive for SRI grain price. One of the effort to reduce the problem of SRI application through incentives mechanismis developing institutional arrangement in macro ad micro level. The incentives scheme involves farmer group and agriculture stakeholdesr in micro level and the Ministry of State Enterprises and PAM Jaya in macro level. Keyword: water resources, incentive, system of rice intensification


MAJALAH ILMIAH GLOBE | 2013

DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN STATUS KEBERLANJUTAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PINGGIRAN KOTA WILAYAH METROPOLITAN JAKARTA

Janthy Trilusianthy Hidajat; Santun R.P. Sitorus; Ernan Rustiadi; Machfud Machfud

ABSTRAK Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara umum dikategorikan sebagai wilayah kepulauan maritim karena dominasi sumberdaya alam maupun masyarakat berbasis pada jasa kelautan. Sejauh ini, kebutuhan makanan di wilayah ini masih tergantung dari wilayah lain seperti Jawa dan Sulawesi. Penelitian ini mengembangkan konsep evaluasi potensi lahan pertanian berdasarkan data sistem lahan dan informasi fisik lahan terkini. Interpretasi citra satelit dilakukan untuk perolehan data fisik lahan yang diintegrasikan dengan data sistem lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dalam analisis spasial potensi lahan pertanian tersebut. Penerapan konsep pengembangan lahan pertanian yang digunakan menghasilkan tiga jenis potensi lahan yaitu pertanian padi sawah, pertanian lahan kering, dan pengembangan tanaman tahunan. Namun demikian, hasil penelitian masih merupakan informasi awal zonasi lahan yang memiliki potensi tersebut, dan dapat digunakan sebagai data awal untuk pengembangan lebih lanjut terhadap kesesuaian jenis pertanian sampai dengan jenis komoditasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah kabupaten ini memiliki areal potensi lahan pertanian sawah dengan kelas sesuai marginal (S3) seluas 53.000 ha atau 8,7 % dari total wilayah, potensi lahan pertanian lahan kering dengan kelas sesuai marginal (S3) seluas 44.000 ha atau 9,9 % dari total wilayah. Berdasarkan hasil analisis ini, potensi pengembangan lahan pertanian di wilayah kepulauan maritim ini cukup besar meskipun dalam kategori sesuai marginal. Lahan dengan kondisi seperti ini mempunyai pembatas-pembatas yang besar, oleh karena itu upaya-upaya manajemen pada tingkat pengelolaan harus diterapkan. Informasi spasial memiliki peran penting dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional. Kata Kunci: Lahan Pertanian, Zonasi Lahan, Kepulauan Maritim, Lahan Marginal, Pengembangan Lahan. ABSTRACT In general, Maluku Tenggara Barat Regency is considered as a maritime archipelago due to the dominance of both natural and social resources which are mainly supported by marine base services. So far, basic food needs of the region constantly depend on food production from other areas, such as Java and Sulawesi. This research developed a concept of potential agriculture site selection base on land system and current physical land information. Moreover, satellite image interpretation was used to obtain land physical data. Integration of these data with land use and land system data using a Geographic Information System tool to perform spatial analysis in order to obtaina potential farmland classification. This analysis result in three types of potential agricultural land namely wetland rice agriculture, dry land agriculture, and annual crops agriculture. This results show provisional information which has potential use for land zonation. Accordingly, the results can be used as input for further development of feasibility study for defining agricultural zone and crop types. The potential farmland class shows that land area potential for developing wetland rice agricultural amounted for 53 thousand hectares (8.7% of the total area) and dry land agricultural amounted for 44,000 hectares (9.9% of the total area); both fall in marginally suitable class (S3). Looking at the number, the potential area for developing agricultural in the maritime archipelago is actually quite large, although those are fall in the category of marginally suitable. Land in this category has great physical limitations, so that maintenance at the level of management should be implemented. This kind of spatial information actually has in important role in supporting national food security. Keywords: Agricultural Land, Land Use Zoning, Maritime Islands, Marginal Land, Development Land.

Collaboration


Dive into the Ernan Rustiadi's collaboration.

Top Co-Authors

Avatar

Bambang Juanda

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Dyah Retno Panuju

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

Setia Hadi

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Baba Barus

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Akhmad Fauzi

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Ita Carolita

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar
Top Co-Authors

Avatar

Hariadi Kartodihardjo

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Top Co-Authors

Avatar

Hermanto Siregar

Bogor Agricultural University

View shared research outputs
Researchain Logo
Decentralizing Knowledge